chapter4 'Mulai terlihat'

228 141 25
                                    

Ku balas pesan singkat Sisi seadanya.

" Hemm iya masih kok dek, cuman kemaren kami udah gak chat lagi, tapi tadi pagi dia masih chat kakak ko! " Jawabku.

" Ohgitu... Makasi ya kak :) " replay Sisi.

Gak beberapa lama setelah pesan terkirim. Masuklah notice baru dari Dion.

Dion : " Nanti kalo ada Sisi nanya kita sedekat apa? Bilang aja kita dekat cuma sebatas teman SMP ya, tolong ya Vi. "

Avisa : " Oh, tentu. "

Ternyata dia masih mencintai Sisi, itu semua terlihat karena dia takut mengakui ada rasa terhadapku didepan Sisi.

Tapi terlepas dari itu aku tetap sabar, karena menurutku semuanya emang pure teman semasa SMP ku.

*dering*
Hp ku berbunyi,pertanda ada pesan yang masuk, seraya meletakkan buku di meja aku mengambil handphone ku dari saku rok.

From : Sisi.

" kak, sedekat apa sih kakak sama Dion? "

Pesan ini menyatakan pertanyaan yang jawabannnya sudah dijawab oleh Dion tadi.

Sesegera mungkin aku membalasnya.

" gak ada kok dek, cuma sebatas teman SMP aja. Kamu tau lah kakak sama dia itu dulu gimana!. Btw dia juga bilang kalo dia sayang sama kamu, tapi kamu nya mah gitu uU "

Candaku padanya, sebenernya aku udah sebel nih, balas kaya sok akrab gini. You know lah ya dia itu gimana.
Beberapa saat berlalu berturut turut notice dari Dion masuk.

Dion : PING!!!
Dion : PING!!!
Dion : PING!!!
Dion : Vi ada Sisi nanya gitu tadi? Dia gak percaya kalo kita sebatas teman Vi, dia ngira lain, jadi sekarang saya mohon sama kamu untuk bilang sama Sisi kalo kita sebatas teman dan tolong yakinin dia Vi, Saya mohon bantu Saya kali ini aja.

Aku melongoh membaca pesan yang baru saja masuk, serasa gak percaya lelaki playboys semasa SMP ini bisa takluk oleh seorang Sisi yang bisa dibilang kelakuan serta tampangnya yang mines.

Ku yakinkan Sisi kalo aku gak ada apa apa dengan Dion, dan alhasil pesanku hanya diread tanpa dibalas. *gak sopan sekali.

                                ***

Pagi yang cerah ini membuat ku sedikit malas malasan dan terpaksa terkapar di tempat tidur.

Aku berusaha untuk meraih handphone yang terletak di meja dekat lampu tidur dan sesegera mungkin untuk menceknya.

Baru ku nyalakan handphone ku masuk beberapa pesan dari Dion dan berkata " Morning sayang " mataku tebelalak melihat membaca pesan ini!

Serasa tak percaya kalo ini benar benar Dion, ku usap usap mataku dan ku lihat lagi, dan ternyata memang benar kalo ini pesan dari Dion.

Teman macam apa yang tidak akan baper kalo seorang temannya memperlakukannya seperti kekasihnya sendiri.

Harusnya pagi ini aku menerima ucapan dari Neo kekasihku bukannya Dion temanku tapi macam kekasih,hah! kurasa dunia sudah mulai gila saat ini.

Aku tampak kesal pagi ini, ku banting hp ke tempat tidur dan ku ambil lagi, entah apa yang ada di benakku saat ini .

Aku kirim kan ucapan selamat pagi pada Neo .

" Pagi sayang,eh menurutku saat ini kita udahan aja ya,cari aja cewek selain aku lagi,aku bosen diginiin terus sama kamu. "

Sedap sekali kan, pagi pagi Neo udah dapat ucapan yang sangat lezat pagi ini.

Dan gak lama masuklah jawaban simple " iya " dia memang lelaki yang super duper cuek, tapi ini keterlaluan,bahkan udah diputusin pun jawabannya tetap menyebalkan.

                                 *
Hari ini ada acara band di lapangan Ikada dekat sekolah, disana juga ngadain bazar serta malamnya juga ngadain pasar malam.

Kebetulan Resty datang cuma buat kasih tau kalo hari ini lagi ada acara besar-besar an di lapangan Ikada.

Resti mengajakku untuk ikut gabung buat Nonton band ibukota itu, serta menikmati sorak-sorai bazar yang diadakan hari ini " Vi nanti ada acara di lapangan Ikada, mu ikut gak? Aku pergi nih ama anak-anak." tanyanya seakan aku gak tau dengan berita yang udah kesebar kemana-mana ini.

" Vi, budeg apa gimana? Ditanyain kok diam doang." Resti mengulang pembicaraannya dengan melemparkan beberapa butir kacang yang ada di tangannya.

Aku kesal dan langsung melongoh ketika di panggil budeg " Eh mul---" menoleh kebelakang dengan menunjuk Resti yang sudah mengangkat tangannya ke hadapanku, Resty memotong pembicaraanku " Ehh jangan marah , becanda hehee... " Balasnya tersenyum mengeluarkan gigi putih nya itu.

Aku mengikuti keinginan Resty untuk ikut menonton Acara Band siang ini. Panas sih, tapi gak papa lah bosen juga dirumah terus sambil ditemenin gadged.

Suara sorakkan terdengar dimana-mana, lautan manusia bersorak-sorai ketika melihat anak Band ibukota keluar dari belakang panggung.

Ternyata dan ternyata Drummer dari Band tersebut adalah Dion, ya tidak salah lagi, dia adalah Dion anak SMA sebelah yang nakal nya mintak ampun itu.

Dia terlihat semakin gagah menggunakan kaca mata hitam yang trendy di zaman ini. Namun seketika suasana bosan menggeruguti fikiranku dan semua ini memaksa untuk pulang.

" Pulang yuk, bosen..." Dengus ku pada Resty. Resty menjawab dengan nada tinggi karna tingginya suara speaker yang sedang berbunyi " Nanti ae lah Vi, kalo kamu mau balik duluan ya duluan aja." jawabnya tanpa mempedulikan aku.

Aku menuju jalan pulang melambaikan tangan untuk memberhentikan Taxi yang sedang melaju.

Ternyata disebelahku ada Sisi bersama Kemala yang sedang berdiri-diri melihat ke arah panggung. Kok disini ada Sisi? Apa dia nunggu Dion, kalo iya kenapa gak langsung ke sana aja ya. Batinku berkata-kata.

Gak lama kemudian Sisi yang udah sejak tadi sibuk dengan hp nya memanggil seseorang yang menuju ke arahnya.

" Dion....." Sorak Sisi dari jauh.

Dion melihat lambaian tangan Sisi, dan langsung menuju ke arah Sisi, seketika Dion memutar kepalanya ke arahku.

" Hai! Avi... Lo ada disini ? Udah dari tadi ya? " Tanyanya denganku, tanpa Dion tau Sisi menatapku sarkartis seakan mengancamku untuk tidak mendekati Dion.

Dion membelakangi Sisi dan mengarah ke arahku, " Lo ngapain disini? Gak gabung ke sana ...? " Tanya nya berturut-turut. Kemala ikut memandangi ku seperti Sisi memandangi ku dengan tajam. Aku diam terpaku takut melihat mereka seperti hantu dibelakang Dion.

" Gak, ngg..ngg..gak papa gue mau pulang, bye."  Ucapku pada Dion

                               *

Semakin lama semakin dekat..
Inilah yang kurasakan dengan Dion, dekat bukan berarti pacaran.

Tapi apa namanya kalo bukan PHP , bicara udah romantisan, dan bentar lagi juga mau ketemuan.

" Lagi dimana yang?. "
Tanya Dion.

" Dirumah sayang . " jawabku mengikuti alur nya.

" Kamu bisa keluar gak malam ini? Saya lagi di kafe Tirta nih, saya jemput ya.. Tunggu diluar ." Balas Dion tanpa banyak tanya.

" Oke " Jawabku simple.

Pesan masuk dari Dion, inu pertama kali aku pergi keluar bareng cowok, ya ampun mana mungkin bisa dua kepribadian yang berbeda digabungin jadi satu.

Kata kasar berubah menjadi mesra, lo gue berubah drastis menjadi saya kamu,semua udah berubah, gak ada yang sama .

Dan sesampainya di kafe Tirta.
.
.
.
.
.
.
Vote vote vote vote !!!!

My MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang