26th

15.3K 1.1K 137
                                    

Malam saat musim semi di kota Seoul ini sangat terlihat damai. Ditambah dengan semerbak harum dari bunga bunga yang bermekaran saat fajar menyingsing, membuat siapapun yang menciumnya merasa tenang.

Namja manis ini sedang duduk di meja makannya dengan anak kecil yang sangat ia sayangi dan cintai. Baekhyun, ia sudah memasak beberapa makanan untuk makan malam mereka berdua malam ini. Baekhyun tidak menyentuh makanannya, ia hanya memainkan sumpitnya di atas mangkuk nasi bercorak bunga. Berbeda dengan Jiwon yang memakan makanannya dengan lahap.

"Eomma.. "

"Iya, sayang?" jawab Baekhyun merespon anaknya.

"Kenapa Chanyeol ahjussi dimalahi? Chanyeol ahjussi itu baik" ucap Jiwon sambil mengunyah makanannya.

Baekhyun terdiam, alasannya tidak menyentuh makanannya adalah karena orang yang Jiwon sebut tadi. Chanyeol mengusik pikirannya sejak kejadian siang tadi, semuanya terus terlintas dipikirannya tanpa henti. Jujur saja, Baekhyun merasa bersalah. Tindakan Luhan tadi siang itu begitu keterlaluan, Chanyeol tidak melakukan apapun pada Jiwon. Memang Baekhyun menginginkan Jiwon agar tidak berdekatan dengan ayahnya itu, tapi cara Luhan menyampaikannya terlalu parah. Bahkan itu menyakiti hati Chanyeol.

Jika dipikir-pikir, perbuatan Luhan pada Chanyeol itu impas mengingat seberapa sakitnya hati Baekhyun selama ini. Tapi Baekhyun bisa melihat pancaran kesedihan Chanyeol, juga rasa bersalahnya.

"Saya mengerti Baekhyun-ssi. Mana mungkin kalian akan membiarkan Jiwon bertemu dengan orang yang selalu membuat ibunya menangis"

Ucapan Chanyeol siang tadi terus terngiang di otaknya, apa yang Namja tinggi itu katakan padanya tadi siang benar-benar menohok hatinya. Ucapan formal Baekhyun dibalas oleh Chanyeol, Baekhyun bisa melihat Chanyeol yang terlihat begitu pasrah. Baekhyun menyadari sorot mata Chanyeol yang meredup, namja itu tidak akan bisa membohongi Baekhyun meskipun ia terkekeh dalam ucapan nya. Baekhyun mengenal Chanyeol bahkan sejak mereka masih memakai popok. Baekhyun tahu betul bagaimana sifat Chanyeol.

"Eomma?" tegur Jiwon.

"A-ah, tadi itu Luhan eomma mengira Jiwonnie akan diculik. Jadi Luhan Eomma memarahi Chanyeol ahjussi" jawab Baekhyun berbohong.

"Oh begitu. Kasihan Chanyeol ahjussi"

Jiwon memakan makanannya lagi, Baekhyun menyetujui ucapan anak semata wayang nya itu. Biar bagaimanapun Baekhyun harus meminta maaf pada Chanyeol atau rasa salahnya akan semakin menyeruak dalam hati nya. Meskipun Chanyeol seringkali menyakiti nya dulu baik fisik atau secara verbal, Baekhyun tidak akan bisa membiarkan dirinya menyakiti Chanyeol dengan keterlaluan seperti tadi siang.

Baekhyun mengambil ponselnya yang berada di samping mangkuk nasinya, dengan cepat Baekhyun menelpon seseorang yang bisa ia gunakan untuk saat ini.

"Ya, halo Baek"

"Ah, halo Sehun. Apa kau sibuk? "

"Tidak juga, aku sedang bermain bersama Vivi. Ada apa Baek?"

"Sebelumnya, aku minta maaf untuk kejadian tadi siang. Luhan hanya panik melihat Jiwon bersama dengan Chanyeol tadi"

Sehun terdiam sebentar. Sesaat kemudian ia merespon Baekhyun.

"Ah.. Tidak apa. Tapi Chanyeol sangat terluka tadi. Luhan.. Yah, kata-kata nya memang sedikit pedas seperti biasa "

"Maaf, itu memang karakternya. Hun, apa aku boleh meminta bantuanmu? "

"Mwondae? "

"Bis aku.. Meminta nomor telepon Chanyeol"

"Apa? Sebentar, apa signal ku error? Barusan aku mendengarmu meminta nomor telepon Chanyeol."

I Wish [Chanbaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang