Fake 05 - Kutikung Kau dengan Istigfar

3.3K 298 188
                                    

*****

"Kamu yakin kita boleh masuk?"

"Yakin dong. Trust me."

"Bunda bakal hukum aku jika ketahuan," keluh Dewa pada Rangga. Ujian Nasional membuat mereka tertekan, sehingga keduanya memilih pergi ke klub untuk menyegarkan pikiran.

"Cemen kamu, Wa. Santai aja bro," ujar pemuda bernama Rangga.

"Udah nggak usah pada berisik, mending kita nikmatin malam ini. Ayo, kita ajep-ajep," kata Marcel. Dia keluar dari mobil, setelah memarkirkannya.

Marcel menyodorkan kartu identitasnya pada karyawan klub. Dari mereka bertiga, hanya Marcel yang sudah memiliki kartu identitas. Wajar saja, lantaran Marcel seorang mahasiswa berbeda dengan Rangga dan Dewa, mereka masih duduk di bangku sekolah menengah atas.

Mereka menuju lantai tiga. Kepulan asap rokok dan hentakan musik langsung menyambut ketiganya begitu masuk ke dalam klub. Suasana klub terlihat ramai pengunjung, di antaranya ada beberapa pekerja kantoran yang sedang menghabiskan akhir pekan untuk melepas penat. Dan ada beberapa mahasiswa yang sedang menikmati musik di lantai dansa. Mereka semua membaur memenuhi Babyface klub di Minggu malam.

"Kalian mau pesen apa?" tanya Marcel pada sepupu dan temannya.

Marcel adalah kakak sepupu dari Rangga. Tadinya Rangga dan Dewa berniat belajar untuk menghadapi latihan UN yang akan diadakan oleh pihak sekolah besok pagi. Namun, bujuk rayu Marcel membuat keduanya berakhir di klub.

"Apa aja asal free alkohol," jawab Dewa.

"Aku juga sama."

Mereka bertiga duduk di meja bar. Tembang The Man Who Can't be Moved milik The Script meramaikan suasana clubing. Mata Dewa tertuju pada satu titik, seorang gadis tengah bergoyang mengikuti hentakan musik dengan mata terpejam.

Seperti magnet, gadis itu membuat Dewa turun dari kursi bar dan melangkah mendekatinya. Diamati gadis itu lamat-lamat, wajah khas wanita jawa dengan make up tipis membuatnya terlihat manis. Hati Dewa berdesir, hingga tanpa dia sadari tubuhnya ikut bergoyang mengikuti irama.

Saat gadis itu membuka matanya, Dewa merasa menemukan keteduhan dalam tatapan matanya. Hampir saja gadis itu terjatuh lantaran ada pengunjung lain menyenggolnya, sepatu hak tinggi yang ia gunakan membuatnya kehilangan keseimbangan. Tubuh gadis itu merapat, menubruk pada dada bidang Dewa kala dia menarik pinggangnya. Sudut bibir pemuda itu terangkat, menampilkan lesung pipit, saat gadis dalam kungkungannya memasang wajah bodoh ketika menatapnya.

Keduanya terdiam sesaat. Sampai pada akhirnya Dewa melepaskan tangannya dari pinggang Izna. Ya, gadis yang menarik perhatian Dewa adalah Nanda Izna Pramesthi. Gadis itu mencoba menghilangkan kesedihannya dengan pergi ke klub. Penghianatan Arka membuat dirinya ingin sekali mendatangi Nea, menamparnya, serta memarahi sahabatnya itu habis-habisan. Namun, pengendalian diri Izna cukup baik, hingga gadis itu membiarkan Nea begitu saja. Dan memilih pergi dugem untuk mengalihkan kemarahannya.

Dewa menatap Izna intens. Kedua insan itu menari mengikuti musik yang dimainkan oleh DJ. Tak ada suara atau sapaan, mereka larut dalam diam. Dewa tersentak kaget saat Izna mengalungkan tangan di lehernya. Gadis itu menarik tengkuk Dewa mendekat, mempersempit jarak di antara keduanya.

Insting laki-laki membuat Dewa menempelkan bibirnya. Pemuda itu diam, ini pertama kali bibirnya menyentuh bibir lawan jenis. Meski dia sudah memiliki kekasih, tapi Dewa tidak pernah melangkah jauh hanya sebatas berpegangan tangan. Berbeda dengan Izna yang sudah berpengalaman, dia langsung merespon sinyal yang diberikan oleh Dewa dengan sangat baik.

IZNA'S Fake BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang