"oke sekarang kita belajar tentang puisi "
Setelah Bu Dinda menjelaskan sekitar 20 menit ,Bu Dinda menyuruh untuk membuat puisi apa saja dengan majas yang menyentuh berupa 2 bait yang berarti 8 baris.
Mereka pun membuat puisi dan sangat langka sekali kelas X.IPS.1 menjadi hening .
" Didi kamu maju " sambil menunjuk .
Semuanya menahan ketawa karena orang seperti Didi gak mungkin bisa serius .
Bait pertama puisi Didi semuanya hening dan Bu Dinda merasa dipuji .
Bu Dini kau sangat cantik.
Bagai bunga yang mekar dipagi hari.
Bu Dini kau seperti lantunan lagu.
Yang membangunkan aku dari kemalasan.Didi merasa bait pertama puisi nya itu membuat Bu Dinda merasa terbang dilangit dan membuat teman-temannya terpesona .
Senyum miring sekilas membentang dibibirnya.
Teman sekelas nya pun merasa ada yang gak beres .Bu Dini saat kau ajari aku pelajaran.
Kenapa suaramu bagai bangunan yang runtuh .
Kenapa marahmu seakan mendatangkan petir dan gluduk. Jderrr!!!!!!!!!!!
Kayak gak niat aja Bu ngajar , sambil ketawa .Semuanya pun ketawa terbahak bahak mereka gak nyangka puisi yang udah bagus bagus diawal kenapa akhirnya begitu.
Bu Dini langsung membuang lamunannya disaat Bu Dini tersadar bahwa Didi meledeknya ,dengan kasarnya Bu Dini berdiri .
Didiii!!!!!
"iya bu " senyum Didi .Tangan Bu Dini mengepal dan rasanya ingin memukul Didi .
"kamu tuh ya kenapa gak bener bikin puisinya ,padahal di awal Ibu itu udah mau kasih nilai bagus sekarang Ibu gak mah ngasih nilai sama kamu " bentaknya .Didi hanya tertawa dan menatap teman teman nya dan berusaha untuk gak mendengarkan ocehan Bu Dini.
"Budin saya kan diawal bagus yaudah saya masih dapat nilai setengah nya dong Bu " dengan enteng Didi meminta.
"ngapain Ibu ngasih kamu nilai yang ada Ibu cape"nyerah Bu Dini."sekarang Alisha maju ,tapi jangan kayak Didi ya "sambung Bu Dini .
Alisha jalan dengan lembut maju didepan kelas dengan wajah yang gugup dan menunduk .
Pandu tersenyum dan memperhatikan setiap detik gerak mulut yang diucapkan dari mulut Alisha.
Ku tanya pada langit ?.
Tentang jarum yang menusuk dinding hatiku.
Ku tanya pada bintang?
Tentang dimana bekas luka itu.Setetes satu persatu air mata mengalir yang kemudian mengalir bagai disungai.
Luka yang memahit hidupku.
Luka yang menggores hatiku.
Luka yang memenjarai nafasku.
Luka yang membungkam hatiku.Seisi kelas menangis terharu dengan puisi Alisha ,termasuk Bu Dini dan juga Pandu.
suara tepuk tangan bagai sebuah mini konser di angan Alisha.
Pandu merasakan apa yang Alisha rasakan , ya jelas puisi itu untuk Bimo karena dari tadi Alisha membacakan Puisi dengan manik manik mata nya yang coklat itu melirik Bimo.
"Alisha...
Dan kamu adalah luka hidupku yang membuat aku semakin ingin menyembuhkannya dengan bersama mu " Pandu membatin dengan melanjutkan puisi Alisha."bagus sekali Al"
Alisha kembali ke tempat duduknya dan disambut senyum manis yang terlukis dibibir Pandu.
"terharu gua bek ".
"lo nangis?".
"iyalah ,gua itu bayangin kalau gua teriris pisau".
"gak lucu"

KAMU SEDANG MEMBACA
Alisha
أدب المراهقينAlisha gadis biasa yang bertemu dengan Pandu seorang cowok yan memiliki sifat bertolak belakang dengannya. Tapi ada seorang cowok yang berhasil meluluhkan hati Alisha yang sekeras batu ,sedingin es . Akankah Alisha akan berlabuh p...