chapter15

37 12 13
                                    

Bun, Avi pergi dulu, tukang ojek udah jemput. Teriak ku dari luar pagar pada Bunda yang sedang berada di dalam Rumah.

Motor Ninja berwarna hitam yang dikendarainya bediri di depan rumahku.

" Kamu bilang apa tadi? " Ucap Dion sehabis membuka Helm yang sedang digunakannya.

" Eng-ngak ngak papa." Gugup ku pada Dion .

" Kalo kamu gak ulang lagi, kamu jalan kaki aja! " Katanya mengancamku.

Aku mengelilingi nya sembari berfikir akan kata-kata yang barusan dikatakan Dion.

" Kamu yakin? " Ucapku  menyodorkan bibir dekat pada telinga Dion.

Dion terdiam dan melirik ke arahku.

" Yakin dong." Ucapnya seakan dia sedang tidak terkait perjanjian apa-apa denganku dan melipat kedua tangannya dan menaruhnya di atas perutnya.

" Yaudah kalo gitu, kamu gak boleh jemput aku pagi dan pulang sekolah, kita gak jadi buat Friendz---" Ucapanku dipotong Dion.

" Eh, iya iya diam ya sayang, naik gih nanti kita telat loh." Telunjuk Dion menempel di bibirku, seakan dia menyuruhku untuk berhenti bicara.

Praakk...
Satu tepukan melayang di bahu Dion sembari aku menaiki motor nya yang sangat Tinggi ini.

" Aw sakit," Dengus Dion.

" Hah! Kamu bilang apa?" Kataku memalingkan wajah kedepan, kearah Dion.

" Enggak kok, gak papa hehe... Telinga kamu agak git--tu ya, agak apa sih? Agak ya gitu lah." Jawab Dion memutar bola matanya dan turun dari motor.

Rasanya pagi ini, aku ingin tertawa besar karna udah habis-habisan becandain Dion.

Ku tahan tawa ku, dan ...

" Yaudah cepat naik, kita kesekolah, kalo Sisi liat terus marah sampe bikin kamu putus aku gak tanggung jawab ya, soalnya garansinya udah gak ada ku produksi lagi buat mantan." Kataku keras dan menekan Dion.

Sebenarnya aku udah susah nahan tawa yang begitu besar, tapi apa boleh buat dari pada nanti Akting ku gagal cuma gara-gara ini mendingan di tahan dulu.

Sesampainya disekolah.

" Cepat turun, saya mau kesekolah juga." Katanya mengusirku.

" Ya sabar dong, aku kan pake rok, kamu pikir gampang turun dari sini, bentar."

" Udah." Ucapku turun dari motor Dion.

" Nanti pulang sekolah aku tunggu di warung depan." Ucap Dion memberitahuku dan segera memasukkan gigi motornya.

Dion meninggalkanku tanpa harus mendengarkan aku bicara terlebih dahulu.

" Enggak ah, malas banget kesana, banyak anak cowok dari sekolah kamu Dion." sorakku pada motor yang telah melaju dari arahku itu.

Huh dasar!!! Awas aja nanti.
Kataku ngomel-ngomel sendiri sambil berjalan.

" Woi... Tadi kesekolah bareng Dion ya." Kata Resti mengejutkan ku dari belakang.

Aku terdiam tanpa kata.

" Avi, dengerin aku dong." Resek Resti padaku.

Aku memutar bola mataku dan menghembuskan nafas, sambil bilang pagi-pagi udah ditanyain wartawan hehe, tanpa menghentikan langkah, aku terus berjalan .

                                  *

Bel pulang sekolah telah berbunyi, jam pelajaran berakhir dan aku yakin saat ini Dion sudah menunggu diluar pagar.

My MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang