Fake 17 - Fix You

2.4K 234 99
                                    

Cinta itu buatku buta, tak bisa melihat dan tak tahu arah.

*****

"Dia siapa?"

"Izna, pacar Kakak." Tanpa kuprediksi. Kalimat itu meluncur keluar begitu saja dari bibirku.

"Pacar Kak Kelvin? Jadi yang dibilang Mama nggak bohong?" tanya Kanaya.

Pandang mataku masih tertuju pada Izna tanpa mengabaikan pertanyaan Kanaya. Aku pun tak tahu kapan pergelangan tangan Kanaya lepas dari lenganku.

"Iya. Mama nggak bohong."

"Kel...." lirih Izna.

Ada apa dengannya? Dia terlihat rapuh.

Tidak biasanya Izna bertingkah lemah selain malam itu. Malam di mana dia berjumpa dengan keluarga kecil yang mengaku sahabatnya. Reaksi Izna yang bertolak belakang dengan keramahan wanita yang mengaku bernama Nea itu. Hal itu, menjelaskan bahwa ada sesuatu yang tidak baik di antara mereka. Dan aku tak tahu apa itu.

Di malam itu pula, Izna dengan konyolnya memintaku untuk menikahinya. Ingin sekali aku bertanya, tapi aku selalu mengurungkan niatku. Mengingat perjanjian kami untuk tidak saling terlibat dalam urusan masing-masing.

"Kamu apa kabar?" Hanya tiga kata itu yang berhasil keluar dari mulutku.

"Hei, Kel. Apa kabar?" Aku menoleh ke samping kiri Izna. Ternyata Rubby, sahabat Izna. Dia menanyakan kabarku saat Izna hendak menjawab pertanyaanku. Itu terlihat dari gerak bibirnya yang kembali menutup.

"Hei Rubb, kabar baik," kataku.

"Syukurlah, kamu sama siapa?" Rubby kembali bertanya. Menanyakan siapa Kanaya.

Mungkin 'kah Izna juga ingin tahu? Semua itu tergambar jelas di wajahnya.

"Kenalkan... dia Kanaya, adikku."

Aku melirik Kanaya di samping kananku. Dia terlihat ogah-ogahan saat menyalami Izna dan Rubby.

"Kanaya."

"Izna."

"Rubby."

Ada apa dengan adikku? Kenapa dia bertingkah aneh seperti itu? Izna pun sama, dia terlihat tidak menyukai Kanaya.

"Pesanan datang...." Terdengar suara laki-laki. Izna menoleh ke belakang, aku pun mengikuti arah pandangnya.

Itu Raka!

Belum sempat aku menyapa Raka, Kanaya menarik tanganku.

"Nay!" Aku memperingati tingkahnya.

"Beli tiket Kak. Nanti keburu abis," ujar Kanaya.

Benar! Aku harus membeli tiket sebelum kehabisan. Namun, aku malah menekan tombol pemanggil dalam ponselku. Menghubungi Izna.

"Kamu nonton apa?" serbuku begitu Izna menjawab panggilannya.

"Fast & Furious 8," jawabnya.

"Oke."

Setelah mematikan ponselku. Aku membeli tiket, memesan minuman untukku dan Kanaya. Dia terlihat diam berdiri di sampingku. Sepertinya mood-nya menjadi turun entah karena apa? Padahal aku sudah menuruti keinginannya untuk menonton.

Memilih mengabaikan Kanaya yang terdiam. Aku menghampiri Izna dan teman-temannya.

"Duduk di mana?" cercaku pada Izna.

"Row J, seat 12," ujarnya.

"Kel, mending tiket kamu tukeran sama aku," tawar Rubby.

IZNA'S Fake BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang