Yearn; rindu akan sesuatu yang dirindukan amatlah rumit, ketika sesuatu itu diinginkan maka itulah merindukan. Tapi bila tak diinginkan pasti itu rindu yang menyakitkan.
• • •
Tinunng.. Tinungg..
Suara bel mengawali pagi di rumah Aileen, melihat semua orang sedang sibuk akhirnya Aileen memutuskan untuk membukanya sendiri. Laki-laki yang memakai seragam sama dengannya tenga berdiri sambil tersenyum, Aileen tersenyum datar melihatmya.
"Masih jam lima gila!? Gue baru aja mau sepedaan." Aileen duduk di sofa lalu memakai sepatu sneakersnya.
"Ta-dahh.. gue apal kali kebiasaan lo." sindir Kim tan sambil membuka seragamnya, terlihat kaos polos hitam dengan garis putih dipinggirnya, balas Aileen. "Lo ikut? Ngacau deh!"
"Iyalah, terus gue gini mau bantuin pak Jiyong bersihin taman?"
Aileen tertawa sambil berdiri. "Emang pantes kok."
"Tungguin gue, gue ngelepas celana dulu." Kim tan langsung berlari ke kamar mandi.
Kim tan sering bermain di rumah Aileen, jadi tidak heran melihat Kim tan yang sudah apal letak-letak rumah Aileen. Kim tan juga sangat mengenal Bi Uti, mbak Loni dan pak Jiyong.
"Buruan."
"Udah?" Aileen gelagapan karena melamun, "Banyak nanya ini bocah!"
Mereka berjalan berdua tanpa sepeda, karena Aileen hanya memiliki satu sepeda dan Kim tan tidak membawa sepeda. Sebenarnya tidak hanya sekali ini mereka berolahraga bersama, sudah sering semenjak mereka dekat. Dengan berlari bersama Kim tan, Aileen tidak repot memikirkan rindu dan irinya terhadap orang lain.
"Coba deh lari sambil dengerin ini." Kim tan memasangkan earphone pada telinga Aileen.
Aileen terkejut dengan sedikit mengkerutkan kening. "Apaan sih lo, kalo gue make ini ntar gak denger apa-apa." ucap Aileen, lalu Kim tan tersenyum tipis. "Dan sekarang lo hanya dengerin suara gue aja."
"Lagu ini?" desis Aileen.
Kim tan tersenyum. "Inget kan lo? Waktu itu sampe mewek-mewek."
"Gak sengaja nangisnya bego!" Pipi Aileen memerah, lalu Kim tan menoel pipi Aileen. "Ketahuan boong!!"
"KIM TANNN..!!"
Mereka berdua berlarian di pinggir danau dekat kompleks Aileen. Kim tan terus-terusan menggoda Aileen, dengan mencibir ataupun mengolok-olok kenangan kelas sepuluh Aileen yang memalukan. Akhirnya Aileen mengehentikan larinya, lalu berjalan duduk di bangku taman.
"Kim tan.. Gu-guu guue capek." Aileen memegang dadanya yang nyeri sambil merintih lirih.
"AILEEN!?!" teriak seorang laki-laki sambil berlari menghampiri, Kim tan yang menyadari teriakan itu langsung ikut menghampiri.
Aileen memegang pergelangan cowo itu dengan nafas yang ngosngosan. "Ja-jaason." Aileen langsung kehilangan kesadaran.
"Aileen!?! Lo apain Aileen hah?" Kim tan menggoyangkan lengan Aileen, Jason menatap tajam Kim tan. "Lo yang ngapain ke Aileen!"
"Dateng-dateng nyalahin gue." suara Jason terlihat khawatir. "Aileen punya shock dadakan terus asma bodoh!! Lo sahabatnya apa sahabatnya gak tau soal itu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Heartache
Teen FictionSebenarnya, kita tak pernah benar-benar saling meninggalkan. selalu ada satu, yang kembali tetap tinggal, dan yang menunggu. -