Dilute; entah bagaimana setiap uluran tanganmu melemahkanku, semakin erat membuatku tak bisa melepas.
-• • •
Pintu kelas terbuka, derapan suara sepatu fantofel perempuan membuat kelas yang awalnya ricuh menjadi hening. Seolah tersihir, mereka semua menjadi diam dan hanya beberapa yang berbisik pelan.
"Selamat siang semua, langsung saja kita buka halaman delapan belas. Ada yang ditanyakan mengenai gambar itu?"
"Hm, bu."
"Iya? Kenapa Eun ji?"
Eun ji melirik sekilas jendela luar, lalu memandang bu Tara. "Do.. dompet saya hilang bu."
"Oke. Letakan tas kalian semua di atas meja." titah bu Tara membuat siswa-siswi sekelas berdengus kesal.
Mulai bangku belakang terlebih dahulu, bu Tara mulai mengetuk pelan meja sambil melihat isi tas yang dikeluarkan oleh masing-masing pemilik tas. Hingga tak terasa, deretan bangku depan mulai diperiksa.
Aileen mengeluarkan satu persatu barangnya, hingga dirinya membulatkan mata ketika mengeluarkan sebuah benda kotak berwarna orange-cream dan beresleting tiga.
"AILEEN!"
Semua mata berpusat pada Aileen dan bu Tara, bisikan mulai terdengar. Mulai dari hujatan, hingga ungkapan ketidakpercayaan.
"Bu.. saya tidak mengambilnya." gumam Aileen dengan kebingungan.
"Kamu bisa jelaskan di kantor." ucap Bu Tara lalu berjalan ke meja guru untuk mengemasi barangnya, "Kalian tolong diskusikan gambar halaman delapan belas dengan berkelompok."
Aileen menghembuskan nafas kasar, dirinya pasrah dengan tuduhan yang tidak ia ketahui benar tidaknya. Toh, selama ini dirinya hidup dengan ketidaktahuan akan kebeneran yang seharusnya. Sama saja. Lalu, Aileen berdiri dan berjalan menuju bangku Eun ji.
"Maafin gue."
"Eh- eh,"
Tanpa menunggu ucapan Eun ji, Aileen langsung berjalan keluar kelas. Berbagai macam tatapan mulai menghujami matanya, sungguh membuat Aileen ingin berteriak bahwa bukan dirinya yang bersalah.
Begitu pulah dengan Jason dan Kim tan yang kini hanya diam sambil mengepalkan tangan memperhatikan Aileen yang tersenyum miris bercampur pasrah.
Brak.
"Kalo gue tau ada salah satu yang ngerencanain ini, liat aja!" Kim tan berjalan ke deretan belakang, "Abis lo!" lalu keluar sambil menutup pintu dengan kerasnya hingga membuat anak sekelas menelan ludah susah payah.
"Gak cuma Kim tan, gue juga bakal ikut ngabisin tuh orang!" Jason juga ikut keluar sambil menutup pintu dengan cara yang sama seperti Kim tan.
"Gila.. gila, masaiya itu tadi Jason? Keren."
"Serem tau."
"Siapa yang ngerencanain ini coba?"
"Gue sih gak percaya kalo Aileen kaya gitu, iya nggak?"
"Iya ya, bisa juga ada yang fitnah dia."
Brak.
"Diem lo semua! Bukti udah ngejelasin kalo Aileen itu pencuri." Debora menyedekapkan tangannya dengan pandangan yang tajam dan penuh kemenangan.
• • •
Bunyi tetesan kran bocor dan juga hentakan sepatu mendominasi keadaan yang saat ini Aileen rasakan, terik matahari terpantul mengenai gawang bola.

KAMU SEDANG MEMBACA
Heartache
Teen FictionSebenarnya, kita tak pernah benar-benar saling meninggalkan. selalu ada satu, yang kembali tetap tinggal, dan yang menunggu. -