Kelip bintang yang paling terang sedikit tertutup mendung. Alam masih bungkam menatapku yang masih mengadah. Laki-laki itu di sampingku. Menggenggam tanganku lesu, makin lama tak mampu kurasa. Dia mundur perlahan tanpa mengucapkan salam perpisahan. Kami bukanlah orang yang mampu bicara risalah hati. Dia menjauh dan aku pun akan begitu. Malam dingin, gelap, rindu menyiksa. Bagaimana bisa cinta semenyedihkan ini? Bagaimana bisa laki-laki biasa itu menyita seluruh perhatianku? Ini bukan cinta pertama, entah cinta keberapa. Genderam seakan ditabuh, hati menggebu-gebu ingin bertemu. Patah hati bisa semengerikan ini? Mungkin tak penting sebelumnya mengetahui dia menjauh. Tidak penting sama sekali. Untuk apa memperdulikan laki-laki bodoh itu? Faktanya, aku yang bodoh. Cinta bukan buta, menurutku cinta mati rasa. Kegelapan, kesedihan, resiko terluka tak terelakkan. Mimpi buruk bagi setiap orang. Jatuh hati menjanjikan kesakitan yang tiada satupun orang tahu awal atau ujungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
L D R(Lupa dengan Rindu)
DiversosKarena setiap orang akan merasakan luka yang sama. Kamu, pembaca di sana. Selamat datang pada catatan kecil tentang luka. Berharap kamu akan baik-baik saja dan perihal anggapanku bahwa setiap orang merasakan luka yang sama itu salah. Kalaupun itu t...