Sepuluh

7.8K 517 18
                                    

Arai melajukan mobilnya dijalan tanah berlumpur karna baru saja ditimpa hujan deras, bahkan sekarang masih gerimis.

Baju yang dikenakan Gat pun sudah tiga lapis, kata nenek nya ini antisipasi supaya Gat tidak kedinginan dan memang berfungsi dengan baik.

Gat bisa mencium aroma dedaunan dan tanah basah merebak ke hidung nya. Gat memalingkan wajah dari arai karna ia tidak tahu mau bicara apa sedangkan arai sibuk menggumamkan lagu.

"Apa saja yang Gat bawa? " tanya arai membuka pembicaraan. Sebenarnya arai tahu semua yang Gat bawa tapi ia butuh bahan pembicaraan.

" Ehhh? " jawab Gat spontan menoleh ke arai," ahh, aku bawa baju, buku, dan beberapa barang milikku " jawab Gat.

Arai tersenyum, ia tahu barang pribadi yang Gat maksud adalah lima karang bunga melati dari kuil yang dibawa secara sembunyi-sembunyi oleh Gat.

"Ada bau bunga?!" tanya arai pura-pura tidak tahu.

"Ahh, itu anu mungkin bau daun tumbuhan yang ada di sekitar "jawab Gat.

Arai mengangguk-angguk setuju." Baunya seperti mawar "

Mata Gat melebar, ia gugup "Iya, mungkin di sekitar sini ada kebun mawar "jawab Gat.

" Kalau Gat mau tidur, tidurlah, perjalanan masih jauh "ucap arai.

" Iya" jawab Gat.

Gat menarik satu tasnya dan menarik sehelai kain yang dijadikannya selimut. Gat bukan benar-benar ingin tidur cuma sekedar menghangatkan tubuhnya.

***
Jam tangan arai menunjukkan jam delapan malam, masih setengah jam perjalanan lagi.

Mata arai mulai terasa perih, beberapa kali ia meminum air yang sudah ia siapkan. Sedangkan Gat belum makan sama sekali, hanya tertidur pulas.

Krukk

Perut Gat berbunyi tepat saat arai memikirkan Gat yang belum makan.

Arai menghentikan mobilnya di sekitar perkebunan.

"Gat.. " panggil arai tidak begitu kencang supaya Gat tidak kaget lalu mencakarnya karna ketakutan.

" Gat.. "panggil arai lagi namun Gat tetap tidak terbangun.

Arai mendekatkan wajahnya ke wajah Gat, memperhatikan wajah Gat dan mencari dimana kemiripan Gat dan ayahnya.

" Gat, bangun kita makan dulu " ucap arai lagi.

Kali ini Gat terbangun, ia menggeliat dan beberapa kali mengedipkan matanya menyesuaikan keadaan sekitar sampai ia sadar wajah arai di hadapan nya.

" Aahh" ucap Gat lalu menyesuaikan posisi duduk nya.

Arai menarik dirinya lalu mencari tas berisi makanan yang sudah di siapkan nenek Gat.

"Makanlah.. " ucap arai sambil memyodorkan dua bungkus besar roti dan sebotol air putih.

Gat menarik botol air lalu minum lebih dulu lalu memakan roti.

" Apa kita hampir sampai? "tanya Gat.

Mata Gat terlihat lemah karna mengantuk dan lelah dengan rambut acak-acakan.

" Sebentar lagi jadi cepatlah makan supaya bisa lanjut "arai mengelus rambut Gat.

Gat melanjutkan sesi makannya dan tidak peduli dengan tangan arai diatas kepalanya.

***
Suara mobil arai berderit saat perlahan berhenti, biasanya Gat akan merasa ngilu tapi kali ini kantuk nya jauh lebih kuat.

Far Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang