X. u t t e r a n ce

113 35 14
                                    

Utterance; ungkapan hati sungguh tak pernah berkelit sedikitpun, walau dalam rasa yang berbeda.
-

• • •

"Kenapasih lo selalu aja sok kuat? Padahal genjur gini kaya mie." sindir Jessica, "Cerita aja udah." rayu Jessica sambil memberikan jus jeruk kalengan.

Aileen menghela nafas dalam-dalam dengan sayu matanya menatap Jessica lelah, "Urusan gue, lo diem aja sana sambil doa."

"Kesel gue lama-lama sama lo!" Jessica langsung mengambil jus jeruk kalengan yang ada di tangan Aileen, "Sono beli aja ndiri, gak peduli gue."

   Senyum Aileen merekah, tingkah temannya yang satu ini membuat moodnya sedikit membaik. Bukan karena tidak ingin bercerita, hanya saja ia tidak ingin membagi kesusahan pada orang lain atau nantinya malah dikasihani.

"Apaan lo liat-liat!"

"Gue dituduh nyolong dompetnya Eun ji-"

"Siapa yang nuduh?" sergah Jessica langsung menoleh antusias pada Aileen, "Biar gue gorok tuh orang."

"Gak adasih, cuma ketahuan aja. Mungkin gue emang nyolong kali ya?"

Jessica langsung menoyor kepala Aileen gemas, sambil memutar bola matanya. "Bodoh kebangetan."

   Rumah tingkat dengan perabotan mewah, mobil, dan saham-saham pada perusahan ternama membuat Jessica berpikir betapa bodohnya orang yang mengira Aileen sebagai pencuri dompet.

"Lo taukan kalo gue mabuk bawaannya kegilaan? Ya itu kali ya." Aileen cengeges seperti menemukan jawaban.

"Diperiksanya jam ke berapa?"

"Selesai istirahat." jawabnya lalu mengambil hp yang tergeletak di sampingnya, "Si curut kemana ya Jes?"

"Persetan sama curut, pikirin masalah lo coba Leen." tangan Jessica merebut Hp Aileen lalu menyembunyikannya di bawah bantal.

Aileen mengusap wajahnya kasar, "Udah mikir Jes, sampe kebakaran otak gue." lalu mengambil remote dan menyalakan tv, "Gue bisa apa ha? Eun ji anaknya komite sekolah juga kan?"

"Eh tapikan curut juga."

"Udah ah gue ngantuk, ntar kalo pak Jiyong dateng bangunin." ucap Aileen pasrah.

Jessica menimpuk Aileen dengan bantal. "Untung lo cantik, tapi otak sedengkul!"

• • •

Tok..tok..tok..

"Jes, bukain cepet. Aduh ganggu gue banget sih!" geram Aileen sambil menutupi kedua telinganya dengan bantal, "Anjing!! Jes. Jessica? Jes."

   Tak ada jawaban sedikitpun dari si empu nama, akhirnya dengan berat mata maupun hati Aileen berjalan menuju pintu. Rambut dan seragam berantakan tak dihiraukan Aileen, yang jelas ia ingin menuju alam mimpi lagi.

   Kenop pintu pun ia tarik, sambil menggaruk rambutnya. Deheman suara serak berat khas lelaki seolah membangunkan Aileen, lalu matanya membulat terkejut.

"Ngapain lo berdua kesini?"

   Keduanya pun tertawa dengan keadaan Aileen, berantakan—khas perempuan ketika bangun tidur.

"Ngapa berdua ketawa? Cewe kalo bangun tidur juga gini kali. Lo berdua kalo punya pacar ya begini ntar." cerocos Aileen santai, padahal dirinya sudah menahan kepingan kulit wajahnya yang mengelupas.

HeartacheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang