Fake 18 - Lamaran

2.5K 215 118
                                    

Cinta itu bukan kesalahan. Mencintai pun tidak salah. Hanya saja, terkadang kita tidak pernah tahu kepada siapa hati akan menjatuhkan pilihannya.

******


"Iya, Mah."

"Kapan kamu mau lamar Izna? Mama pengen cucu, Vin."

"Segera, Mah. Kelvin akan lamar Izna."

PRANG!

Bunyi pecahan terdengar dari arah dapur.

"Siapa Vin?"

"Nggak tau, Mah."

Kelvin berjalan mencari arah suara diikuti oleh Ferlin di belakangnya. Terlihat seorang gadis sedang memunguti pecahan gelas dengan baki di tangan kirinya.

"Naya?" Beo Ferlin.

Kanaya mendongak, menatap ibunya salah tingkah.

"Iya, Mah."

"Kamu lagi apa sayang?" Ferlin berjongkok menyamakan tingginya dengan Kanaya. Tangannya bergerak membantu memunguti pecahan gelas.

"Tadi Naya mau minum, Mah. Tapi, pas mau naruh malah jatuh," aku Naya.

"Lain kali hati-hati," sahut Kelvin. Tanpa ada niat membantu, Kelvin melarikan diri ke kamar. Dia menjauhkan diri sejauh mungkin dari Kanaya.

Kelvin tidak ingin hatinya terpengaruh lebih jauh. Sejujurnya, kakinya hendak bergerak membantu Kanaya, tapi sayang, karena Ferlin sudah terlebih dulu berhambur ke arah putrinya.

Kanaya....

Kanaya....

Seribu kali Kelvin mencoba mengenyahkan nama adiknya dalam benak dan hatinya. Namun, semua sia-sia. Sejauh apa pun dia mengelak, Kelvin tetap mencintai Kanaya.

Kenapa rasa ini harus ada, Tuhan?

Apa salahku hingga Engkau menghukumku?

Tidak bisa 'kah Kau hilangkan rasa ini?

Kelvin terpekur dalam doa. Berharap semua cinta akan hilang darinya. Tiba-tiba, terdengar suara dering telepon memecah lamunan Kelvin.

Izna!

"Halo," suara Kelvin.

"Vin...," lirih Izna.

"Ada apa?"

"Nggak! Aku cuma...." Terdengar helaan napas dari seberang telepon.

Kelvin hanya mengernyitkan dahi, bingung. "Cuma apa?"

"Aku cuma...."

"Bisa langsung ke intinya? Kamu bikin aku bingung, Iz!" Kelvin mulai geram dengan Izna yang bertele-tele dalam berbicara. Dia sudah terlalu lelah dan ingin segera beristirahat. Namun, Izna malah menghambatnya.

"Aku cuma merindukanmu."

Klik!

Kelvin terdiam. Dia bahkan tidak sadar bahwa panggilan telepon itu terputus tanpa menunggu jawaban darinya.

Aku cuma merindukanmu....

Aku merindukanmu....

Kalimat itu terngiang di kepala Kelvin seperti suara lebah yang berdengung. Setelah menelaah lebih jauh. Sepertinya, Izna bisa membantu dia keluar dari semua masalah yang ada dalam hidupnya.

Kadang kala, kita harus memilih dalam hidup. Dan, Kelvin sudah tahu dengan pilihannya. Benar atau tidak, dia bukan orang alim yang mengetahui kebenaran. Kelvin hanya mengikuti kata hati.

IZNA'S Fake BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang