chapter3 'Mengejutkan'

307 164 40
                                    

Neo adalah cinta pertamaku semasa Smp dan untuk kesekian kalinya aku kembali kepelukannya secara diam diam.

Jika dihitung mungkin sudah tidak bisa dihitung jari lagi selama 3 tahun ini aku comeback with Neo.

Tiga tahun berlalu, dari awal masuk SMP sampe berakhirnya masa SMP cowok yang selalu bersamaku adalah Neo.

Meskipun semua cowok yang pernah datang berusaha untuk mengambil hati seorang Avi, namun satu yang sulit dipungkiri Neo adalah tempat berlabuh.

                                   *

Baru 1 bulan hubungan ku dan Neo kembali terjalin, tiba-tiba datanglah Gidion atau yang akrab dipanggil Dion ini yang awalnya ku anggap teman saja, namun penuh dengan perhatian serta pengertian.

" Hai goblok,apa kabar nya lo? Sombong sekali mentang-mentang udah SMA ya? " Tanya Dion mengganggu ku.

" Ah bukan begitu, lo aja yang gak nongol nongol, entah masih hidup ntah udah Dead...Tiba tiba aja sekarang nongol bilangin gue sombong lagi, Shongong lo ." Celetus ku kasar.

Ya! Aku dan Dion memang suka begitu, tidak ada drama diantara kita, dan tidak ada basa basi lagi.

" Lagi apa Vi? "
" Udah makan belom? "
" Mandi gih, bau banget hari ini Vi."

Kata kata inilah yang selalu terlontar oleh mulut Dion kepadaku. Sebagai teman wajar tidak aku untuk baper kepada primadona sekolah ini.

Namun,

Berbeda halnya dengan Neo yang selalu sibuk dengan urusannya dan terlalu sering melupakan aku sehingga membuat aku merasa nyaman akan hadirnya Dion.

Hanya kata maaf yang selalu terlontar pada mulutnya Neo, lelaki macam apa itu, mencintai dengan penuh maaf tanpa berjanji untuk tidak mengulanginya.

                                 *
Disiang yang terik ini, matahari mulai menampakkan sinarnya, aku terduduk di bawah pepohonan untuk menunggu angkutan umum. Serta mengechek semua sosial mediaku, Pikirku saat itu kali aja ada yang nge-chat buat pesen barang daganganku ternyata yah masih gitu-gitu aja.

Tiba-tiba seseorang datang mengejutkanku  dari belakang pohon.
Ternyata dia Dion teman semasa Smp yang sekolahnya gak begitu jauh dari sekolahku, bisa dibilang jarak antara sekolahku dan dia hanya berbatas dua buah rumah saja.

Baaa!!!!
Ucap Dion mengejutkanku.

Aku menoleh ke arah nya sambil mrmasang wajah kesal, namun seketika kesal ku hilang saat ku tau itu adalah Dion.

" Hoi apa kabar? Baik kan, ohya btw lo ngapain disini? " Tanya Dion sambil terduduk disebelahku.

Aku menjawab rada sinis " Heh! Emang lo sendiri disini ngapain? Ya nunggu angkot lah, pertanyaan gak bermutu banget, susah ya ngomong sama orang kaya lo, dari dulu emang gak berubah."

Dion tertawa terbahak-bahak dan bahkan aku pun bingung dia ketawa karna hal apa, entah apa yang ada di otaknya saat ini.

Tiba-tiba suasana sunyi mencekam, setelah terhenti dari tawanya Dion melontarkan pertanyaan padaku. " Jing cowok lo siapa sekarang? masih ama yang lama? " Tanya Dion berturut- turut.

Karna aku sudah mulai tak biasa dengan kata-kata kotor lagi, jadi kalo sesekali didengar ditelinga berasa sakit banget.

" Itu mulut atau tong sampah, kotor banget bahasa yang barusan keluar nyet. Iya btw kenapa ya? " Jawabku kesal.

" Enggak papa sih kepoin hidup lo doang haha." Jawab Dion cengegesan.

Aku membalas memberikan pertanyaan yang serupa pada Dion " Nah lo gimana, masih sama Sisi? " Tanyaku pelan.

" Ah udah enggak ko, udah lama engga."
Jawab Dion dengan memasang tampang sedih dan melihat ketanah, seakan Dia menghindari untuk melihat ke aku agar tidak ketahuan apa yang sedang dia rasakan.

" Kalo boleh gue tau masalahnya apaan? Kenapa bisa putus, kan lo udah hampir setahun tuh sama mantannya temen gue ." Celoteh ku pada Dion.

Dion serasa ragu harus mulai menceritakan nya dari mana, dia seakan bingung dengan yang udah dia alami.
" Aduh gue jadi curhat lagi nih kayanya " Jawab Dion dengan menggosok kepalanya sendiri.

" Iya gak papa kek baru kenal aja monyet satu ni. " Gurauku dan tertawa.

Lima detik suasana diam mencekam bibir Dion, dan Dion menghirup dan menghembuskan nafas lalu kembali melanjutkan kata nya.

" Banyak faktor yang bikin dia ninggalin gue, faktor pertama karna Mamanya gak suka gue pacaran sama anaknya. Kedua, gue itu dibawah dia kalo soal materi. Dan yang ketiga, dia bilang dia bosan." Kata Dion menunduk kebawah seakan semuanya terlihat begitu menyakitkan.

Aku berusaha menghibur Dion dengan berkata " Aduh yang sabar ya, semua akan baik baik aja kok akan indah pada waktunya. " Balasku sambil mengusap bahunya dan tersenyum.

" Gak papa kok, gak ada yang perlu disedihin karna kata indah itu sudah ada di depan mata." Jawab Dion melirik ke arahku dan tersenyum.

Aku serasa terpaku oleh kata katanya barusan, seakan-akan kata itu menunjukkan kalo dia merasakan apa yang sempat aku rasakan, ah tapi aku tidak ingin GR terlalu dalam dulu.

Bagaimanapun Dion adalah teman semasa SMP ku, dan lagi pula aku sudah mempunyai Neo yang super cuek dan gak ada kata romantisnya ini.

Sedikit sebel sih tapi apalah daya cinta menahanku untuk pergi dari Neo.

Lama waktu berlalu aku menahan semua yang kurasakan dan yang selalu menjadi pendengar yang baik adalah Dion.

Dion bukan lagi hanya sekedar teman melainkan sahabat yang selalu ada disaat aku dalam masa masa menyakitkan ini.

Aku didiamkan Neo berhari hari, dan pada hari ke 7 aku menelfon Neo dan jawaban yang ku dapat hanyalah diam belaka.

Pada saat hati sudah tidak tahan merasakan beban ini, aku pasrah dan bahkan meminta maaf atas apa yang telah terjadi yang pada dasarnya memang bukan salahku.

Dan aku juga jujur pada Neo kalo aku belakangan ini sempat dekat dengan Dion tapi hanya sebatas teman, bagaimana pun juga dia tetap kekasihku.

                             *

Suatu pagi ponsel ku berbunyi.

Dering
08131253xxxxx

Terlihat nomer yang tidak dikenal masuk dan aku segera membaca pesan yang barusan masuk.

" Maaf sebelumnya kak ini Sisi, Sisi mau nanya? ada belakangan ini kakak bbm an sama Dion kak?. "

Pesan dari Sisi ini sangat mengejutkan sekali, dan langsung ku hubungi Dion.

" Lo dimana? Sisi sms gue dan dia nanya kita bbm an gak? Dan ya gitulah pokonya. " Tanyaku resah.

" Iya lo jawab aja iya,kita bbm an belakangan ini, jawab aja seadanya. " Jawab Dion simple.
.
.
.
.
.
.
.
Vote vote vote vote!

My MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang