Part 11.

15.3K 945 9
                                    

🚗🚗🚗🚗🚗🚗🚗🚗🚗

Nic melajukan mobilnya ke sebuah kafe yang diperintahkan Kevin. Di dalam mobil, mereka berdua hanya diam tanpa bersuara. Yang terdengar hanya suara radio yang lagi bersenandung penyanyi Daniel Bedingfield berjudul if you're not the one. Nic sengaja memutar radio karena suasana mereka yang kikuk.

Sepanjang perjalanan Nat hanya menatap ke arah kaca dan memandangi jalanan sampai ia ketiduran.

Sedangkan Nic sendiri, ia dari tadi hanya fokus menyetir tanpa menoleh ke Nat. Ia merasa canggung berduaan di mobil. Ia sampai menyetel volume radio keras-keras. Biasanya saat Nic pergi dengan wanita-wanitanya pun, ia merasa biasa saja. Tapi kenapa kali ini terasa begitu berbeda? Nic memang belum menyadari apa yang membuatnya menjadi seperti ini.

Sepertinya ada yang salah dengan diriku, pikir Nic dalam hati.

Saat sedang menyetir, ia mencoba melirik Nat. Melihat Nat sedang tidur, ia memutar kedua bola matanya tidak percaya. Bagaimana mungkin dia bisa tertidur di saat berdua begini? Apa dia tidak takut kalau aku akan macam-macam padanya? Tapi ku akui, Nat, kau memang sangat cantik. Shit!! Aku sudah gila sekarang! umpat Nic dalam hatinya.

Satu jam kemudian, mereka pun sampai. Nic yang melihat Nat masih tertidur, tangannya terangkat untuk mendekati wajah Nat yang tertidur. Ia menggeser beberapa helai rambut Nat yang menutupi wajah cantiknya dengan sangat pelan dan hati-hati takut Nat terbangun.

Baru akan memandangi wajah Nat, bunyi dering ponsel Nat menggema di dalam mobil dengan keras sehingga mengejutkan Nic, dan refleks Nic langsung menarik tangannya kembali.
"Ponselmu bunyi tuh," ujar Nic. Ia langsung bersikap biasa saja. Ia tidak mau kelihatan seperti orang yang habis melakukan tindakan senonoh. Senonoh? Jangan berlebihan ah!

Nat yang masih setengah sadar, perlahan membuka kelopak matanya dan mengambil ponselnya di dalam tasnya. Lalu, ia menjawab panggilan tersebut.

"Halo?"

"Hai, Nat! Ini Kevin. Apakah kamu sudah sampai?"

Nat memperhatikan sekitarnya dari kaca mobil. "Sepertinya baru sampai."

"Oke, baiklah. Aku sudah memesan meja di sana atas namaku. Kamu masuklah dengan Nic. Nanti aku akan menyusul."

"Baiklah, Vin. Bye!" Nat menutup teleponnya dan menaruhnya kembali ke dalam tasnya, setelah itu Nat menoleh ke Nic. "Kenapa kau tidak membangunkanku jika sudah sampai?" tanyanya sambil merapikan rambutnya.

"Kau tertidur pulas sampai mengiler! Aku mana tega membangunkanmu," ledek Nic sambil melepas seatbelt dan keluar dari mobil.

Mendengar itu, buru-buru Nat langsung mengelap mulutnya memastikan bahwa apakah benar ia mengiler. Tidak ada, ucap Nat dalam hati. "Dasar tukang bohong!" umpatnya, lalu menyusul keluar mobil.

Nic yang mendengar umpatan Nat hanya terkikik. Ia berjalan masuk ke dalam kafe dengan Nat di belakangnya.

****

Sesampainya di dalam kafe, mereka duduk di meja yang sudah dipesankan oleh Kevin. Tidak lama kemudian, pelayan pun datang menghampiri mereka. "Mau pesan apa?" tanyanya.

"Nanti ya, Mas, kami masih menunggu satu orang," jawab Nic.

"Aku pesen minuman ini dulu." Nat menunjuk ke menu yang ia mau ke pelayan.

"Baiklah. Mohon ditunggu." Pelayan itu pergi.

Nat memandang sekitarnya. "Selera Papamu anak muda banget ya? Kafe ini bagus lho." Café dengan penerangan yang remang, dihiasi tanaman hias yang berwarna-warni dan alunan musik yang klasik.

Nat and Nic (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang