Part 25.

11.2K 684 14
                                    

**Cinta merupakan keteguhan hati yang ditambatkan pada kemanusiaan yang menghubungkan masa lalu, masa kini dan masa depan**

Happy reading! ^^

**********

Erick mengulurkan tangannya ke hadapan Nat. "Hai, Nat!"

Mau tak mau Nat pun bersalaman dengan Erick. "Hai!" sapanya. Ekpresi datar tergambar pada wajah Nat saat sedang bersalaman dan diringi dengan senyuman yang dipaksakan. Catat ya, aku terpaksa! Sebenarnya aku tidak sudi memberikan senyuman cantikku kepada lelaki pembunuh Mamaku!

"Silahkan duduk!" Liam menyuruh semuanya duduk, disusul dirinya.

Mereka semua pun duduk dengan posisi Tommy dan Erick berhadapan dengan Liam dan Nat.

"Mr. Erickson Zidane, saya sudah lama tidak mendengar kabar anda. Papa juga mencari-cari anda," ujar Liam membuka topik pembicaraan.

"Saya stay di Singapore sejak kepergian istri dan anakku," jawab Erick sambil melirik ke arah Nat.

Nat yang merasa ditatap oleh Erick, langsung membuang mukanya.

"Saya sempat dengar dari Papa, apa benar istri anda meninggal karena ditabrak oleh seseorang?" lanjut Liam dengan nada menyelidik.

Pertanyaan Liam berhasil membuat emosi Nat tiba-tiba membuncah keluar. Tapi ia masih menahan dirinya dengan mengepalkan tangannya.

Tommy mengeluarkan senyum menyeringai melihat reaksi Nat. Dari sejak perbincangan Liam dengan Erick dimulai, ia sudah memperhatikan respon Nat.

"Ya, itu benar," jawab Erick.

"Lalu bagaimana dengan anak anda?" tanya Liam lagi karena penasaran.

"Saya sedang mencarinya sampai sekarang," jawab Erick sambil kembali melirik ke Nat.

"Jadi begitu rupanya. Papa saya benar lagi kalau anda memang kehilangan anak anda. Kalau boleh tahu, kira-kira sekarang usia anak anda berapa tahun?"

"Mungkin sekarang dia seumuran dengan Natasha," jawab Erick yang masih dalam melirik ke Nat. Dan yang diliriknya masih tidak mau membalas menatapnya.

"Oh ya? Apa tidak ada petunjuk apapun? Mungkin saya bisa membantu anda untuk mencarikan anak anda?!" tawar Liam. "Ngomong-ngomong namanya siapa?" sambungnya.

"Namanya..., "Erick menjawab sambil menatap Nat tanpa berkedip. "Na... ta..."

Karena gusar, Nat langsung memotong ucapan Erick dengan memarahi Liam. "Kalau kau mau membicarakan kehidupan pribadi Mr. Erick, lebih baik berdua saja! Aku tidak punya banyak waktu hari ini, Am!" sembur Nat dengan bersedekap.

Liam terhentak kaget dengan ocehan Nat. "Tidak punya banyak waktu katamu??" Liam menaikkan satu alisnya. "Aku tidak salah dengarkan?? Bukankah biasanya juga kau menghabiskan waktu denganku di sini," sindir Liam.

"Liam, aku serius! Nic sedang menungguku di luar." Jawaban Nat spontan membuat Liam yang tadinya cuma menggoda Nat, berubah menjadi serius karena mendengar nama Nic disebut.

Liam mendengus kesal. "Aku jadi ingin membuatmu di sini terus bersamaku!" sahutnya ketus.

"Please, Liam Hendrickson?!!" seru Nat.

"Oke, Natasha!" sahut Liam akhirnya mengalah. Ia mengalah karena Nat adalah wanita yang disukainya. Liam beralih ke Tommy dan Erick. "Sorry, semua. Mari kita lanjutkan!"

Mereka pun mulai membicarakan job-job Nat yang akan dikerjakan Nat di perusahaan Zidane Group. Selama mereka berbincang, Erick tak hentinya menatap Nat. 

Nat and Nic (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang