Di dalam mobil, Kevin yang menyetir sendiri sedang melajukan mobilnya untuk mengantar pulang wanita yang sedang duduk di sebelahnya. Wanita yang dicalonkan untuknya, tapi tidak sungguhan. Wanita ini berperan penting dalam keberhasilan rencananya untuk merubah hidup anak lelakinya, Nic. Wanita bernama panggilan Nat, yang sangat cantik menurutnya. Ya di sinilah Nat berada, dalam mobil Kevin. Akhirnya dia memutuskan untuk ikut pulang bersama Kevin.
Flash back...
"KEVIN??"
"PAPA??"
"Kalian ngapain disini?" tanya Kevin yang baru keluar dari kafe yang sama. Ternyata Kevin sudah ada di kafe sebelum Nat datang. Tapi ia duduk di smoking area. Sedangkan Nat dan yang lain tidak.
"Kami habis makan malam, Pa. Papa sendiri sedang apa di sini?" Nic bertanya balik.
"Papa habis makan malam juga sama klien," jawab Kevin. "Nih Papa juga mau pulang." Mata Kevin tidak sengaja melihat Liam dan Nic saling memegang tangan Nat. "Ngomong-ngomong kalian berdua sedang apa?" tunjuk Kevin ke arah tangan Liam dan Nic.
Nic dan Liam refleks menurunkan tangannya.
"Ini Mr. Kevin, saya mau ajak Nat pulang bareng," jawab Liam.
"Aku ikut Kevin saja," potong Nat cepat. "Kamu mau kan mengantarku pulang?" tanyanya langsung dengan pindah posisi ke sebelah Kevin.
"Tentu saja, Nat. Dengan senang hati malah." Kevin menoleh ke putranya. "Kamu mau ikut, Nic?" tanyanya.
"Tidak usah, Pa. Nic bawa mobil sendiri. Kalau begitu Nic jalan dulu." Nic sempat melirik ke Nat sekilas, setelah itu ia langsung pergi setelah berpamitan pada Kevin. Nic beranjak dari sana dengan rasa kecewa yang dirasakannya. Sejujurnya, hatinya terasa sesak saat Nat lebih memilik Kevin untuk mengantarkannya pulang. Tapi ia juga tidak bisa melakukan apa-apa dikarenakan Nat memang calon pasangan papanya. Namun setidaknya, Nat pulang dengan papanya dan bukan dengan Liam.
Aurel pun menyusul Nic saat Nic sudah melangkah pergi. "Tunggu, Nic!" panggil Aurel. Setelah berhasil menyusulnya, ia merangkul lengan Nic. "Aku ikut kau ya?!"
Melihat Aurel begitu agresif membuat Nat merasa sebal sendiri. Tapi ia memendamnya dalam hati. Karena baginya, ia tidak berhak marah ataupun melarangnya.
"Kalau begitu saya permisi juga, Mr. Kevin," pamit Liam. Ia beralih ke Nat. "Selamat malam, Nat dan hati-hati." Setelah itu, Liam pergi meninggalkan Nat dengan Kevin.
Flash back off...
*****
Di dalam mobil, Kevin masih melirik Nat yang sedang terdiam sambil memadangi ke arah kaca sampingnya. Kevin tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Nat. Karena ingin mencairkan suasana hening, Kevin pun membuka suaranya. "Oh ya, Nat, maafkan saya karena tidak datang waktu dinner kemarin. Padahal saya yang mengajak kamu."
Nat menoleh ke Kevin yang sedang menyetir. "Ya tidak apa-apa." Nat tersenyum tipis.
"Apakah kamu sudah siap untuk berdansa dengan saya, Nat?" tanya Kevin lagi.
Pertanyaan Kevin membuat Nat teringat akan hari esok. "Vin, apa aku harus berdansa? Aku tidak yakin bisa," ujarnya dengan menunduk. Nat mengigit bibir bawahnya. "Aku takut mempermalukanmu."
Kevin terkikik pelan. "Tenang saja, Nat. Oh ya, apa Sam sudah memberikan hadiah yang kubelikan?"
Nat menoleh kembali. Ia mengerutkan keningnya. "Hadiah apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nat and Nic (COMPLETED)
Romance(Lagi direvisi dan akan dipublish ulang) Jangan lupa follow aku ya ^^ Aku tidak bisa membiarkan wanita itu menyandang nama ADDISON. Akan ku pakai beribu cara menggagalkan perjodohan dia dengan Papaku. Akankah aku berhasil? Atau malah aku akan terjeb...