Fake 14 - Marry Me, Please

2.5K 234 256
                                    

Happy Reading 😊😊

"Ayo, Vin. Buruan lamar Izna, Mama 'kan juga pengen punya cucu."

Untuk yang ke sekian kali, Ferlin mendesak Kelvin untuk menikah.

"Nanti, Mah."

Suara lembut Kelvin mengalihkan fokus Izna yang semula menatap Arka, kini beralih pada sosok yang duduk di sebelahnya. Mata gadis itu terlihat berkaca-kaca, nampak menahan tangis. Alis Kelvin sedikit terangkat kala melihat Izna.

Gadis yang biasa terlihat cerewet itu nampak rapuh. Izna tidak menyadari kapan pemuda itu datang, dan dia tidak peduli. Namun, ia berharap Kelvin mau membantunya pergi. Secepat mungkin!

Izna menyadari bahwa dirinya terlihat menyedihkan di depan Kelvin. Namun, apa boleh buat? Dia ingin segera enyah dari situasi yang membuat dirinya mengalami sesak napas.

Bawa aku pergi, please....

Kelvin menangkap maksud dibalik tatapan mata Izna. Pemuda itu tahu, ada permohonan dalam wajah sendu itu.

"Mah, Kelvin balik dulu." Ferlin yang tengah sibuk dengan bayi Arka nampak terganggu dengan suara putranya.

"Loh, kok pulang?"

Ada nada bingung, Ferlin menangkap keanehan dari calon menantunya. Sedari tadi Izna hanya diam, tanpa berniat menyapa atau berbasa-basi dengan teman-temannya.

"Iya, kenapa pulang?" sambar Nea. Wanita itu belum puas mengganggu Izna.

"Izna capek, Mah. Dia belum pulang dari tadi sore," ujar Kelvin. Pemuda itu mulai tidak sabar. Namun, terlihat kerutan di dahi Kelvin, dia tengah menganalisa tentang situasi yang ada di depannya.

Sepasang suami istri dengan bayi dalam gendongan. Keluarga kecil yang mengaku teman Izna. Namun, sang empunya menutup rapat mulutnya dan menghindari percakapan. Siapa mereka? Pikir Kelvin.

Meski banyak pertanyaan dalam benaknya, Kelvin enggan bertanya. Dia memilih diam, hingga suara Ferlin membuyarkan lamunannya.

"Ya ampun... Mama lupa kalau Izna dari kampus. Ya sudah, Kelvin antar Izna pulang ya. Biar Mama pulang sama supir." Izna menarik napas lega kala Ferlin akhirnya mengijinkan dirinya untuk pergi.

"Kalian nggak tinggal serumah?" Nea mulai kepo dengan hubungan Izna dan pemuda di depannya. Jelas dia tahu, kalau Ferlin bukan mama Izna.

"Nggak, Nea. Izna itu calon mantu tante," jelas Ferlin. Raut pias terlihat jelas di wajah Nea.

Niatnya ingin membuat Izna sakit hati dengan keluarga kecilnya. Malah dirinya yang terkejut. Sedangkan Arka hanya diam. Kesedihan tergambar jelas di wajahnya. Ayah satu anak itu kembali menyesali perbuatannya. Sebanyak apa pun dia menyesal, dirinya telah kehilangan Izna. Dan kini, gadis yang namanya selalu tersemat di hatinya telah menjadi milik pria lain.

"Hai... aku Nea, sahabat Izna dan ini Arka, suamiku." Nea mengulurkan tangan untuk berkenalan dengan Kelvin. Namun, pemuda itu hanya diam sembari menatap Nea intens.

Tarikan kuat Kelvin rasakan. Pemuda itu menoleh saat dirasa Izna menarik kemeja yang dia kenakan. Gumpalan air mata sudah bertumpuk di pelupuk mata Izna. Satu kedipan saja sudah pasti akan membuatnya terjatuh.

Dibiarkannya tangan Nea menggantung di udara. "Kelvin pulang, Mah."

Sombong! batin Nea berteriak. Dia menarik kembali tangannya. Wanita itu menatap Izna sinis. Bukan tak merasa, tapi Izna membiarkan Nea menatapnya sinis. Gadis itu hanya ingin pergi sesegera mungkin. Bukan dia takut, melainkan dirinya merasa tak sanggup. Dia pikir bisa menghadapi Nea dan Arka, tapi nyatanya tidak. Melihat keduanya saja sudah membuat dirinya tercabik. Sakit! Izna tidak sekuat bayangan akan dirinya. Dia hanya gadis biasa, yang lemah dan rapuh. Hanya terlihat kuat di depan, tapi hancur di dalamnya.

IZNA'S Fake BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang