"Nyonya ada yang bisa kubantu?" tanya Gat pada para pembantu didepan pintu dapur.
Ada sekitar tujuh wanita dari yang masih muda sampai cukup dewasa berkumpul didapur bercanda sambil mengolah sayuran dan jagung. Mereka yang tadinya ribut seketika diam dan menjaga sikap.
"Tidak, tidak tuan muda, dengan kami yang tujuh orangpun sudah lebih dari cukup untuk memasak " ucap salah seorang pembantu yang terlihat paling dewasa.
Ekspresi kecewa terpampang diwajah Gat. Sebenarnya tujuan Gat bukan untuk membantu memasak, ia memasak untuk dirinya sendiri. Sejak sarapan tadi pagi jam sepuluh Gat belum makan lagi sampai sekarang jam empat sore.
Krukkkk
Bunyi perut Gat cukup kencang untuk terdengar orang disekitarnya, yang bisa ia lakukan hanya menutup mata dan meringis karna malu sampai muka Gat merah padam.
"Maaf... " ucap Gat pelan.
Pembantu yang tadi bicara pada Gat bangkit" tuan lapar? Kenapa tidak bicara langsung?!, aku akan siapkan makanan, tuan silakan tunggu di meja makan " ucapnya diikuti senyum ramah.
Gat menurut dan berbalik menuju meja makan.
Belum sepenuhnya pergi Gat sempat melirik kearah salah satu pembantu yang sedang duduk menatapnya datar, Gat yakin itu gadis yang bersama arai semalam.
Hampir sepuluh menit Gat duduk sendirian di bangku meja makan.
Sampai detik ini Gat belum bertemu ayahnya padahal mereka sejumlah, bahkan kini hati kurang yakin kalau ayahnya yang mengundang nya kesini.Saking fokusnya berfikir, gat tidak sadar kalau makanannya sudah ada di hadapannya.
"Tuan.. " panggil si pembantu sambil meletakkan semangkuk sup, dua buah jeruk, nasi dan sepotong ayam berlumuran kecap.
" Aahh.." teriak Gat kaget lalu celingak celinguk sendiri "terima kasih" sambung Gat.
Si pembantu hanya tersenyum lalu pergi menuju dapur.
Gat menyikat habis jeruknya lebih dulu, lalu memakan supnya perlahan karna masih panas.Baru beberapa suap menyendok sup, seseorang sudah berdiri dibelakang gat.
"Boleh kakak minta supnya? " ucap orang itu.
Spontan gat menoleh kebelakang, dibelakang Gat sekarang, arai.
Dengan berat hati Gat mendorong supnya ke meja sebelah Gat. Padahal Gat belum merasa kenyang sama sekali. Dengan tanpa dosa, arai menyambar sendok sup Gat lalu duduk dan menyendok sup itu kemulutnya.Gat menarik nasi dan ayam kecapnya. Memakannya perlahan berharap dia bisa kenyang sampai besok pagi. Gat merasa malas kalau harus selalu bertemu arai, tiap bertemu arai otaknya selalu berjalan amburadul.
Arai sadar kalau Gat merasa tidak nyaman "jangan marah, aku akan ganti supnya" ucap arai sambil mengelus rambut hitam tebal Gat.
Arai belum sepenuhnya bangkit dari duduknya tapi Gat sudah menyambar sebelah tangan arai "tidak usah, aku sudah kenyang" ucap Gat lalu berlari pergi.
***
Suasana kamar Gat begitu membosankan dengan penerangan lampu pijar warna kuning, tapi itu membuat Gat merasa nyaman dan hangat. Beberapa kali Gat menghela nafas, Gat masih ingat rasanya dielus arai tadi,terasa begitu nyaman.Refleks, tanpa sadar Gat mengelus kepalanya sendiri sesuai yang dilakukan arai tadi. Terasa berbeda karna tangan Gat kecil dan agak dingin.
Kembali Gat menghela nafas, 'beruntung sekali gadis yang jadi istri arai nanti' pikir nya.
Pikiran Gat terus melantur tak karuan tapi semuanya sama, semuanya mengenai arai. Sampai Gat tertidur lelap.
Lagi, muncul suara berderit berulang yang memaksa Gat bangun. Gat bergidik karna dingin dan gusar membayangkan apa yang terjadi di sumber suara.
Dengan gugup Gat menuju sumber suara tepat di kamar arai.
Lagi-lagi Gat mengintip kedalam, sama seperti terakhir yang ia lihat di kamar arai. Arai sedang bercinta, tapi kali ini bukan gadis yang kemarin. Gadis ini terlihat lebih cantik dan anggun meskipun rambutnya sudah berantakan tak karuan.
Gat menelan ludah melihat ekspresi arai yang begitu menikmati. 'Bagaimana bisa dia melakukan itu tanpa ikatan apa-apa' pikir Gat.
Jantung Gat berdegup kencang ia bisa merasakan nya bahkan sampai membuat Gat sendiri khawatir kalau-kalau arai bisa mendengar.
'Ini gila' pikir Gat. Gat melangkah mundur perlahan supaya tidak tidak muncul suara. Namun Malang nasib Gat, celana tidurnya kepanjangan dan akhirnya terinjak olehnya.
Takk
Bunyi kaki Gat, diikuti suara berderit pintu. Gat langsung menoleh ke arah arai, mata mereka bertemu.
'Dia melihatku 'teriak Gat dalam hati. Sambil menahan sakit Gat berucap "Maaf.." namun tanpa suara. Lalu terpincang pergi,tanpa peduli arai memaafkan nya atau tidak yang sudah jelas tidak.
Arai hanya tersenyum, lalu melanjutkan sesi bercintanya.
Gat masuk ke kamarnya dan mengunci pintu dan berharap pulang kerumah nya dimana dia bisa sendiri di kuil berdoa untuk ibunya cuma ibunya. Disini hanya membuat Gat makin tersiksa.
***
Sesuatu yang dingin namun lembut menyentuh telinga Gat. Terasa asing namun Gat cukup menikmati."Ehhh" Gat melenguh.
"Sstttt" seseorang berbisik ke telinga Gat sembari tangannya mengelus kepala Gat "Tidurlah, masih malam" ucapnya menenangkan Gat.
'Aku kenal suara itu ' pikir Gat.
Perlahan kesadaran Gat kembali namun ia tidak berani membuka mata.' Arai disebelah ku' pikir benak Gat.
"Gat sudah bangun kan? " ucap arai tepat ditelinga Gat.
Dengan cepat Gat membuka mata dan siap melompat lalu berlari sejauh mungkin dari arai.
Namun nyatanya, bangun pun Gat tidak sempat karna arai sudah memeluknya erat.
Jantung Gat berdegup kencang, tidak perlu ditebak, arai pasti merasakan jantung Gat sekarang karna lengan arai tepat didada Gat.
"Kenapa? " arai kembali berbisik.
" Kakak lepas.. "ucap Gat pelan, perasaan Gat tercampur antara jijik dan takut.
Perlahan air mata Gat mengalir saking takutnya.
Sekarang arai tidak tau harus berbuat apa, tujuan awalnya hanya mau mempermainkan Gat tidak berjalan benar.
Semakin Gat menahan tangisnya semakin banyak air matanya keluar.
"Ibu.. " ucap Gat sambil terisak.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Far Brother
Любовные романыArai menyayangi adik tirinya, Gat . Tapi tanpa ia sadari kalau rasa sayang nya sudah terlalu jauh karna ia tak tau bagaimana seharusnya seorang kakak. Gat anak laki-laki polos yang tidak tau apa tujuan hidupnya, yang ia lakukan hanya berdoa di kuil...