Chapter 24

1.6K 137 28
                                    


Dentuman musik mengalun keras. Ini pertama kalinya ia mendatangi club setelah sekian lama Raina menghindari tempat bejat ini. Tak ada yang berubah, semuanya masih sama. Para gadis asik bergoyang tanpa memperdulikan lelaki lain yang terang-terangan menyentuh tubuhnya.

"Gue bakalan balik jadi diri gue yang dulu. Gue emang cinta sama Kevin, tapi gue ngga sudi ngemis cinta. Ini membuat gue terlihat sangat lemah." Monolognya meyakinkan dirinya pada pantulannya di cermin toilet perempuan.

Yunita dan Yunira yang ikut ke tempat ini bersama Raina, lebih memilih duduk manis di depan Bar, dan sesekali mengobrol dengan bartender. Sedangkan Raina, dia sudah berkeliaran entah kemana. Dengan pakaian ketat serta celana jenas robek yang melekat sempurna di tubuhnya membuat beberapa hidung belang terang-terangan ingin menyentuhnya.

"Gue emang nakal, tapi gue bukan Bitch yang bisa lo sentuh seenaknya!"

PLAAKKK

Tangan mulusnya mendarat sempurna di pipi si hidung belang itu, namun lelaki itu hanya meringis dan mengusap pipinya lalu pergi meninggalkan Raina.

Merasa bosan menikmati musiknya, Raina memilih untuk menghampiri Yunita dan Yunira. Disana mereka terlihat asik mengobrol dengan bartender baru, kalo kata Yunita sih, Lumayan cogan.

"Tuangin gue minumannya." Pinta Raina kepada Yunita yang sedang memegang satu botol alcohol di tangannya.

Tanpa banyak bertanya, Yuntia dengan segera menuangkannya. Membiarkann Raina meminum alcohol yang sudah lama di hindari sahabatnya itu.

Yunita dan Yunira tau, apa yang sedang terjadi pada Raina. Karna Raina pergi ke tempat ini hanya ketika ada masalah.

Entah ini sudah gelas keberapa, Raina tetap meneguk minumannya. Tak peduli dengan Yunita dan Yunira yang sudah lelah mencegahnya dari tadi.

"Cukup Rain! lo udah mabuk banget." Tegur Yunira, namun Raina sama sekali tak mengubrisnya.

Raina tetap meneguk minumannya. Matanya mulai terlihat sayu. Ia berdiri dengan sempoyongan.

Yunita yang menahan tubuh Raina agar gadis itu tak jatuh, namun tangan Yunita di tepis kasar oleh Raina.

"Tuh kan kalo mabuk keras kepala banget." Gerutu Yunita. Untung saja Raina mabuk, jadi Yunita tak perlu capek-capek mleihat sisi devil Raina kambuh.

"Lo mau kemana, Rain?" tanya Yunira ketika melihat Raina menuju pintu keluar.

Raina tak menjawab, dia tetap melangkah gontai, berusaha senormal mungkin walau tubuhnya mulai terasa tak seimbang.

Ia pelipisnya karna kepalanya yang mulai terasa pening,

Yunita dan Yunira mengawasinya di belakang, namun..

"Raina hati-hati, ntar lo Jatt-"

Belum selesai kalimat yang akan di lontarkan oleh Yunita, Tubuh Raina ambruk. Semua orang mengelilinginya, penasaran apa yang sedang terjadi pada gadis mabuk itu.

Di tertidur.

"Anjay, gue ga kuat gotong dia. Lu aja yang gotong ya Nir?"

Yunita berkacak pinggang melihat Raina yang tergeletak di lantai.

"Lu kira gue kuat gotong Raina?"

Yunita hanya mengedikkan bahunya acuh, ia menghela nafas gusar. Melihat ke sekelilingnya mungkin saja ada orang yang ia kenal dan bisa membantunya untuk mengangkat Raina kedalam mobilnya.

Tatapan Yunita terhenti pada satu titik, Dimana terlihat seorang yang sangat familiar, dan tentu saja itu orang yang dia kenal.

"KEVIN!!" teriaknya histeris, namun orang itu menghilang dengan sekejap di balik kerumunan.

Heart (If You Know) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang