Chapter 12

1.7K 104 26
                                    

"Bang."

Kevan yang merasa di panggil akhirnya menoleh keasal suara. Dilihatnya penampilan Kevin dari atas sampai bawah dengan raut wajah terkejut.

"Penampilan lo kenapa kaya gini?!" tanyanya khawatir sembari melangkahkan kakinya mendekati Kevin.

Kevin datang ke toko cake milik kakaknya dengan keadaan basah kuyup. Rambutnya berantakan, tak lupa pula wajahnya yang pucat.

Dengan sigap Kevan menempelkan telapak tangannya pada kening adiknya. Dan tentu saja dugaannya benar, Kevin demam.

"Lo kenapa bisa dateng dalam keadaan begini sih?" tanya Kevan di sela-sela langkahnya menuntun Kevin menuju lantai dua.

Kevin hanya terdiam, menunduk, menatap kosong kearah kakinya yang melangkah.

Kevan mendudukkan adiknya di sofa panjang setelah sampai di ruang kerja miliknya.

Ia mendesah pelan, "Vin, lo nggakpapa kalo belum mau cerita sama gue. Tapi jangan kaya mayat idup gitulah, gue ngeri kali ngeliatnya." Canda Kevan berusaha menyadarkan Kevin dari lamunannya. Tapi apa boleh buat? Ketika orang yang dihibur sedang sibuk dengan pikirannya sendiri.

Menghela nafas panjang, Kevan menepuk pundak adiknya. "Lo ganti baju aja, Vin. Gue siepin bubur dulu dibawah." Ucapnya lalu beranjak meniggalkan Kevin sendirian di ruangan itu.

Kevan menutup pintu perlahan sehingga menimbulkan decitan nyaring.

Ada masalah apalagi si Vin? Batinnya, ia menggeleng-gelengkan kepalanya seiring kakinya melangkah untuk menuruni anak tangga.

Kevin masih diam menatap nanar vas bunga di atas meja. Raganya memang disini, namun pikirannya melayang entah kemana.

Ingatan tentang perdebatannya dengan Lista beberapa saat lalu masih terngiang-ngiang di benaknya.

"Lo mau kemana? Hah? Gue belum selesai ngomong!" teriakknaya ketika Lista melangkah cepat menuju pintu keluar apartemennya.

Lista tak mengubris kata-kata Kevin. Dia tetap melangkah mendekati pintu.

"Lista!" bentaknya mencengkram kasar lengan Lista, bermaksud untuk mencegah cewek itu keluar.

"Jangan halangin gue!" teriaknya menghempaskan tangan Kevin. "Kalo lo nggak mau gue ngasi tau tante kesayangan lo tentang kehamilan gue, lo harus tinggalin Raina!" lanjutnya tajam.

Kini tangan Kevin beralih ke bahu Lista lantas mencengkramnya kuat sehingga membuat cewek itu meringis kesakitan. "Sampai kapanpun gue nggak bakalan ninggalin Raina!" titahnya tak kalah tajam.

"Lepasin anjing! Sakit!" Lista berusaha melepaskan cengkraman Kevin di pundaknya.

Sadar dengan apa yang dilakukan, dengan cepat Kevin melepas cengkramannya, "Maaf." Ucapnya menunduk. "Jangan pancing emosi gue, Lis. Gue nggak mau kasar sama cewek." Lanjutnya lirih.

Lista hanya tersenyum iblis, "Aduh Kevin, ini nih yang bikin gue tambah kelepek-kelepek sama lo." Ucapnya seiring tangannya menyentuh dagu Kevin lantas mengangkatnya agar cowok itu berhadapan langsung dengan wajahnya.

"Jangan sentuh gue! Lo terlalu menjijikkan!" Kevin menepis kasar tangan Lista.

Cewek itu hanya tersenyum miring, "Jangan ngomong gitu dong, Vin. Cepat atau lambat lo bakalan jadi ayah dari bayi dalam kandungan gue."

Pupil mata Kevin membulat sempurna, dia benar-benar tak habis pikir dengan ucapan Lista barusan. "NGIMPI LO!" teriaknya di depan wajah Lista.

Kevin bingung dengan jalan pikiran cewek di depannya ini. Berkali-kali ia bentak, namun responsnya hanya tertawa iblis. Sama seperti sekarang, ah Lista, betapa iblisnya dirimu.

Jari telunjuknya mengetuk-ngetuk pelipisnya, memasang ekspresi seolah-olah tengah berpikir keras. "Kalo gue bilag sama Raina, yang hamilin gue itu elo. Dia percaya nggak ya?" cibirnya pelan.

Kevin lebih terkejut dengan ucapan Lista kali ini. Rahangnya sampai terbuka beberapa senti saking terkejutnya.

"GILA LO YA!"

"YA! GUE EMANG GILA!" jawabnya teriak. Dengan cepat ia merogoh sakunya dan mengambil ponselnya lantas mencari nama Raina disana.

"Liat kegilaan gue selanjutnya, Kevin." Ujarnya tersenyum miring seiring tangannya menempelkan ponsel di telinganya.

"Mau apa lo!" Bentak Kevin. Jujur saja, dia benar-benar panik atas kelakuan cewek gila di depannya. Dia takut Lista membuat berita bohong untuk menjebak dirinya.

Dan tentu saja dugaannya benar saat Lista bericara seolah-olah sedang menangis ketika orang yang di telfonnya megangkat panggilannya.

"Raina.. gue mau kasi tau lo semuanya.." Ucapnya pura-pura terisak.

Kevin mengerutkan dahinya bingung.

Anjing! Batinnya lalu mengambil ponsel Lista dengan kasar lantas melempar ponsel itu ke tembok sehingga membuat ponsel itu hancur berserakan.

Lista terkekeh, "Lo takut?" ia melangkahkan kakinya, memutus jaraknya dengan Kevin.

"Mana mungkin gue ngasi tau Raina ketika lo ada disini?" Lanjutnya tersenyum miring. "Aduh, hape kesayangan gue jadi korban." Lista melirik kearah ponselnya yang hancur berantakan dengan ekspresi sedih yang dibuat-buat. Namun di detik berikutnya, dia tersenyum menyeringai, "Tapi nggakpapa kalo gantinya, lo yang jadi suami gue!"

"ARRGGGGHHHH!!!" Kevin mengerang Frustasi, ia menjambak rambutnya dan sesekali menggebrakan meja di depannya.

Kevan yang baru saja sampai di depan pintu mendengar teriakan itu. Tanpa sadar, ia melepas mangkuk bubur di tangannya sehingga membuat bubur itu terjatuh-- lantas segera berlari mendekat kearah Kevin.

"Kevin! Tenang! Lo kenapa?!" Kevan berusaha menahan tangan Kevin agar tak berlanjut melakukan sesuatu.

Kevin menangis. Iya, kali ini dia menangis. Entah apa yang membuatnya seperti ini, dia tak tau pasti. Apakah karena nacaman Lista? Atau karna tak ingin meninggalkan Raina?

Kevan mendesah pilu, ini pertama kalinya dia melihat Kevin sekacau ini. Ia memeluk adiknya, lantas menepuk punggung Kevin bermaksud memberikan ketenangan.

"Bang, gue harus gimana sekarang?"

Hello everybadehh :D*alayluthor

Ide numpuk, mood bagus, hehe :v . pendek? iya sengaja biar Kalian Kepo kelanjutannya wkwk. *Pedeamatdikepoin. Btw, kalo ide lagi mengalir deras sepanjang rindu yang doi berikan *Eaaa:v aku bakalan Next hari ini. so, Selamat menunggu para Readers:* . Jangan khawatir, Kalian menunggu sesuatu yang pasti kok :D *Pedeamatditungguin :v

Wiyaala.

Heart (If You Know) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang