26 : Hurt

1.1K 71 0
                                    

Lizzie POV.
Setelah berpamitan dengan liam, aku dan septian langsung melajukan mobil ke apartemenku, Didalam mobil aku hanya menangis sampai septian tidak bisa menghentikan tangisanku. Aku tidak mengerti mengapa Erica bisa menjadi kekasih niall, aku sangat mengenal sifatnya. Hatiku sakit atau bisa dikatakan hancur berkeping-keping, perasaanku sekarang sedih. Terdengar berlebihan memang, tapi inilah yang aku rasakan sekarang.

***
Ting!!pintu lift terbuka.

"Pulanglah jika kau lelah, aku tidak mau kau sakit"Ucapku pada septian saat kami sudah berada didepan pintu flatku.

"Tidak, aku tidak mau meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini"Ucap Septian.
"Kemarilah aku tahu kau butuh bahu seorang sahabat, karna amel tidak berada disini maka akulah yang kini bertugas untuk merangkulmu"Sambung septian sambil memegang bahuku lalu menarikku dalam pelukannya.

"Aku tidak mau niall kecewa atas pilihannya"Ucapku yang masih bersandar didada bidang septian dan tanganku juga masih melingkar dipinggangnya sambil menangis.

"Memang kau mengenalnya dari mana, dari mana kau tahu kalau pilihan niall itu akan mengecewakan untuknya"Tanya septian.

"Aku sudah mengenalnya sejak lama, bahkan sifat aslinya"Jawabku

"Ayo masuk dan jelaskan padaku"Ucap septian dan membawaku keruang tengah.

Setelah aku masuk bersama septian, septian mengambilkan aku air dan memberikannya padaku, saat aku ingin memberti tahu septian tengtang siapa erica itu, tiba tiba ponselku bergetar dan ada yang menelfon.
"Amel"gumamku ketika melihat nama kontak yang menelfonku

"Hai Lizz, kau dimana sekarang"Ucapnya Excited setelah aku mengangkat telfonnya.

"Pelankan suaramu itu, aku ada di—"Ucapku terpotong karna amel sedikit berteriak disebrang sana.

"Selalu saja berteriak"Ucap septian tiba tiba dan aku hanya memukul lengannya pelan dan menyuruhnya untuk diam.

"Aku tahu pasti kau ada di flatmu kan, dan sedang duduk diruang tengah bersama septian dan kalian telah meminum orange juice, benar kan"Ucapnya cepat dengan sedikit berteriak.

"Iy—"Ucapnku terpotong karna amel lagi.

"Bye, aku akan segera masuk"Ucapnya lalu setelah itu sambungan telefon terputus

Aku, amel, dan juga septian memang jika berkumpul diruang tengah, juga ditemani orange juice. Kita menghabiskan berjam jam hanya untuk berbagi seputar aktivitas yang kita lalui hari itu.

"Ada apa"Tanya septian.

"Tidak ada"Jawabku cepat.

"Lalu siapa erica itu, kenapa menurutmu dia tidak baik bagi niall"Tanya Septian.

"Dia adal—"Ucapanku terpotong karna ada yang datang dan mengetuk pintu.

TOK.TOK.TOK.TOK.TOK.TOK.TOK
"Pasti amel"Gumam septian.

"Kau tahu itu, hanya dia yang mengetuk pintu sebanyak tujuh kali dan tanpa berhenti"Jawabku sambil berdiri dan membukakan pintu.

"HI"Teriak amel setelah membukakan pintu untuknya dan memelukku dengan sangat erat.

"I.. ca...n no..t bre.. ath...e"Ucapku dan dia langsung melepas pelukannya.

"I'm sorry"Ucapnya sambil memasang senyum diwajahnya.

"Kau ini kenapa, ayo masuk aku dan septian sudah menunggumu"Ucapku padanya.

"Kau habis menangis, apa septian menyakitimu"Tanya Amel dengan raut wajah khawatir sambil memegang bahuku

My Idol My Boyfriend (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang