chapter5'KETAHUAN'

180 113 22
                                    

Hai hai hai...
Sebelum baca Vote dulu
Biar lebih semangat baca nya wkwkwk
.
.
.
.
.
" Eh rambut kamu berantakan ? " Kata Dion merapikan rambutku.

Aku memandangi wajah tampannya, aku melihat aura ketampanannya meningkat drastis ketika melihat tampang seorang Gidion melongoh merapikan rambutku.

Mataku menatap tajam Dion, Dion membalas tatapan ku, saat itu aku benar benar gugup serasa tak sanggup untuk berkata apa lagi.

Aku segera memalingkan pandanganku darinya dan segera menuju ke dalam kafe.

" Ugh... Makasi ya, la.. La.. Lanjut dulu ya. " Kataku sambil berjalan meninggalkan Dion.

Aku gak tau kenapa tiba tiba disana ada Sisi yang sedang duduk bersama temannya Kemala. Kurasa mereka masih baru disana, soalnya sepergi Dion menjemputku, Dion gak bilang dan bahkan Dion terkejut ketika melihat mereka sedang duduk di meja belakang dekat pantai.

Aku dan Dion terkejut melihat mereka, seakan akan kedekatan kami terbongkar di hari ini.

Tanpa pikir panjang, aku langsung menarik tangan Dion pergi keluar kafe dan meminta Dion mengantarku pulang.

" Kamu jahat. " Jawabku sebel.

" Jahat kenapa? Saya juga ga tau loh kalo dia ada disini, ya kali saya ngajak kamu kalo ada dia disini Vi ! " Jawab Dion membela diri.

" Ya pokoknya sekarang aku mau pulang, terserah apapun alasannya aku ga mau denger, dan sekarang anter aku pulang. " Tegas ku.

Malam ini aku nerima pesan lagi dari Sisi .

" Cie yang katanya cuma sedekat teman tapi jalan berdua tuk... Jelas kali bangkai nya."

Aku gak berdaya buat balas pesan yang barusan masuk, aku ber inisiatif buat ngaduin ini ke Dion besok, pokoknya dia harus tanggung jawab soal ini, gak mau tau .

                               ***

Pagi pagi gini bunda udah mintain aku buat ke market dekat rumah Dion buat beli bahan buat dimasak nanti, huh malasnya lagi ucapku Uu.

" Pagi cantik ." Sapa Dion dari lorong seberang.

" Kenapa pagi pagi udah dimari pak? " Tanya ku.

" Emang ada larangan pagi pagi ga boleh disini? Gak kan ! " Jawabnya ngaur.

" Yaudahlah bye . " Kataku sambil berjalan meninggalkan Dion.

Aku melupakan sesuatu dan kembali menuju Dion untuk memberitahukan kalo semalam aku nerima pesan dari Sisi.

" Eiiitttss tunggu dulu . "

" Apa lagi ? Katanya mau pergi, giliran gak di larang terus malah balik, cewek emg gitu, suka dikejar. " Jawabnya sambil menaikkan alisnya.

Aku memukul kepalanya dengan tanganku, ketika Dion melontarkan kata kata barusan.

" Aw... Sakit tau, luka nih... Obatin gih. " Desahnya manja.

" Dasar!! Udah liat sini. " Jawabku menarik dagunya ke arah handphone ku.

Tidak seperti yang ku bayangkan, Dion menjawab dengan simple.

" Oh gitu, bagus dong. "

" Yon, kali ini bener bener aneh deh, tau anehnya dimana? " Tanyaku.

" Dimatamu. " Jawabnya menunjuk ke arah mataku.

" Arggg kesel ngomong sama kamu, yaudah aku mau pulang, bye " Jawabku ngomel ngomel sendiri.

Sepanjang jalan pulang aku selalu ngomel sendiri melihat kelakuannya sejak awal ketemu .

Ditambah lagi sesampai di rumah, bunda bilang kalo tadi ada yang nge- chat di bbm.

Secara gak langsung bunda ngaku dong kalo dia baca chat aku dan ngacak-ngacak android ku .

" Eh Avi ada yang ngechat dia bilang pagi sayang ? " sapa bunda sambil ngeledek.

" Bunda baca pesan Avi? Ah Bunda itu cuma temen doang ko. " Jawabku malu malu.

Ya ampun harusnya tadi ku bawa handphone ku ke duanya, nah jadinya diledek bunda kan *tepok jidat .

Aku merasa sangat malu dan kehabisan kata kata, tanpa menunggu lagi aku langsung berlari ke atas menuju kamar, dan setelah ku buka ternyata itu pesan dari Dion.

Tu anak bener bener gak jelas apa maunya.

                                  *

Rasyika Meydissa Ginting
Siapa lagi kalo bukan dari keluarga pak Ginting, iya bener ini adik dari Dion, wanita yang akrab dipanggil Rasyi ini 2 tahun lebih kecil dari ku, dia adik kelas ku juga loh.

Siang ini ada acara aqiqahan Daffa Ginting ( adik ke 2 Dion ) jadi aku di undang ke acara nya.

Aku datang dengan pakaian yang bisa dibilang simple dan gak neko neko.
Menggunakan baju kaos lengan panjang dan jeans serta sepatu converse yang selalu ku gunakan ini.

" Avi... "

Terdengar suara teriakan dari arah kiriku. Tak lama muncul sosok seorang Dion menggunakan kemeja putih dan celana dasar goyang.

" Haha tanggung Jas sama topi hitamnya pak. " Candaku membuka percakapan.

" Hehe... Emg nya mau kemana pake jas segala buk ! " Sanggah Dion.

" Ya biar langsung ke KUA bareng Sisi." Jawabku lesu.

" Haha... Sebenernya kamu sedih sendirikan bilang Saya ke KUA bareng Sisi, cemberut gitu. " Jawab Dion mencontohkan gaya bibirku.

Aku pergi meninggalkan Dion dan bertemu dengan Mama Dion .

" Siang Tan. " Sapa ku.
Tante Mae memandangku seakan berfikir aku ini siapa, gak lama setelah itu muncul Dion dan meraih tanganku.

" Ini Avisa Ma, temen SMP Dion. "
Jawab Dion dan tersenyum.

Aku segera menyalami tangan Tante Mae, Tante Mae membalas dengan senyum dan menyambut tanganku .

" Oh Avi temannya Dion, Tante kira tadi siapa, soalnya Tante baru liat kamu sekarang kan, maklumlah udah tua, rada pikun gitu.." Sanggah Tante Mae.

" Gak papa kok Tan. " Jawabku dan tersenyum.

" Dion, ajak Avi duduk dong, Ohya Vi makan dulu lah, Tante mau kesana dulu ya sayang."

" Iya Tan. "
" Iya Ma. "

Jawab ku serentak dengan Dion.

Sembari menyuap makanan tiba tiba datanglah Dion bersama seorang wanita remaja seusiaku.

.
.
.
.
.
.
Next part!

My MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang