Part 26.

11.4K 658 5
                                    

Ketika menuju parkiran, cairan bening di mata Nat yang dari tadi ditahan mulai keluar. Aku berhasil menghadapinya, ucap Nat dalam hati. Nat segera menyeka air matanya cepat-cepat yang sudah turun ke pipinya dengan punggung tangannya. Tangan satunya masih menggenggam tangan Nic. Ia berusaha tegar di hadapan Nic.

Langkah Nic mendadak berhenti, kemudian ia langsung memeluk Nat lagi. "Maafkan aku yang terlambat melindungimu dari lelaki itu. Maaf, karena aku telah membiarkan dia menyentuhmu," lirih Nic sambil membelai rambut Nat.

Nat pun masih menahan apa yang ditahan di pelupuk matanya. "Tidak apa-apa, Nic." Nat mendekap dengan erat tubuh Nic karena ia merasa gemetaran.

Nic menyadari getaran dari tubuh Nat. "Sekarang kau tarik nafas dalam-dalam dan hempaskan perlahan, Nat."

Nat pun mengikuti instruksi Nic.

"Menangislah jika kau mau. Luapkan apa yang menjadi kesedihanmu agar perasaanmu lega," lanjut Nic.

Yang tadinya Nat berusaha menahan semuanya akhirnya terluapkan. Ia menangis sejadi-jadinya di pelukan Nic. Tangisan yang memilukan dan menyayat hati.

Jujur saja, di lubuk hatinya yang paling dalam, Nat sangat merindukan papanya, tapi kebencian yang ia tanam di dalam hati dan pikirannya jauh lebih besar dari kerinduannnya. Mungkin kalau tidak ada Sam yang selama ini ia sudah anggap sebagai pengganti figur seorang ayah, ia akan luluh terhadap perkataan Erick. Nat pun terisak sampai akhirnya kesadarannya mulai hilang dan ia jatuh tersungkur. Untuk kedua kalinya Nat jatuh pingsan.

Nic yang terkejut melihat Nat pingsan lagi segera menggendong Nat dan langsung membawanya ke rumah sakit.

*****

Kevin dan Sam berlari ke lorong rumah sakit dalam keadaan panik. Mereka mendapat kabar dari Nic bahwa Nat pingsan lagi.

Sesampainya mereka di ruangan Nat dirawat, Kevin langsung membuka pintu tersebut. Mereka bisa melihat Nat sedang tertidur dengan infus di tangannya.

"Ada apa ini, Nic? Kenapa Nat bisa pingsan lagi?" tanya Kevin cemas sambil berjalan masuk ke dalam ruangan.

"Nat bertemu dengan Erick, Pa. Mereka berdebat dan---, dan Erick menamparnya," jawab Nic sambil mengepal kedual tangannya karena masih meredam amarahnya pada Erick.

"APA?" Sam sangat terkejut mendengarnya. "Kurang ajar lelaki itu! Aku akan membalasnya!" Amarah Sam ikut meluap. Kakinya langsung melangkah untuk beranjak dari ruangan. Namun, langkahnya terhenti karena tangan Kevin refleks terbentang untuk menahannya.

"Jangan gegabah, Sam! Saya tahu kau marah, tapi kita harus berpikir dengan tenang untuk masalah ini. Jangan biarkan emosi membuat kita salah langkah," tukas Kevin sambil menepuk pundak Sam.

Sam terdiam dengan tangan mengepal. Ia menarik nafas panjang dan menghempaskannya.

Nic menoleh ke Sam dan menunduk, "Maaf, Sam, karna aku tidak berhasil melindungi Nat. Aku membiarkan lelaki itu menamparnya," ujar Nic masih dalam posisi tangan yang mengepal karena mengingat kejadian tadi. Ia masih menyalakan dirinya karena tidak bisa melindung wanita yang ia cintai. Padahal ia sudah berjanji kepadanya akan melindungi Nat.

"Sudahlah, Tuan Nic. Ini bukan salah anda juga. Saya yang tidak bisa mencegah Nat untuk tidak berurusan dengan Zidane Group," ujar Sam sambil memegang pundak Nic.

"Oh ya, Nic, dokter bilang apa?" tanya Kevin.

"Dia mengalami trauma akan masa lalu dan tekanan yang membuatnya depresi. Dia hanya butuh istirahat, dan tidak ada yang serius," jawab Nic.

Nat and Nic (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang