Chapter 1

4.6K 250 133
                                    

Seperti biasa, club yang berada di tengah-tengah kota ini selalu ramai. Namun tak juga menghentikan langkah seorang gadis cantik yang terlihat lebih seperti seseorang yang memiliki banyak beban, masuk kedalamnya.

Suara musik yang berdentum kuat di dalam ruangan yang dibilang besar ini semakin membangkitkan gairah seorang Raina dengan celana jeans yang robek di beberapa bagian serta baju berlengan pendek yang melekat cukup ketat di tubuhnya untuk terus menggoyangkan badannya.

Dia bahkan nggak peduli dengan beberapa tangan jahil yang menyentuhnya dengan sengaja. Yang ada dipikirannya saat ini adalah membebaskan rasa sakit yang terasa mencekik hatinya sejak beberapa hari yang lalu.
Tentu saja sakit karna mendengar penjelasan cowok itu. Dia ingin bersenang-senang menghapus semua kegelisaan yang datang secara tiba-tiba tanpa aba-aba darinya.

Tarikan yang cukup kuat pada lengannya membuat tubuh cewek itu terhuyung seketika. Dia menatap tajam kearah orang yang menariknya itu, ketika orang tersebut dengan cepat membawa dirinya kedalam pelukannya.

"Cukup Rain! Lo udah nggak bisa ngendaliin diri lo sendiri!"

Raina hanya mendengus kasar setelah mendengar teguran dari sahabatnya itu-- Kevin. Dan dia memutar kedua bola matanya saat Kevin menarik dirinya untuk keluar dari kerumunan orang-orang yang masih menikmati dentuman musik yang dapat memekakkan telinga orang awam itu.

"Lo nggak tau namanya olahraga ya, Vin?" Tanya Raina yang lebih tepat seperti pernyataan.

Kini, giliran Kevin yang memutar jengah kedua bola matanya. Lalu dia memesan dua minuman yang tidak mengandung alkohol kepada bartender sebelum memusatkan pandangannya kepada sahabatnya yang sangat bandel ini.

"Gue udah sering ngajak lo lari pagi, nge-gym, tapi lo nggak mau. eh malah milih olahraga model beginian"

"Yaelah lo nya aja yang nggak tau. Sekali-kali olahraga kayak gini dong biar tau enaknya kayak gimana." Raina langsung menyesap minuman non alkohol itu dalam satu kali tegukan.

Kevin menjitak kepala Raina yang membuat cewek itu mengerucutkan bibirnya dengan kesal " Lo nggak liat apa? tu cowok-cowok pada nyentuh tubuh lo seenaknya!"

Raina mengedikkan kedua bahunya. "Nggak tuh, gue nggak liat."

Kevin menipiskan bibirnya, menatap Raina dengan setumpuk kekesalan yang tampak jelas dikedua matanya. Ia menghela nafas panjang, tanpa bicara, dia tahu bahwa cewek itu mengerti kalau dirinya sedang tidak ingin bercanda.

"Yaelah lo, iyaiyaa gue tau" ucap Raina pada akhirnya saat melihat wajah sahabatnya yang sudah menegang.

Kevin menghembuskan nafas panjang. Ia kemudian membayar tagihan minuman yang mereka beli sebelum mengajak Raina untuk pulang walau harus bersusah payah terlebih dalulu agar cewek-bandel itu mau mengikutinya.

Cewek yang satu ini memang benar-benar merepotkan. Sudah beberapa hari ini dia selalu pergi ke club setiap malam. Entah apa alasannya, bahkan beberapa hari ini juga dia selalu telat datang kesekolah. Padahal sejak beberapa bulan yang lalu, tepatnya saat kenaikan kelas berlangsung, cewek itu nggak pernah lagi keluar masuk club. Namun, sekarang dia berulah lagi. Dan itu harus membuat dirinya siap siaga setiap saat disisi Raina ketika sahabat cewek Raina- sedang tidak ada.

"Gue nginep di apatremen lo ya Vin? Ada mak lampir dirumah. Gue males ngeliat mukanya." Pinta Raina setelah Kevin melajukan mobilnya.

"Gue anter lo ke Apartemen lo aja ya?"

"Pelit banget sih, nggak boleh nginep di apart lo"

"Bukannya gitu" Kevin meluruskan agar Raina tak salah paham. "Biasanya kan kalo lo nginep di apart gue, gue bakal nginep di apart Rendi yang di samping apart gue. Tapi hari ini Rendi lagi pulang kerumahnya"

Heart (If You Know) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang