15th

12.9K 1.1K 196
                                    

Luhan berada di gang yang terletak tidak begitu jauh dari Lotte world. Luhan berjalan menyusuri gang yang sepi itu perlahan. Niatnya melewati gang ini agar cepat sampai di halte bus. Ia tidak ingin menaiki taksi karena ia tidak membawa uang yang banyak.

Luhan berjalan pelan menyusuri keheningan dan kesepian gang dengan cahaya minim itu. Luhan lupa jika sudah malam gang ini akan menjadi menyeramkan berbeda dengan siang hari. Perasaan Luhan sudah tidak enak sejak ia mendengar sebuah dehaman dan langkah kaki di belakangnya. Belum lagi bau alkohol juga tercium disana.

Luhan mencoba menengok ke belakang dan terlihat seorang ahjussi dengan long coat berwarna coklat mengikutinya dengan sepuntung rokok di mulutnya dan dengan jalan yang sempoyongan. Luhan meneguk liurnya takut. Ia ingin menghubungi Sehun, namun ia kembali teringat dengan kekasihnya yang sama sekali tidak bisa dihubungi. Akhirnya Luhan menekan panggilan cepat nomor 2 yang ia buat.

"Maaf mengganggumu. Bisakah kau menjemput ku? " tanya Luhan di telepon.

"Aku ada di gang dekat Lotte world. Kurasa ada seorang ahjussi mengikuti ku" lanjut Luhan.

"Hei... manis..." ahjussi itu memanggil Luhan dengan suaranya yang parau.

Luhan menggenggam selempang tasnya kuat. "Minho... aku takut..tolong aku!"

Ahjussi itu mendekati Luhan dan menarik mantel Luhan kuat hingga membalikan tubuh Luhan.

"Aakh!! Minho-"

Trak!

Ponsel Luhan terjatuh dan mengakibatkan panggilan yang ia lakukan dengan Minho terputus. Luhan menunduk enggan mengatap wajah ahjussi yang menyeringai padanya. Luhan menahan nafasnya begitu mencium bau tembakau dan alkohol yang bercampur dari mulut ahjussi itu. Ahjussi itu meneliti wajah Luhan satu persatu hingga turun ke tubuhnya. Ahjussi itu mendecak.

"Tubuh dan wajahmu terlihat manis. Boleh aku mencoba nya?" Tanya ahjussi itu dengan seringai yang tercetak di wajahnya.

Luhan menggeleng. Demi apapun ia Ingin sekali menonjok pipi ahjussi setengah abad di hadapannya ini. Dengan mudahnya ahjussi itu menanyakan hal tidak pantas seperti itu? Sungguh, luhan ingin sekali memukul ahjussi itu sampai babak belur. Tapi Luhan tahu ia tidaj punya tenaga sebesar itu bahkan untuk sekedar menepis tangan kotor ahjussi mesum itu.

"Ayolah... aku huk- Yakin itu pasti alan menyenangkan...huk-" rayu ahjussi itu.

Luhan menggeleng. Sungai kecil sudah mengalir di pipinya. Luhan tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Ia meneriakkan orangtuanya dalam hatinya berharap mereka akan ada disini untuk menolongnya. Luhan pasrah saat ahjussi itu mulai melepas tas selempang Luhan dan menaruhnya di lantai jalanan. Luhan berharap seseorang datang saat ini untuk membawanya keluar dari situasi ini.

Buk!

Luhan membuka matanya saat ia mendengar sebuah suara pukulan di dekatnya. Ia kaget melihat ahjussi mesum itu tersungkur di aspal. Luhan membelo melihat orang yang kini kembali memberikan pukulan pada ahjussi itu. Luhan menutup mulutnya tidak percaya. Orang yang datang adalah dia...

"Pergi dari sini, brengsek! Atau aku akan melaporkanmu ke pihak berwajib! " ujar orang itu dan ahjussi itupun berlari ketakutan atas ancaman tadi.

"Luhan.."

"Minho..."

Luhan langsung menghamburkan dirinya pada tubuh Minho dan memeluk Minho erat. Minho juga melakukan hal yang sama pada Luhan. Luhan terisak di dada Minho hingga mantel yang Minho kenakan menjadi lebih gelap pada daerah yang terkena air mata si rusa. Minho mengusap rambut Luhan berusaha membuatnya merasa aman.

I Wish [Chanbaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang