Prolog

4.1K 99 3
                                    

Aku Nadya. Cut Nadya Gista Maharani. Ada yang memanggilku Nanad, Nadya, Gista, Rani, dan masih banyak lagi. hanya yang memanggil 'sayang' saja yang belum ada. Dari namaku, pasti kalian semua tahu dari mana asalku. Aku adalah putri tunggal dari sepasang guru yang saling sayang.
Ayahku adalah seorang kepala sekolah di sebuah SMA ternama di Tangerang. Sedangkan Ibuku adalah guru bahasa Indonesia di SMA yang sama. Aku punya banyak kemiripan dengan Ibuku, tertarik pada dunia sastra adalah salah satunya. Aku sangat menyukai puisi, kata mutiara, dan masih banyak lagi. Penulis favoritku adalah Dewi Dee Lestari. Aku juga punya beberapa kesamaan dengan Ayahku, galak, yang paling terlihat sama di antara kita. Sebagai anak tunggal, aku sangat dekat dengan kedua orang tuaku, dan aku sangat menyayangi mereka.
Aku, Ayah, dan Ibu, tinggal di kota Tangerang sejak aku lulus SMP. Keluargaku pindah dari Aceh karena Ibu ingin sekalian menjaga dan mengurus Nenekku yang sudah tua dan sakit-sakitan. Namun, Nenekku meninggal saat aku kelas dua SMA. Sebenarnya, dulu aku bukan anak tunggal, karena aku punya kakak. Kakakku lelaki, dan dia berumur enam tahun lebih tua dariku. Namun, dia meninggal setahun setelah lulus SMA, akibat over dosis obat-obatan terlarang.
Aku ingin sedikit menggambarkan tentang kehidupanku. Aku adalah gadis yang cantik, itu kata Ayah dan Ibuku yang nggak mungkin berbohong padaku. Aku gadis yang aktif, ceria, dan manja. Aku juga bisa dibilang sebagai gadis yang gak bisa ketinggalan jaman. Setiap ada sesuatu yang menjadi trend, aku pasti selalu ingin terlibat ataupun mencobanya.
Meski berstatus sebagai anak tunggal, aku diberi kebebasan oleh kedua orangtuaku dengan syarat aku harus bisa menjaga batas kebebasan itu, dan aku yakin nggak akan ada satu orang pun yang bilang kalau aku itu nakal. Karena aku tidak seperti mereka yang menghabiskan malamnya di Club. Aku juga tidak seperti mereka yang selalu berada di Mall ketika jam sekolah atau kuliah. Aku lebih senang menghabiskan siang dan malam di rumah untuk membaca buku.
Aku bangga pada diriku sendiri disaat pemuda-pemudi jaman sekarang begitu mudah terjerumus ke lubang yang hitam pekat.
Tentang asmara, selama hidupku, aku pernah berpacaran dengan dua lelaki, tapi tidak di waktu yang sama, tentunya. Aku bukan tipe wanita yang gemar berganti pasangan, itulah sebabnya aku hanya punya dua mantan sampai saat ini. Mungkin sangat sedikit dibanding kalian, tapi aku tak malu, karena aku adalah wanita yang sangat selektif pada lelaki dan bukan tukang koleksi nama mantan.
Aku sudah dewasa. Aku sudah punya KTP, SIM, dan sudah boleh nonton film dewasa di bioskop. Tapi, dibalik kedewasaanku ini, aku merasa masih banyak yang kurang. Sejauh ini, aku belum pernah merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta. Belum ada yang mampu mengikatku untuk merasa terpikat, belum ada lelaki yang mampu membuatku menyerahkan segala perasaanku. Aku akui, aku bukan wanita yang mudah ditaklukan oleh rayuan. Bukan bermaksud sombong, di masa SMA, nggak sedikit lelaki yang mengejarku, tapi seperti yang kubilang, belum ada yang membuatku mau.
Kini, aku benar-benar ingin merasakan jatuh cinta dengan kesungguhan, karena pengalaman yang aku dapat dari dua mantanku dulu, hanya seperti buku tebal tanpa isi. Berlangsung cukup lama, tapi tanpa cerita yang berarti. Saat itu, aku hanya membutuhkan pengisi kekosongan, atau sekadar pengusir bosan saja. Selama pacaran, aku jarang sekali kencan, bahkan komunikasi pun sangat minim, hanya semauku saja. Jadi, bisa dibilang bahwa sampai saat ini aku belum menemukan cinta pertamaku.
Lewat buku ini, aku ingin menceritakan pengalamanku di kehidupan baruku. Tepatnya esok hari, aku resmi menjadi seorang mahasiswi di sebuah kampus di kawasan Tangerang. Tak usah tanya jurusan apa yang kuambil, karena aku yakin kalian pasti tahu bahwa aku sangat mencintai Sastra. Aku merasa semangat di diri ini begitu tinggi, setelah satu tahun libur dari segala aktivitas, akhirnya aku kuliah juga. Harapanku, aku bisa bertemu dengan banyak teman baru, sahabat baru, guru baru, atau mungkin juga pacar, ya, semoga.
Lewat buku ini juga, aku ingin menceritakan pengalamanku mencari cinta yang sesungguhnya, cinta yang membuatku tunduk tanpa satu pun alasan.
Siapapun lelaki yang akan diutus Tuhan untuk menjadi cinta pertamaku, kuharap dia datang sesegera mungkin. Untukmu, siapapun itu, satu kalimat untukmu; aku menunggumu.
Aku akan bercerita dengan cara seperti aku sedang curhat pada kalian. Semua nama di cerita ini aku samarkan, agar mereka yang terlibat nggak ngerasa risih, kaget, atau apapun hal lainnya.
Mari, temani aku menenggelamkan diri pada cerita kehidupanku.

Tentang Seseorang [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang