27 : London Eye

1.1K 70 0
                                    

Lizzie POV.

9.00am

Hari ini aku tidak ada kelas karna dosenku hari ini tidak masuk jadi hari ini aku free. Aku akan pergi ke london eye bersama Amel dan Septian, karna aku memang belum pernah kesana walaupun sudah lebih dari satu tahun aku tinggal di london.

"Sep mana amel, dia jadi ikut bersama kita kan"Tanyaku pada septian saat kami sudah berada di parkiran kampus.

"Aku tidak tahu mungkin sebentar lagi dia akan datang"Ujar septian.
"Nah itu dia"Ucapan septian membuatku menoleh kearah gadis yang berlari dan dia menggunakan kemeja merah maroon itu.

"Kau darimana saja lama sekali"Tanyaku saat amel sudah berada didepanku.

"Maafkan aku, ada mahasiswi baru di kelasku, dan aku baru saja bertengkar dengannya"Ujar amel.

"Siapa namanya"Tanyaku.

"Aku tidak tahu, dia itu menyebalkan sekali, sepertinya dia bukan orang inggris" Jawab amel.

"Ayo, cepatlah"Ucap septian yang kini sudah berada didalam mobil.

"Aye,aye captain"Ucapku dan amel bersamaan.

***

Setelah kurang lebih satu jam berada dimobil dan terjebak macet kita bertiga akhirnya sampai. Aku segera membeli tiga tiket untuk naik ke bianglala raksasa itu, jujur saja aku takut akan ketinggian. Sementara amel dan septian pergi untuk membeli ice cream.

"OH MY GOD, This is beautiful"Ucapku saat kapsul yang berisi tiga orang ini membawa kami bertiga ke puncak tertinggi.

"Kenapa dulu kau selalu menolak ajakanku, padahal aku ingin melihatkan padamu kalau kota london itu indah"Ujar septian.

"Aku tidak tahu kalau pemandangannya akan se-indah ini, sep"Jawabku.

"Ayo kita selfie"Ucap Amel.

Aku dan septian merapatkan duduk kami hingga tidak ada jarak 1cm pun. Amel segera mengarahkan tangannya yang menggenggam ponselnya itu lalu mengangkatnya keudara. Kita banyak sekali mengambil gambar ketika diatas sampai tidak terasa kalau kapsul yang membawa kita telah sampai ke bawah lagi.  Aku sama sekali tidak merasa kalau aku memiliki phobia ketinggian.

"Lain kali, kita harus kemari lagi"Ucapku saat kami baru saja turun dari bianglala terbesar didunia itu.

"Itu harus"Sahut Amel.

"Guys aku haus, bagaimana kalau kita mencari minum disekitar sini"Ucapku.

"Aku juga haus"Sahut septian.

"Bagaimana kalau kita membeli es cream lagi"Saran Amel.

"Kitakan sudah membelinya, tadi"Ucap Septian.

"Kita mencari minuman yang lain saja" Ujarku.

"Tapi hanya itu yang ada disekitar sini, kalau kau dan septian tidak mau baiklah, biar aku saja yang membelinya"Ucap amel lalu pergi dari hadapanku dan septian.

"Bagaimana, kalau kita tidak membeli es cream kita akan haus sampai kita pulang" Bisik septian setelah itu menyenggol lenganku.

"Yasudah, ayo"Ucapku lalu berlari menuju amel yang sudah berada jauh didepan.

"Mel, tunggu"Teriakku.

"Katanya tidak mau, kenapa mengejarku" Tanya amel saat aku dan septian sudah menyamakan langkahku dengan amel.

"Kita terpaksa tahu"Sahut Septian.

***

"Ini segar sekali"Ucap Amel lalu mulai memakan es cream vanila miliknya.

My Idol My Boyfriend (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang