Suara erangan sakit seorang wanita yang begitu menyayat menggema ke seluruh rumah. Hanya ada satu wanita tua yang menemani dan seorang tabib desa yang membantu proses persalinan.
Hampir sekitar tiga jam dia berjuang. Sampai akhirnya semua pecah oleh tangisan bayi.
"Nyonya, anak laki-laki... " ucap sang tabib,lalu menghadap ke arah sang wanita yang sudah lemas tak bergerak.
" Na.. "panggil si wanita tua berusaha membangunkan.
Sang wanita tua lalu meraba denyut nadi yang ada di leher si wanita. Lalu hening sejenak.
" Anak perempuan ku sudah pergi " ucapnya histeris diikuti air mata deras.
Sang tabib tak bisa bicara apa-apa, hanya memeluk erat bayi yang masih berlumuran darah.
***
" Gat.."
"Ah, nenek " seorang anak muda tidak lebih dari enam belas tahun berbalik dari altar doa." Sudahlah, kau sudah cukup berdoa untuk ibumu " ucap nenek ya.
" Aku cuma berdoa nek tidak ada yang salah.. " jawabnya.
Gat, anak muda yang masih sangat muda berkulit putih seperti susu yang diturunkan dari ibunya dan senyum indah yang sangat jarang dia pampangkan, sebaliknya muka suram dan datar selalu bergantian nampak di wajah Gat.
" sekali - kali keluar lah, lihat kulit mu makin pucat karna terlalu lama berkurung di kuil, kau jadi jarang kena sinar matahari "nasihat si nenek.
Gat tidak menggubris ucapan nenek nya, ia tetap melanjutkan doa nya.
Disaat nenek Gat masih menatap khawatir pada cucunya ini, tiba-tiba seorang wanita paruh baya pembantu dirumah Gat masuk.
" Nyonya, tuan besar mengirimi anda pesan dari kota juga ada barang yang ia kirimkan untuk... " wanita pembantu melirik ke arah Gat.
" Sini.. " nenek Gat menarik surat itu dari genggaman si pembantu dan membukanya cepat.
Kepada Nyonya Martia dan Anakku Gat,
Nyonya bagaimana kabar anda? Saya harap baik. Saya sama sekali tidak pandai berbasa basi jadi saya akan langsung ke inti. Selama enam belas tahun nyawa Gat saya hanya menemuinya dua kali, saat dia lahir dan saat dia umur tiga tahun. Bahkan mungkin dia lupa bahwa dia masih punya ayah. Saya punya alasan saya sendiri kenapa saya terlihat tidak peduli dengan Gat, tapi percayalah Gat tetap anak saya dan saya punya tanggung jawab terhadapnya. Jadi saya mengundang nyonya dan Gat kerumah saya dikota karna ada beberapa hal yang ingin saya bicarakan dengan Gat, saya harap anda mengerti posisi saya dan Gat. Saya menunggu jawaban anda segera.
Aram
Nenek Gat meremas surat itu penuh amarah. "Belasan tahun dia tak peduli pada Gat dan sekarang dia kembali seolah-olah dia tidak berdosa?"
Melihat amarah nenek Gat sang wanita pembantu pun berucap "barang yang dikirim tuan masih ada diruang tengah nyonya" dan kemudian ia menyingkir.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Far Brother
Storie d'amoreArai menyayangi adik tirinya, Gat . Tapi tanpa ia sadari kalau rasa sayang nya sudah terlalu jauh karna ia tak tau bagaimana seharusnya seorang kakak. Gat anak laki-laki polos yang tidak tau apa tujuan hidupnya, yang ia lakukan hanya berdoa di kuil...