Fake 07 - Cowok Gila

3K 285 189
                                    

Happy Reading.

Melepas penat dengan berjalan-jalan di mall, rupanya itu bukan ide yang baik. Karena semua uangku pasti akan terkuras habis untuk memanjakan mata. Berdiri di depan toko sepatu, aku memandang berbagai model sepatu yang dipajang pada etalase. Mataku tak lepas dari sepatu sneakers berwarna putih dengan paduan warna tosca di dalamnya. Cantik!

Saat hendak berbalik dan masuk ke dalam toko, tiba-tiba saja ada sosok tubuh yang menabrakku. Tubuhku oleng, lantaran tidak bisa menjaga keseimbangan. Kupikir... pantatku akan menyentuh dingin lantai marmer, tapi itu tidak terjadi, lantaran ada sesuatu yang menahan tubuhku. Hingga tercium wangi musk yang menusuk indra penciumanku.

Aku terpaku pada sosok lelaki yang kini memelukku. Menahan bobot tubuhku agar tidak terjatuh.

"Kau nggak papa?"

Jika saja aku tak mendengar suaranya. Mungkin... aku tak akan menyadari bahwa dia adalah seorang pria. Bagaimana aku tak salah duga, kulitnya bersih seputih susu, hidung mancung sempurna. Bibir tipis, tanpa perlu mewarnai kelopak bibirnya pun sudah menghadirkan rona merah di sana. Matanya jernih, minim kelopak. Tidak besar tapi juga tidak sipit. Alisnya tebal menukik, berwarna gelap serupa dengan surai dan irisnya. Semua itu sangat mendukungku untuk berkata bahwa ia adalah seorang yang cantik.

Alam sadarku mengingat akan tanda bahaya, bahwa semua laki-laki itu berengsek. Dengan setengah menyentak, aku melepas pelukannya dan berdiri tegak.

"Hey... kalau jalan pake mata dong," sewotku.

"Maaf."

"Kelvin...." Suara teriakan seorang wanita dari arah depan, membuatku mengalihkan perhatian.

Tanpa diduga, pemuda itu menarik tubuhku ke arahnya. Mempersempit jarak di antara kami, dan semua yang terjadi di luar perkiraan dan imajinasiku.

"Aku tau ini salah, tapi aku harap kamu bisa bekerja sama."

Suaranya terdengar lembut tapi tegas. Aku meleleh saat dia menempelkan bibirnya di atas bibirku. Hanya menempel!

Apa dia... GILA? Hatiku menjerit tidak terima atas perlakuannya. Ini pelecehan namanya.

Saat aku ingin melepaskan diri dan meneriaki pemuda itu. Bibirnya terlepas paksa, sesuatu menariknya menjauh dariku. Mata ini membulat tidak percaya melihat adegan di depanku.

Pemuda itu tengah merintih kesakitan lantaran telinganya ditarik oleh seorang wanita paruh baya. Jika kutebak itu ibu dari pemuda yang tengah di jewernya. Dia terlihat cantik dengan mengenakan dress berwarna biru laut yang membungkus tubuhnya. Sangat anggun sebagai seorang wanita, berbeda denganku yang hanya mengenakan celana jeans sobek-sobek dan kemeja flanel, membuatku terkesan urakan dan tomboy.

"Mah... lepas. Sakit Mah, aduh...."

"Beraninya kamu cium cewek depan Mama. Kamu ini bikin malu saja!"

"Cewek itu pacar Kelvin, Mah."

"Pacar?"

Aku diam memperhatikan interaksi antara ibu dan anak itu. Meski emosi sudah di ubun-ubun ketika tiba-tiba dia menciumku, lalu mengaku bahwa aku kekasihnya. Namun, aku memilih diam dan mengendalikan diriku. Drama di depanku sudah menarik perhatian pengunjung mall, aku tidak ingin menambah situasi semakin panas dan tidak karuan. Sehingga diam menjadi pilihanku saat ini.

"Iya. Dia pacar Kelvin, Mah."

Pacar? Pacar dari Hongkong?

Dia pikir, dia siapa? Seenaknya saja mengatakan bahwa aku pacarnya.

IZNA'S Fake BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang