Delapan Belas

7.4K 533 61
                                    

Kris mengeluarkan pakaian nya dari dalam tas lalu menyusunnya ke lemari.

"Kau yakin ini akan hilang tak berbekas saat nanti tugas? " Arai memainkan perban lukanya. Sekali-kali ia mencium aroma perbannya Kalau-Kalau aroma Gat masih tersisa, padahal itu baru di ganti oleh kris.

" Lukamu pasti sembuh nanti, hanya saja pasti masih berbekas walaupun samar " jawab Kris masih sibuk dengan pakaiannya.

" Kau bertindak aneh, ada sesuatu yang mau kau tanyakan? ".

Tangan Kris langsung berhenti berkemas, bagaimana bisa Arai membaca pikiran hanya dari gelagat mengemasi tas.

Kris tertawa lalu melanjutkan mengemasi tasnya.

" Apa aku benar? "tanya Arai lagi.

" Ini memang hal pribadi mu Arai, tapi kau dalam masalah besar "ucap Kris.

Arai menaikkan sebelah alisnya mencoba mencerna apa yang dimaksud Kris tapi ia tidak menemukan apapun.

" Bisa kau jelaskan maksudmu? ".

Kris membalikkan tubuhnya dan duduk bersila di dekat koper.

" Kau menyukai Gat, kau sudah katakan padanya" ucap Kris langsung ke inti.

Tidak ada ekspresi kaget di wajah Arai sebaliknya ia malah tersenyum "Gat cerita padamu? Lalu apa yang ada dipikiran nya?" suara Arai terdengar antusias.

"Sama seperti saat kau katakan padanya" jawab Kris.

Arai berpikir sejenak "pikiran Gat tidak sampai kesana " ekspresi Arai kecewa.

"Benar" Kris mengangguk "tapi bukan itu masalah nya kan?" sambung kris.

"Dia adikmu Arai, bagaimana bisa seperti ini?" tanya kris lagi.

"Adik tiri " Arai menggaruk belakang kepalanya "aku memang tidak pernah mengambil keputusan yang benar kan?".

Mata Kris memperhatikan Arai dengan serius.

" Menyukai Gat adalah keputusan yang benar-benar beresiko, tapi kali ini aku yakin pilihan tepat ".

Kris tertawa" aku sering mendengar itu darimu".

Memang tidak bisa dipungkiri oleh Arai, ia beberapa kali mengatakan kalimat yang hampir sama. Jadi ia hanya bisa buang muka.

"Lalu bagaimana dengan ayahmu? Ibumu? Lalu bagaimana kalau Gat menolak?" tanya Kris lagi.

"Itulah yang sedang ku pikirkan, ini akan berkali-kali lipat lebih sulit di selesaikan, tapi bukan berarti aku menyerah " jeda sejenak" dan lagi, aku tidak menerima penolakan dari Gat, mau tidak mau dia harus mau ".

" Ayahmu akan menentang habis-habisan ".

" Kalau memang harus, aku akan bawa Gat pergi jauh dari sini".

Kepala kris tertunduk, ia tidak pernah melihat Arai seyakin dan seberani ini mengambil keputusan beresiko besar hanya untuk orang yang ia pikir cintai. Di lain sisi, Kris semakin tidak yakin mengenai perasaan nya pada Gat apakah harus terus di lanjutkan.

"Arai, Gat itu laki-laki kau sadar kan? ".

" Aku hanya bisa mencintai satu orang, bahkan kepada anak sekalipun aku benar-benar tidak yakin bisa mencintai sama seperti aku mencintai pasangan ku, di tambah lagi aku muak dengan perempuan-perempuan hamil yang mengaku-ngaku aku adalah ayah dari anak dalam kandungan nya".

Tidak ada yang bisa di katakan Kris lagi, sekarang keputusannya ingin terus menyukai Gat atau tidak.

***

Far Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang