Don't Be A Fool(Part II)

202 5 0
                                    


Cinta adalah kita,
Dan kita adalah orang yang mencinta

-Tan Bohr-

***
Winter in Brasilia,

Sorot mentari menelisik masuk lewat serat tipis tirai berwarna nila yang masih tertutup rapat. Suhu menurun drastis, gadis itu tak beranjak dari tempat tidurnya,masih bergulung selimut super tebal tanpa pergerakan sedikitpun.

Reya tak ingin bangkit walau sekejap saja. Namun, gelagat itu sudah diketahui benar oleh Tan. Dia berdiri di hadapan Reya, menyilangkan kedua tangannya, mengamati gadisnya dengan serius.

"Apa seharian ingin begini saja, Nona?" desis Tan kemudian menarik selimut Reya.

"Eu aninda estou com sono, Tan. Sebentar lagi," balas Reya setengah sadar.

Tan mengernyit, "Ini sudah terlalu siang."

Laki-laki itu masih di sana, menatap lekat pada kekasihnya. Dia menggeleng beberapa kali. Tan tak habis daya untuk membangunkan Reya. Selalu seperti ini sejak musim dingin dimulai. Tan menarik tangan Reya kuat. Lagi-lagi gadis itu masih tak sadarkan diri juga, menempel begitu rekat pada kasur serta selimutnya. Tan menggenggam kedua tangan Reya, berniat membangunkannya dari tempat tidur. Justru, bukan Reya yang terbangun tetapi Tan terjatuh di sisi kanan gadis itu.

Reya membuka mata perlahan, "Kamu juga ingin tidur?"

Tan mempertajam tatapannya. Gadis itu sungguh suka berada di alam mimpinya. Belum sempat Tan bangkit, Reya mendekatkan tubuhnya pada laki-laki itu, memeluk tubuhnya erat.

"Begini lebih baik," tutur Reya dengan mata yang tertutup kembali.

Tan berkecap, "Haruskah aku memanggilmu nona tukang tidur?"

Dalam hitungan detik Reya membelalak, memandang Tan dengan begitu sinis, "Jahat!"

laki-laki itu terkekeh beberapa saat, memandang mata Reya yang masih sayu. Dia membelai rambut gadisnya perlahan, "Você é minha dama. Mana bisa aku tega berbuat jahat dengan gadis secantik juga berintelegensi tinggi seperti dirimu? Aku terlalu beruntung mendapatkanmu."

Pipi Reya bersemu merah, melingkarkan tangannya di tangan Tan. Kembali tidur seperti semula.

***
Musim dingin yang kering menyelimuti kota. Reya berjalan perlahan di samping Tan. Menggenggam tangan laki-laki itu dengan senyum merekah. Reya memang jatuh hati pada Tan sejak awal bertemu,dia seorang laki-laki dengan kisaran umur terpaut 8 tahun lebih tua dari Reya. Tan si jurnalis handal juga author beberapa buku terkenal yang tidak pernah mengungkap identitas aslinya. Laki-laki pemilik senyum memikat dengan mata hijau kebiruan yang meluluhkan. Berperawakan tinggi tegap, sungguh laki-laki tampan yang sangat matang. Tak salah jikalau Reya gadis berusia 20 tahunan ini sampai jatuh hati pada Tan. Semua laki-laki yang mendekatinya tak memiliki pesona sehebat yang dipunyai oleh Tan kekasihnya sekarang. Reya beruntung begitu pula Tan. Bagaimana tidak? Reya adalah model terkenal juga penyiar cuaca yang kecantikannya sudah diakui semua orang. Gadis pemilik mata turquois yang sangat suka dengan bunga garbera merah. Satu kata untuk keduanya, sungguh pasangan yang serasi.

Tan menghentikan langkahnya begitupula Reya. Kuduanya duduk dengan tenang di bangku taman dengan puluhan burung yang mengitari. Reya mendekap lengan Tan kuat-kuat. Entah apa yang terjadi, tapi hatinya tiba-tiba gelisah-tak tenang.

Seperti biasanya, Tan dengan mudah mencium gelagat aneh kekasihnya. Apa yang tengah mengganggu pikiran gadisnya itu?

"Reya?" Tan menepuk bahu kekasihnya berulang kali.

Reya mendongak, "Apa?"

Laki-laki itu menghela napas panjang, "Sebenarnya, apa yang tengah kamu pikirkan? Kamu selalu nampak gelisah.Você está bem,Chuchuzinho?"

Reya menggeleng lemah, tertunduk kembali.

"Ceritakan padaku!" balas Tan dengan suara berat.

"A-a-aku," jawab gadis itu terbata, terhenti sekejap, "Aku cemburu dengan wanita itu," sambungnya.

Tan terkesiap mendekap tubuh Reya begitu erat, "Anggap saja dia adalah orang asing yang tidak pernah ada hubungannya denganku."

Reya menarik napas lemah, "Tapi bagaimana dengan putramu... "

Tan membekap mulut Reya seketika, "Benar. Tapi, aku tak pernah memberikan nama belakangku padanya. Aku bahkan tak tau anak siapa itu. Bisa jadi hasil dari hubungan gelap wanita itu dengan pria lain. Bukankah aku menceraikannya karena dia selingkuh?"

"Jadi,Tan. Ehm-" kata Reya tercekat.

"Jadi anggap dia tak ada," seloroh Tan mengendurkan dekapannya pada Reya.

***
*Eu aninda estou com sono: aku masih mengantuk

*Você é minha dama: kamu gadisku.

*Você está bem,Chuchuzinho: apa kamu baik-baik saja, sayang.

L D R(Lupa dengan Rindu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang