VI. f a t ed

156 40 13
                                    

Fated; mungkinkah kita bertemu hanya sebuah kebetulan? Atau mungkinkah kita ini ditakdirkan bertemu lagi?

• • •

Brukk..

"Aww- ahh" rintih Aileen ketika punggungnya bertempelan dengan lantai kayu rumah Jessica.

"Bangun buruan! Kita udah telat Aileen. Kebo."

   Aileen mengerjapkan matanya, yang semula pandangannya masih blur kini ia dapat melihat wajah Jessica yang hanya lima senti dari wajahnya.

"Baru juga jam lima." gumamnya sambil merentangkan tangan lebar-lebar.

Jessica menodongkan jam tangannya pada Aileen. "Lihat! Lihat! Lihat ini."

"APAAA!?!"

   Aileen langsung berlari menuju kamar mandi, tidak mungkin dia bisa mandi secara keseluruhan dengan minimnya waktu. Semua ini karena ulahnya yang menuruti Jason untuk pulang tengah malam, dan sekarang ia hanya bisa menggosok gigi dan cuci muka dengan cuma-cuma.

   Setelah selesai berganti seragam kerja paruh waktu, Aileen langsung berlari menuju busway yang ada di seberang gang rumah Jessica. Tidak ada waktu untuk make up atau sekedar merapikan rambut, lihatlah sekarang Aileen tidak jauh beda dengan orang mabuk yang duduk disebelahnya.

"Oh shit, kunyuk itu! Ninggalin gue dalam keadaan gini." makinya sambil memainkan jari-jarinya.

"Ash.. gue bisa gila kalo sampe kena omelan tuh macan garong! Terpaksa, terpaksa." ucap Aileen sambil menarik ujung seragamnya yang berantakan.

Wuuss..

   Gelar atlet larinya sewaktu menginjak bangku SMP kini berguna, tidak memakai pemanasan ataupun kaos olahraga. Aileen berlari dari busway tadi menuju pendakian Bukhansan, jaraknya tidak jauh ataupun dekat tapi mau tidak mau Aileen harus sampai disana sebelum omelan ketua timnya berkumandang.

   Jessica baru saja turun dari bis. Tanpa menghampiri Jessica, Aileen langsung naik menuju puncaknya. Bukan kemauannya, kakinya yang terlatih untuk sampai tujuan tanpa berhenti mampir dimanapun.

"Huft.. Huft. Gila, gila, deket juga ternyata." gumamnya sambil tersenyum samar.

"Aileen Salvia." panggil ketua timnya.

"Hadir senior." ucapnya lantang sambil tersenyum ceria, lalu matanya tertuju pada seseorang yang berdiri disamping pohon.

   Jason mengedipkan matanya sambil mengacungkan jempol. Dasar kunyuk gila!!

   Aileen menarik jempolnya dari ujung leher ke ujung lainnya, seperti seorang psikopat yang akan memotong leher sasarannya. Jason yang melihat itu hanya tersenyum geli.

• • •

"Tumben banget ya senior ngabsen lebih awal?" tanya Jessica diselah-selah makannya.

Aileen mengaduk ramen yang akan dimakannya. "Gak tau lah, untung gue gak telat. Kalo telat bisa abis, jadi daging cincang."

"HAHAHAHA!?" Jessica tertawa, "Tapi-tapi tadi lo lari? Wah si atlet mulai lagi."

"Berguna juga ya bisa lari, kalo kepepet." Aileen tersenyum membayangkan dirinya yang sedang berlari tadi.

"Oh ya! Kemaren lo diajak kemana sih sama Jason? Kencan ya?"

Uhuk..uhukk..

"Biasa kali, sampe keselek gitu." ucap seseorang sambil menyodorkan botol air mineral.

HeartacheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang