XI. f l ux

122 29 4
                                    

Flux; setiap orang akan selalu mengalami perubahan yang terus menerus, hingga orang itu menemukan titik lelahnya.
-

• • •

   Aileen memastikan bahwa yang dilihatnya benar-benar Jason—seseorang yang sudah lama mengisi ruang hidupnya. Rasa khawatir, kecewa, tidak enak melebur menjadi satu hingga mulut dan tubuhnya bungkam membeku. Aneh, seharusnya ia bahagia malam ini. Kim tan menyatakan perasaannya, namun Jason berdiri dengan sirat mata seperti tergores pisau. Hatinya berucap 'mereka berdua sama pentingnya', hingga akhirnya ia hanya diam.

Kim tan masih menatapnya penuh penasaran, "Gue lega, setelah sekian lama gue cuma mendem." helaan nafas masih bisa dirasakan Aileen, "Gimana?"

   Mata bisa saja berbohong seperti layaknya mulut, namun hati? Hatinya mematung melihat kepergian Jason, seperti tak rela.

"Apa lo gak bisa mikir? Huh!?" tanya Aileen serak, "Gue Aileen Salvia, sahabat lo."

Kim tan menautkan alisnya, "Gue sangat tau, semuanya tentang lo gue tau sampe akhirnya gue berani ngungkapin ini semua."

"Apasih yang lo tau tentang gue?" gumam Aileen menatap Kim tan dengan raut yang tidak bisa di deskripsikan.

"Gue gak bisa Kim, lo sahabat gue dan seperti itu sampe ke depannya." ucap Aileen dengan gelengan pelannya, "Selamanya kaya gitu."

   Tangan hangat menyentuh lengan Aileen, mengusap secara perlahan. Mata Aileen menatap Kim tan dengan rasa bersalah, Kim tan langsung mendekap Aileen. Wajah Kim tan menelusup leher, dapat tercium bau cologne strawberry mint khas Aileen.

"Oke. Gue cuma pengen lo bahagia, gue pengen ngelindungin lo, tapi status sahabat basi gak ngejamin itu Leen."

   Aileen diam tidak menolak, namun enggan membalas pelukan Kim tan.

"Lo cuma takut, dan terlalu nyaman di zona sahabat basi Leen." suara serak Kim tan memenuhi pendengarannya, "Andai gue orang lain. Kaya Jason misal, apa lo mau nerima waktu dia minta lo jadi pacarnya?"

   Bagai tersambar petir, ucapan Kim tan berhasil menusuk hingga tulang bagian dalam. Bagaimana bisa hingga Kim tan berfikiran seperti itu? Jason lebih, bahkan lebih lama bersahabat dengannya. Jika Kim tan ia tolak karena berstatus sahabat apa Jason juga akan ia tolak dengan alasan yang sama?

You know, Jason not only bestfriend him a my first love.

   Kim tan melepas pelukannya, hanya terlihat mata sembab bukan sebuah senyum kebahagiaan. Sadar akan itu, Kim tan tau Aileen tidak mengharapkan lebih dari sahabat. Dengan rasa sakit yang masih menyelimuti hatinya, dan berat hati Kim tan mengalah dengan mengajak Aileen pulang ke rumah.

   Bis terakhir ternyata masih ada, padahal awalnya Kim tan akan menyetop taksi. Kim tan menarik tangan Aileen memasuki bis, lalu duduk di bagian paling belakang.

   Suasana bis terlihat sepi, hanya beberapa orang tua dan tiga anak sekolah. Aileen masih setia menunduk, mungkin merasa aneh. Kim tan menarik kepala Aileen dengan tangan kanan, dan meletakkannya di bahu kiri.

"Tidur aja, nyampe gue bangunin."

Aileen mengangguk pelan, "Maafin gue."

"Lo gak bakal bisa gue maafin sebagai cowo yang ditolak, tapi gue bisa maklumin lo sebagai sahabat."

HeartacheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang