"Tuan boleh aku minta bunga ini?" tanya Gat pada pak tua si tukang kebun.
Pak tua itu tersenyum "Tuan boleh mengambil yang tuan mau, tapi jangan mematahkan tangkai nya terlalu panjang supaya bisa berbunga lagi" ucap nya sambil membenahi posisi topi caping yang ia pakai.
Sudah lama bunga melati yang Gat bawa layu dan akhirnya dibuang oleh Gat dan ia baru mau mengganti bunga itu sekarang dengan bunga mawar hutan yang masih segar dengan tetesan embun di kelopak nya.
Gat membawa beberapa tangkai mawar hutan itu perlahan dan memegang nya tidak terlalu kencang supaya tidak tertusuk duri, Gat berjalan menuju dapur mencari benda yang bisa ia jadikan wadah.
"Nyonya, apa anda punya mangkuk untuk wadah ini? " ucap Gat sambil menunjuk ke arah mawar di tangan nya.
Ibu pembantu yang sedang memotong daging melangkah ke sebuah tempat penyimpanan "seingatku disini masih ada vas bunga, tunggu sebentar.." ucap ibu pembantu.
Hampir lima menit akhirnya si ibu pembantu menemukan apa yang ia cari "ah, ini dia" ucapnya sambil mengangkat perlahan sebuah vas keramik warna putih dengan gambar penari wanita berwarna biru di sekeliling vas.
Ibu pembantu menarik sehelai kain lalu membersihkan vas tersebut dari debu lalu diisi dengan air secukupnya.
"Bunga itu mau anda letak kan dimana? "tanya pembantu.
" Di tempat doa di kamarku" ucap Gat dengan sumringah sambil satu persatu memasukkan tiap tangkai bunga ke dalam vas.
"Terima kasih nyonya" ucap Gat setelah selesai ,lalu melangkah cepat ke kamarnya tanpa menunggu jawaban ibu pembantu.
***
Dengan rapi Gat menata tempatnya berdoa untuk ibunya, cahaya matahari sore menembus kamar Gat dan mengenai foto ibu Gat yang hitam putih.Gat berdoa sambil memejamkan mata, banyak yang ia harapkan banyak yang ia sampaikan pada ibunya.
Senyum manis Gat terpajang di wajah pucatnya dan tanpa ia sadari arai sudah di sampingnya menatapnya dan ikut tersenyum.
" Semua akan baik-baik saja kan bu?! " tanya Gat masih memejamkan mata.
" Semua akan baik-baik saja adikku" ucap Arai di telinga Gat sambil perlahan memeluk Gat dari belakang.
Namun belum sempat arai benar-benar memeluk Gat, Gat sudah terlonjak kaget dan tanpa sadar menempeleng kepala arai cukup keras sampai arai mundur beberapa langkah.
"Ahhhh," erang arai sambil memegangi keningnya.
"Kakak, berhentilah datang tiba-tiba lalu mengejutkan ku" ucap Gat.
"Oke, oke"ucap arai sambil tersenyum.
Gat tidak bergerak dari tempat nya berdiri hanya terus menatap arai kosong.
"Sini.. " ucap Arai sambil membentangkan kedua tangannya dan perlahan mendekati Gat yang tidak bereaksi apapun.
Sampai akhirnya arai kembali memeluk Gat merasakan aroma rambut Gat yang menyentuh lehernya begitu halus.
" Kenapa? " tanya Arai sambil mengelus rambu Gat.
Tidak ada jawaban. Gat hanya menyandarkan kepalanya pada arai. Dia tidak punya siapapun selain kakaknya.
" Entahlah, aku benar-benar lelah "ucap Gat diikuti helaan nafas.
" Istirahat kalau begitu " jawab arai,sambil terus mengelus kepala Gat dan menyentuh lehernya nya yang terasa panas.
" Tidak ada yang berubah " ucap Gat getir.
Arai paham apa maksud Gat. Meskipun Gat sudah disini aram memang jarang bicara pada Gat ia hanya memenuhi apa keinginan Gat tanpa mengerti apa yang benar-benar Gat butuhkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/101285777-288-k433628.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Far Brother
RomanceArai menyayangi adik tirinya, Gat . Tapi tanpa ia sadari kalau rasa sayang nya sudah terlalu jauh karna ia tak tau bagaimana seharusnya seorang kakak. Gat anak laki-laki polos yang tidak tau apa tujuan hidupnya, yang ia lakukan hanya berdoa di kuil...