PART 8

1K 57 10
                                    

Di kamar Shania dan Boby...

Mereka sedang tiduran sambil berhadap-hadapan saling memandang wajah satu sama lain sambil tersenyum. Shania mengubah posisi tidurnya jadi telentang melihat langit-langit kamarnya.

"yah aku masih ke pikiran, siapa orang yang nolongin kamu itu" ucap Shania tanpa menoleh ke Boby masih menatap langit-langit.

"iya aku juga masih mikirin"

Shania mengubah posisi tidurnya lagi jadi menyamping "kamu gak Tanya dia siapa?"

"aku udah Tanya, dia cuma jawab 'saya hanya menjalankan tugas saya untuk menolong keluarga anda' gitu katanya"

"aduh bikin penasaran aja sih tuh orang. Kamu juga lebih hati-hati lagi nanti kalo pulang kantor, jangan lewat jalan itu lagi, lebih waspada lagi ya yah"

"iya bunda sayang duh bawelnya kumat deh hehe jadi makin cayang" sambil cubit-cubit pipi Shania.

"ish sakit tau. Udah yuk tidur, aku ngantuk" Shania mulai memejamkan matanya begitu juga dengan Boby.

***

Di tempat lain ada seseorang sedang berbincang-bincang kecil di sebuah ruangan yang sedikit luas dan kurang pencahayaan itu mengenai kejadian tadi malam.

"lapor bos (dengan gaya hormat) saya telah selesai menyelesaikan misi pertama. Mission complete!"

"good Job! Pertahankan ini, saya sudah liat aksi kamu. Saya akan terus memantau pergerakan Najenda dkk, kamu harus siap untuk saya panggil secara mendadak."

"siap bos"

Tiba-tiba di tengah perbincangan mereka dari layar monitor ruangan itu munculah sesosok Najenda beserta anak buahnya sedang merencanakan sesuatu.

"besok pukul Sembilan malam, anak pertama dari Boby baru pulang dari kantornya, kalian harus sudah stand by di jl *** dari jam setengah sembilan. Kalian harus bisa bunuh anak itu karena anak itu akan menjadi tangan kanan Boby nantinya. Dan jiwa pembisnis di diri dia sangat kuat dan dia cukup pintar dan cerdik. Kali ini jangan sampai gagal lagi, MENGERTI?!" ucap Najenda menjelaskan misinya ke anak buahnya.

"mengerti bos" jawab anak buahnya dengan kompak.

Layar monitor pun mati. Orang ini menatap anak buahnya dengan senyum menyeringai.

"sudah dengar kan apa rencana mereka? (anak buahnya mengangguk) jadi kamu harus sudah stand by di jalan itu dari jam delapan malam, jangan lengah, jangan ceroboh. Karena misi mereka ingin membunuh Veranda. Veranda tidak boleh terbunuh jadi sebisa kamu, kamu nolongin Veranda, paham?"

"paham bos"

"bagus. Sekarang kamu istirahat agar stamina kamu kembali utuh untuk menjalankan misi besok"

Anak buah itu pun pergi dari ruangan si bos. Si bos pun duduk dengan santainya di kursi kebesarannya sambil tersenyum-senyum.

"aku akan menolongmu bob. Seperti apa yang kamu lakukan padaku di masa lalu. Aku sangat bertrima kasih padamu. Dengan cara ini aku bisa membalas kebaikan mu" monolog si bos besar itu sambil memperhatikan foto mereka yang sedang tersenyum senang.

***

Pagi hari di dalam rumah keluarga Tanumihardja sedang sarapan bersama seperti biasa. Boby yang masih cidera akibat pertarungannya harus bed rest untuk beberapa hari Karena luka yang di sekujur tubuhnya sedikit parah.

"kamu nanti pulang jam berapa kak?" Tanya Shania sambil mengolesi selai kacang ke roti sang suami.

"nanti Ve lembur, jam sembilanan lah Ve baru pulang" ucap Ve sambil mengunyah rotinya.

The Dark Umbrella (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang