Part 14.

14.4K 831 10
                                    

(Atas permintaan teman baik gue yang ngefans Johnny Deep jadi gue pake dia deh untuk perannya Tommy. Hehehe)

...

Nat dan Liam sedikit terkejut dengan permintaan Aurel. Karena bagi Nat sendiri, tidak mungkin Nic mau melakukannya.

"Itulah tugasmu, Nat! Bujuk dia agar mau menjadi model pasanganku. Bagaimanapun caranya!" perintah Aurel.

Mendengar perintah Aurel yang seenaknya membuat Nat memutar bola matanya. "Apa?! Kau memintaku membujuk dia agar jadi model pasanganmu? Yang benar saja! Aku tidak mau!" tolaknya langsung. "Kau kan juga bukan atasanku! Bujuk saja sendiri!" ujarnya dengan ketus. Lalu, Nat menunjuk ke Liam. "Dan kau, Am, awas kalau sampai ikut-ikutan menyuruhku!"

"Hey, aku kan belum bilang apa-apa!" protes Liam.

"Suruh Liam saja, kan dia temannya!" Nat memberi saran.

"Kau kenal dia, Am?" tanya Aurel beralih ke Liam. "Bilang dong dari tadi kalau dia temanmu. Aku kan jadi tidak menyuruh Nat," tukasnya.

Liam tidak bergeming, tepatnya tidak mengacuhkan perkataan Aurel.

Aurel berjalan mendekati Liam, lalu menggelayut ke tangannya sambil memasang puppy eyes-nya ke Liam. "Kau mau membantuku kan, Liam ku yang baik hati, super duper ganteng. Harapanku hanya padamu sekarang," rayu Aurel.

Nat bergidik mendengar rayuan Aurel. "Kalau didengar dan diliat Catcat, habis kau Rel!" ujarnya yang melihat Aurel menggelayut ke Liam.

"Dia tidak disini ini! Weq!" sahut Aurel dengan menjulurkan lidahnya meledek Nat.

"Baiklah, nanti aku yang membujuk Nic. Sekarang kau keluar! Aku masih banyak kerjaan bersama Nat," usir Liam sambil melepas tangan Aurel.

Aurel pun tersenyum puas. Ia berjalan keluar ruangan, sampai di pintu ia menoleh sekejab ke Nat sambil menjulurkan lidahnya lagi.

Nat pun membalasnya kembali dengan menjulurkan lidahnya ke Aurel.

😛😛😛😛😛😛😛😛😛😛😛

Beberapa menit setelah kepergian Aurel, Liam dan Nat melanjutkan pekerjaannya.

"Kau benar mau membujuk Nic jadi model?" tanya Nat yang sudah selesai dengan pekerjaannya dan sedang merapikan file-filenya yang berserakan di atas meja.

"Kenapa?" tanya Liam dengan berbalik tanya ke Nat. "Kau tidak suka aku yang bujuk atau kau tidak suka dia jadi model pasangan Aurel?"

"Aku--," jeda Nat terdiam sesaat. "Aku bukannya tidak suka, Am, tapi kurasa dia pasti tidak akan mau jadi model," jawabnya asal. Ia pun bingung sendiri harus menjawab apa.

"Aku kan belum mencobanya. Lagipula aku sudah punya senjata buat membujuknya." Liam sedikit mendekatkan wajahnya ke Nat. "Kalau dia tidak mau juga, akan ku suruh kau yang membujuknya. Aku yakin seratus persen dia pasti akan mau," ucapnya dengan yakin.

"Kau yakin sekali dia mau aku bujuk? Ngaco kau ah!" sahut Nat sambil berjalan meletakkan filenya di dalam lemari kaca.

Liam tersenyum tipis. "Hey, Nat--,"Tiba-tiba Liam teringat akan perjodohan Nat. "Bagaimana kelanjutan perjodohanmu dengan Kevin? Rasa-rasanya aku melihat hubunganmu lebih dekat ke Nic daripada ke papanya," sambungnya.

"Ah hanya perasaanmu saja, Am. Aku dengan Kevin baik-baik saja. Kata Nic, lusa ini Kevin akan memperkenalkan aku sebagai calon istrinya saat perayaan ulang tahun perusahaan Addison. Dan di acara itu juga, Kevin akan mengajakku berdansa," sambungnya, "Sedangkan hubunganku dengan Nic juga biasa saja." Nat mendengus kasar. "Dekat apanya? Malah kami sering ribut kalau bertemu."

Nat and Nic (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang