Dua Belas

7.7K 529 32
                                    

Gat masih tertidur pulas saat arai masuk ke kamarnya lalu perlahan menyusup kedalam selimut Gat dan menciumi rambut harum Gat.

Gat mulai merasakan tubuhnya makin hangat dan makin hangat lalu akhirnya terasa panas pengap. Ia terbangun, menjumpai arai disamping nya, dan kali ini ia benar-benar melompat tanpa sempat arai menangkapnya.

"Kakak berhenti lah memeluk saat aku tidur "ucap Gat dengan muka merah karna malu, gugup, dan kepanasan.

" Kenapa? Tidak ada yang salahkan? " arai balik bertanya sambil tetap berbaring santai di kasur Gat dengan senyum sumringah.

Gat tidak bisa menjawab, ia memang tidak menemukan hal yang salah selain respon nya yang berlebihan.

" Aku mau mandi "ucap Gat lalu menarik handuk dari kursi kayu tidak jauh dari tempat nya berdiri.

" Bagus, mandi lah cepat, kakak akan temani Gat ke sekolah " ucap arai.

Gat menerus kan langkahnya menuju kamar mandi pribadi miliknya. Bahkan ia sempat memastikan pintu nya terkunci dari dalam jangan sampai tiba-tiba arai masuk dan memeluk nya lagi.

Bunyi gemericik air terus berbunyi beberapa saat." Gat? "panggil arai.

" Kenapa? " tanya Gat kembali sambil terus melanjutkan sesi mandinya.

Arai berjalan menyusuri kamar Gat dan berhenti di depan pigura ibu Gat lengkap dengan rangkaian bunga yang Gat bawa secara diam-diam dan terlihat mulai kering.

"Kakak akan tugas ke ibu kota sekitar seminggu, tidak apa kan? " tanya arai.

" Tidak " jawab Gat di mulutnya tapi di hatinya berkata" tidak yakin".

Di benak Gat sekarang ada rasa khawatir karna arai yang membawa nya kesini dan sekarang arai mau meninggalkan Gat meskipun cuma seminggu.

" Gat tidak takut sendirian? " tanya arai lagi lalu menarik kursi tempat handuk Gat tadi dan duduk.

" Tidak " jawab Gat singkat.

Arai sedikit kecewa ia mengharapkan reaksi lebih dari Gat dari sekedar 'tidak' .

" Kapan? "tanya Gat sambil terus melanjutkan sesi mandi nya.

"Tiga hari lagi kakak pergi" jawab Arai.

Kembali hening beberapa menit sampai akhirnya bunyi gemericik air berhenti.

Gat keluar dari kamar mandi hanya dengan sehelai handuk melingkar di pinggang nya. Dari rambutnya masih menetes air.

Entah kenapa mata Arai malah menatap tajam  ke dada kurus Gat dan muncul perasaan aneh di dada Arai dan tanpa sadar menelan ludah 'ini gila' pikir Arai.

"Kak aku harus pakai baju apa kesekolah? " tanya Arai.

Arai tidak langsung menjawab" ahh, itu, pakaian yang pantas di pakai ke sekolah lagipula Gat baru mulai belajar besok "ucap Arai sambil memalingkan wajah.

Gat membuka lemari pakaian nya memilah-milah pakaian nya yang tidak seberapa sampai ia memutuskan memilih kemeja lengan panjang dan celana panjang.

" Berpakaian lah cepat, kakak tunggu di bawah " ucap Arai lalu melangkah ke luar kamar Gat karna tidak ingin perasaan aneh di dadanya semakin menjadi.

***
Jam masih menunjukkan jam empat pagi tapi Gat sudah bersiap karna tidak sabar ke sekolah. Ia sudah mandi merapikan tempat tidur padahal seharusnya tugas pembantu menyusun dan mengecek barang bawaan nya ke sekolah tidak ingin ada yang tertinggal.

Gat melahap sarapan pagi nya dengan cepat dan memastikan ia benar-benar kenyang jangan sampai di jam pelajaran dia malah kelaparan.

"Makanlah yang banyak Gat supaya bisa tumbuh tinggi seperti Arai " ucap ibu Arai dengan senyum cerah.

Far Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang