PART 13

1K 61 6
                                    

Kenangan akan menjadi teman , esok pun harus menjadi semakin kuat walaupun ada hal yang menyulitkan kau tak sendiri pasti bisa lalui. Di lapangan saat kita main bersama jangan melupakan keringat semangat itu.. sa yang..

Ya gambaran yang pas untuk Melody saat ini, di sore hari yang indah bagi orang yang melihatnya tapi tidak bagi dirinya yang sedang rindu akan sosok kekasihnya sekaliagus ayah dari anak-anaknya.

Saat ini di kamarnya Melody sedang memandang foto dirinya bersama Lidyo sedang tesenyum bahagia di sebuah taman.

"yo, andai kamu disini.. kamu pasti seneng mendengar berita ini.. pasti kamu langsung cium perut aku, pipi aku terus ngusap-ngusap perut aku.. aku kangen itu lid.. apa kamu bahagia disana? Aku sungguh bahagia disini, di kelilingi orang-orang yang menyayangiku juga anak kita.."

"...akhirnya impian kamu punya anak kembar terwujud lids, aku seneng deh, semoga anak kita mirip kamu ya, jailnya, senyumnya, yang selalu jadi obat semangat aku.. aku udah punya nama loh buat anak kita nanti"

"..karena anak kita cewek jadi aku ambil nama ini, yang pertama Eve Nurramdhani Djuhandar yang kedua Akyla Nurramdhani Djuhandar.. dua nama yang amat sangat kamu sukai kan lids?" gumam Melody tanpa sadar air matanya terjatuh dengan sendirinya.

Ia pun langsung mengusap air matanya "aku gak boleh nangis, kan lid? Karna kamu gak suka liat aku nangis.. aku akan berusaha jadi ibu yang baik buat anak kita" gumamnya lagi tersenyum.

Tok

Tok

Terdengar suara ketukan pintu dari arah luar "masuk" ucap Melody sambil mengusap air matanya.

Lalu orang yang mengetuk pintu itu pun masuk dan ternyata yang mengetuk pintu kamarnya adalah.. adik iparnya Lidya Maulida Djuhandar.

"eh lids, ada apa? belum pulang?" Tanya Melody saat melihat Lidya lalu tersenyum ke arahnya.

Lidya pun duduk di tepian kasur "mamah sama papah udah pulang, aku mau nginap disini, boleh kan kak?" Tanya Lidya tersenyum.

"boleh dong" ucap Melody mengusap kepala Lidya.

Mata Lidya pun menangkap sesuatu yang sedang di pegang oleh Melody.

"kakak kangen kak dyo ya?" Tanya Lidya.

"um, iya nih" ucapnya sambil tersenyum dan memandang kembali foto tersebut.

Lidya mengusap punggung Melody "sabar ya kak.. kak dyo juga sayang dan cinta kok sama kk, disana dia pasti bahagia liat kk bahagia disini" ucap Lidya memeluk Melody dari samping.

"kalo kk kangen kak dyo, tinggal liat kamu aja lid, kalian sangat mirip seperti kembar cuma beda gendernya aja hehe" ucap Melody terkekeh.

"loh kak dyo belum bilang sama kk? Aku kira kk tau, kalau aku emang kembarannya kak dyo" ucap Lidya menatap mata Melody.

"hah? Kembaran?" Tanya Melody kaget.

Lidya mengangguk "iya, kalau kk sadar, terus liat akta kelahiran aku sama kak dyo itu sama, cuma dulu waktu sekolah, kak dyo kyk lompat-lompat kelas gitu apa ya namanya aku lupa??" ucap Lidya berfikir sejenak. *padahal authornya yang lupa hehe*

"... ah pokonya itu deh.. dia aja SD cuma 4 tahun, SMP cuma 2 tahun dan SMA baru 3 tahun karna dia yang minta, dia mau sekolah kyk orang normal lainnya.. jadi deh kak dyo lebih tua dari aku.. padahal umur kita sama" jelas Lidya lalu tersenyum.

"hah? Dia gak cerita apa-apa sama aku" ucap Melody.

"iyaa mungkin dia malu kali kak, kalau tau dia adik kelas kk, terus takut kk minder, mungkin itu alasan dia merahasiakan ini" jelas Lidya.

The Dark Umbrella (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang