Enam Belas

6.7K 502 46
                                        

"Arai hentikan.." ucap seorang gadis disela air matanya yang terus mengalir.

Suasana kamar yang sudah hancur berantakan, pecahan kaca ada dimana-mana dan hanya di terangi lampu pijar kuning.

"Kau benar-benar menginginkan ku kan? " tanya Arai penuh amarah, tidak ada rasa belas kasih di matanya yang ada hanya makhluk buas.

Arai menarik rambut gadis itu sampai ia tertarik beberapa langkah. Gadis itu kali ini berteriak kencang.

Arai berhenti menarik rambut perempuan itu" Kau bilang mencintaiku? " tanya Arai lalu mencium nya namun tidak ada perasaan sama sekali, arai mencium gadis itu membabi buta sampai bibir gadis itu berdarah.

" Aku sungguh mencintaimu arai " ucap gadis itu terbata disela tangisan.

Seringai muncul di wajah arai" tapi aku tidak menginginkan mu " ucap nya.

" Tapi aku mengandung anak mu, berapa kali harus ku katakan "ucap gadis itu lagi.

Brakkk

Kepala gadis itu diantukan arai ke kursi kayu namun gadis itu masih sadar" kau tidak bisa mengelak arai " ucap gadis itu terus bertahan meskipun kini tubuhnya terluka dimana-mana.

" Aku tidak perlu mengelak dasar pelacur ", arai tertawa dan terdengar begitu ngeri" kau bercinta dengan siapa saja " ucap Arai lagi.

Gadis itu tidak mengelak, ia mengepalkan tangannya begitu kencang dan mungkin kuku panjang nya sudah menancap di telapak tangan nya sendiri.

" Ini anakmu, aku tidak pernah lagi bercinta dengan siapapun sejak terakhir dengan mu " ucap gadis itu.

" Jelas sekali bohong, setidaknya ada laki-laki lain yang mengamuk padamu sebelumnya " ucap Arai sambil memperhatikan bekas tersayat baru tapi sudah kering di belakang dan di paha dalam gadis itu.

" Tidak, aku sempat terjatuh saat aku mandi " ucap gadis itu.

" Lalu bekas apa ini sayang? " tanya Arai sambil mengelus leher gadis itu benar-benar jelas bekas ciuman.

" Aku masuk angin" alasan gadis itu.

Kali ini ia terpojok, wajah nya pucat ketakutan.

Tangan arai masih terus mencengkeram rambut gadis itu kencang.

"Jadi? " tanya Arai.

" Apa kau tahan terus ku bantai seperti ini? "

Diam beberapa saat sampai gadis itu bicara lagi" Aku mohon arai, aku tidak tahu" ucap gadis itu menunduk air matanya mengalir deras.

Itu cukup bagi arai untuk tahu kalau gadis itu benar-benar membohongi nya.

Cengkeraman arai terlepas, ia mendorong gadis itu "kau memang pelacur" ucap Arai lalu lari tanpa memperdulikan gadis itu sudah terkulai lemas.

"Ahhhhhhhh" teriak gadis itu disela nafas nya yang sulit sampai akhirnya ia ambruk.

***
Laci meja kerja ayah Gat berderit saat Gat diam-diam membukanya. Gat mencoba mencari surat dari nenek nya yang disimpan ayahnya.

Dengan jantung yang berdegup kencang Gat melihat ke dalam Laci, dan malangnya Laci itu penuh dengan tumpukan kertas acak-acakan.

"Untuk apa aku cari " ucap Gat pada dirinya sendiri diikuti helaan nafas.

Gat mulai memilah satu demi satu kertas disana dan belum satu pun dari neneknya.

" Apa aku keluar sekarang " ucap Gat pada diri sendiri lagi. Jujur Gat benar-benar gugup sampai-sampai ingin buang air kecil.

Far Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang