Fake 15 - Missing You

2.6K 233 193
                                    

Happy Reading.

Jangan lupa vote dan coment nya yaa😁😁😁

******

Menikahlah denganku, Kel.

Kata-kata itu jelas terngiang dalam benak Kelvin. Tentu, masih teringat jelas dalam ingatan pemuda itu ketika Izna meminta dirinya untuk menikah.

Sebenarnya apa yang ada dalam otak gadis itu? Kelvin tak tahu! Yang ia tahu, hanya permintaan konyol Izna untuk menikah dengannya.

Malam itu, Kelvin hanya terdiam tanpa berniat menjawab atau menyanggah. Membiarkan isi kepalanya berkelana menerka. Desakan Ferlin yang selalu memintanya menikah, cinta sedarah, hingga kisah kasihnya dengan Ray. Semua itu terlintas dalam kepalanya, menanyakan beberapa hal.

Seandainya dirinya menikah dengan Izna. Apa itu hal yang benar?

Kelvin ragu. Dengan segenap pemikirannya, dia tidak yakin bisa mencintai Izna. Hatinya terlalu hampa. Meski pemuda itu tahu, jauh dalam lubuk hatinya, dia masih menyimpan rasa untuk Kanaya, adik kandungnya.

Tak ada yang berubah setelah malam itu. Kelvin tetap mengantar dan menjemput Izna. Di antara keduanya, tak ada yang membahas tentang malam itu. Seolah hal itu tak pernah terjadi. Pun dengan Izna.

Gadis itu menganggap perkataannya hanya emosi sesaat. Dia terlalu terbawa perasaan saat bertemu dengan dua orang yang telah melukai dan menyakiti hatinya. Beruntung Kelvin tak banyak bertanya. Laki-laki itu terlalu pendiam untuk dirinya yang ramai. Izna sadar akan hal itu.

Satu bulan pun berlalu.

Saat ini, Izna tengah berada di kamar Rubby. Mereka tidak ada jam kuliah hingga keduanya memutuskan untuk pulang.

"Rub..."

"Hmm."

"Aku liat Arka bareng anaknya di Mall," ujar Izna. Ingatannya melayang pada malam sebulan lalu.

"Apa?" Raut terkejut tercetak dalam wajah Rubby. "Kapan kamu ketemu sama mereka?"

"Sebulan lalu," jawab Izna.

"Sebulan lalu? Dan kamu baru cerita?" Rubby menggelengkan kepala tidak percaya. Dia tidak menyangka Izna baru menceritakan kejadian yang menurutnya sangat penting itu. Terasa pilu dalam hati Rubby, Izna menutupi semua sakitnya. Meski begitu dia memaklumi. Izna pasti memiliki alasan.

"Maaf," lirih Izna.

Hembusan napas Rubby terasa di wajah Izna. Keduanya tengah berbaring saling berhadapan di kasur queen size milik Rubby.

"Kamu baik-baik aja 'kan, Iz?" Rubby mencoba bertanya dengan hati-hati. Dia tidak ingin melukai hati sahabatnya itu.

"Aku nggak papa, Rub. Thanks." Izna tersenyum hambar sembari menatap Rubby. Mengantarkan pesan 'Aku baik-baik saja' perihal kebenarannya hanya Izna yang tahu.

"Lain kali, kamu bisa berbagi sama aku atau sama Raka. Jangan dirasa sendiri ya," ujar Rubby. Dia memilih untuk tidak membahas lebih jauh.

Bagaimana dia bisa baik-baik saja? Pikir Rubby sedih.

Entah sampai kapan sahabatnya itu memasang topeng bahagia dan berpura-pura kuat. Sekuat tenaga Rubby mencoba meyakinkan dirinya bahwa Izna akan baik-baik saja.

Selama ini, Izna tak pernah mengeluh meski mendapat cemooh atau ejekan dari teman sebayanya di kampus. Gadis itu selalu mengangkat dagunya dan bertingkah bawa dia tidak peduli dengan sekitar. Terlebih lagi, Izna tak pernah menampakkan raut rapuh pada kedua sahabatnya.

IZNA'S Fake BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang