Fake 01 - Nanda Izna Pramesthi

5.4K 416 155
                                    

Suara beker mengusik tidur cantik, gadis bernama lengkap Nanda Izna Pramesthi. Tangannya terulur meraba nakas dan mematikan dering yang mengganggu telinganya. Izna tidak bangun, melainkan melanjutkan mimpi indah yang sempat tertunda karena suara jam beker.

Berbeda dengan Izna yang tengah asyik bergelung dengan selimut. Dahlia sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk suami dan kedua anaknya. Netra Dahlia melirik arloji, seketika dengkus lolos dari bibirnya yang seksi.

"Sudah jam setengah tujuh, tapi gadis nakal itu masih belum bangun. Lihat saja nanti!"

"Pagi, Mom." Daniel menyapa Dahlia seraya mengecup pipinya.

"Pagi Sayang. Wah..., anak Mommy udah ganteng. Mau godain siapa di sekolah, Dek?"

"Godain cewek bernama Dahlia," ujar Daniel slengean. Alhasil dia mendapat jitakan dari arah belakang.

"Aww...," erang Daniel.

"Siapa yang mengajarimu jadi perayu ulung, Boy?" Suara berat milik Andika Prasetyo memenuhi dapur.

"Sakit, Dad." Daniel mengaduh. Andika mengusap kepala anaknya sayang, lalu beralih pada istrinya yang tengah menata sarapan di meja makan.

"Di mana kakakmu, Boy?" tanya Andika. Sedari tadi dia tidak melihat putri kesayangannya.

"Masih di pulau kapuk, Dad." Daniel mencomot nasi goreng dan menaruhnya dalam piring.

"Daniel, kamu dilarang makan jika kakak kamu belum turun!" Andika menarik piring anak bungsunya, yang dibalas decak kesal dari Daniel.

"Baiklah," ujar Daniel pasrah. Tak ada yang bisa dia lakukan jika sang Raja sudah mengeluarkan titahnya.

Saat Daniel hendak bangkit dari duduknya, terdengar suara Dahlia menginterupsi. "Nggak perlu, Dan. Kamu makan aja, biar Mommy yang bangunin." Daniel tersenyum miring, jika ibunya mengambil alih itu artinya akan terjadi bencana.

"Beres Mom," ucap Daniel sambil mengacungkan kedua jempolnya.

Nanda Izna Pramesthi, mahasiswa jurusan psikologi di Universitas Diponegoro adalah putri pertama pasangan Andika Prasetyo dan Dahlia Prasetyo. Kelakuannya yang tidak seperti gadis pada umumnya membuat Dahlia harus memiliki ekstra kesabaran dalam menghadapi putrinya. Meski kelakuan Izna terkesan bar-bar dan nggak ada manis-manisnya, tapi sebenarnya dia gadis yang baik. Dia menyayangi kedua orang tuanya, dan adik bungsunya, Daniel Dwi Prasetyo yang masih duduk di bangku SMA.

Dahlia melangkah menaiki tangga menuju kamar anak sulungnya yang ada di lantai dua. Tidak habis pikir dalam benaknya, sebenarnya apa yang dia idamkan sewaktu hamil hingga mendapati putri yang sifatnya jauh dari kata halus. Kebiasaan lupa, bangun telat dan malasnya nggak ketulungan membuat Dahlia hanya bisa mengelus dada sabar.

Di meja makan, Andika tengah menatap tajam Daniel yang tengah asyik menyantap nasi goreng dan telur mata sapi buatan istrinya.

Dia mendesah, sebelum akhirnya berkata. "Seharusnya kamu nggak biarin Mommy-mu naik ke atas, Jagoan."

"Kenapa? Daddy nggak suka ya kalau putri kesayangan Daddy, dirajam sama Mommy?" Daniel menaikkan alis kirinya, memincing menatap ayahnya.

"Bukan begitu, Boy. Izna itu kakakmu, masa kamu tega lihat dia dirajam sama Mommy-mu?"

Daniel mengangkat bahunya cuek. Bukan berarti dia tidak sayang saudara perempuannya, hanya saja melihat kakaknya tersiksa itu suatu kesenangan tersendiri buat dirinya.

Dalam keluarga Prasetyo, kedua anak mereka terbiasa memanggil mommy dan daddy. Jika orang luar mendengar pasti akan mempertanyakan hal tersebut. Mereka hidup di Indonesia dengan budaya timur tapi panggilan mereka seperti orang barat. Semua itu ada ceritanya, dan semua bermula dari acara ngidam Dahlia. Sewaktu hamil anak pertama Dahlia suka sekali menonton film Home Alone, dia suka anak kecil yang memanggil mom atau mommy. Dari situlah, dia meminta dipanggil mommy dan Andika dipanggil daddy.

IZNA'S Fake BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang