PART 7

1.1K 55 12
                                    

Warning 18++

Bagi anak yang belum cukup umur harap jangan baca sampai habis ya hehe kalau nekat dan ketagihan bukan tanggung jawab author wakakak

Enjoy reading

.

.

.

Hari sudah berganti menjadi gelap, langit sudah tidak lagi menunjukkan keindahannya, matahari berganti menjadi bulan. Angin malam sedang berhembus sangat kencang menyekam sampai ketulang.

Firasat tidak baik muncul dari benak seorang Shania, saat ini ia sedang berusaha menghubungi suaminya namun, hasilnya nihil tidak di angkat sama sekali, perasaan gundah, risau, mulai bermunculan.

"bunda ngapain sih mundar mandir aja dari tadi?" ujar anak pertama yang sedari tadi memerhatikan gerak gerik orang tuanya.

"ayah kamu belum pulang jam segini kak" ucap Shania kembali mundar mandir seperti setrikaan sambil menggenggam handphonenya.

"yaa macet kali bund, udah sini bunda duduk. Ve capek liatin bunda mundar mandir terus" ujar Ve anak pertama Shania sambil menepuk sofa di sampingnya.

Shania pun menurut dia duduk di samping anak sulungnya masih dengan perasaan gelisah, sesekali ia menggigit kuku jarinya dan berkeringat dingin.

Ve mengusap punggung Shania dengan lembut "bunda tenang, ayah pasti baik-baik aja kok" ucap Ve menenangkan Shania.

Datanglah anak kedua dari atas turun ke bawah menghampiri mereka berdua dan langsung duduk di antara mereka.

"bunda kenapa? Kok dingin banget tangannya?" ujar Melody memegang lembut tangan Shania.

"perasaan bunda gak enak tentang ayah kalian" ucap Shania bibirnya sudah gemetaran.

"lah iya tumben jam segini ayah belum pulang. Macet kali bunda" ucap Melody mencoba ikut menenangkan bundanya.

Melody pun berjalan ke dapur sekedar mengambil air hangat untuk bundanya lalu ia kembali ke ruang tengah.

"ini bunda minum dulu" ucap Melody sambil menyerahkan air hangat itu.

Shania mengambil air hangat itu dan meneguknya sedikit "makasih ya sayang" ucap Shania tersenyum.

Melody mengangguk sambil tersenyum lalu memeluk Shania agar sedikit tenang begitu juga dengan Ve. Tiba-tiba si anak bungsu menangis kencang sekali Shania langsung menghampiri kamar si bungsu.

"dedek kenapa sayang? Mimpi buruk ya" ucap Shania langsung menggendong si kecil sambil mengusap punggung si kecil.

Lalu Shania membawanya ke ruang tengah sambil di timang-timang agar tertidur kembali tapi si bungsu tetap nangis kini nangisnya malah tambah kencang.

"ya allah ayah pulang kek ayah" ucap Shania mulai menitikkan air matanya sambil memeluk si kecil yang masih menangis.

Melody dan Ve yang melihat itu ikut khawatir mereka berdua mencoba menghubungi ayahnya namun, hasilnya tetap sama tidak di angkat, di SMS tidak di balas. Saat ini yang bisa mereka lakukan hanya berdoa untuk keselamatan ayah mereka.

Kemudian terdengar suara mobil dari luar, suara knalpotnya menandakan itu mobil ayah mereka. Mereka langsung lari berhamburan keluar rumah.

"ayah!" ucap Ve dan Melody bersamaan saat melihat ayahnya turun dari mobil dengan keadaan mengenaskan.

Mereka langsung menghampiri ayahnya dan membawanya masuk ke dalam rumah. Shania yang melihat suaminya dalam keadaan mengenaskan itu langsung berlarian sambil membawa si kecil lalu memeluk sang suami.

The Dark Umbrella (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang