Anehnya buatku bahkan tidak ada yang berubah saat pertemuanku, setelah beberapa tidak berjumpa dengan Airi, kini ia mulai bercerita.
"Aku tidak pernah melarangmu untuk mencintai seseorang." Aku mau pinjam wajahmu untuk melihat wajah masa lalu, sebenarnya manakah wajahmu dari yang ku kenal cinta. Bukankah itu poin pentingnya, jawab Airi tanpa menatap wajah Cee Karol Py, sambil membenarkan tempat duduknya, Py tiba-tiba terkejut.
"Maksud kamu?"
"Kamu mau mengelak lagi. Tak perlu, tak ada pentingnya bagimu, lagi pula aku sama sekali tak menistakan kebebasanmu."
"Bukan itu, aku mungkin terlalu datar mengenai pemahaman cinta, dari sekian lelaki yang aku dekati, aku tak melihat keburukan sama sekali."
"Tapi itu tergantung dari kamu, Airi kemudian menyodorkan ponsel padanya.
"Yang mana pacaramu?
"Tanpa sepata kata keluar dari mulut Cee Karol Py, ia langsung mengangguk pasrah."
"Siapa namanya?" Tanya Airi sambil menunjuk gambar yang ada di ponselnya.
"Cee Karol Py segera memeluk Airi tanpa berharap kala ia benar-benar tidak marah padaku, sambil membisik di telinga, namanya Jerry."
"Pelukan hangat keduanya memendam rindu dari sekian bulan yang telah terlewati. Kamu tahu dari mana Airi?"
"Tidak perlulah, bukan urusan kamu aku tanya dari siapa. Ini mungkin hanya kegelisahanku padamu, tiba-tiba menghilang tanpa kejelasan yang pasti."
"Maka bunga mawar ini adalah salah satu cara untuk kita bisa saling berbagi kasih sayang. Bukan begitu?" Cee Karol Py kemudian senyum, wanginya menusuk sampai-sampai daya penciumanku tak terpatri lagi.
Aku mungkin menganggap bahwa perempuan seperti aku itu belum layak dikatakan sebagai salah satu contoh, percaya atau tidak bahwa ada seorang lelaki yang mendekatiku, Ia adalah salah satu senior di kampus.
"Kamu pasti kenal siapa dia."
"Siapa? Jawab Cee Karol Py dengan suara seperti tidak sadar, Airi sontak terkejut karena pernyataan itu. Ia melepaskan pelukannya dari Airi.
"Tapi aku harus cerita dari mana?" Jawab Airi, semalam ia mengirimi aku pesan. Tangan Airi segera meraih ponsel yang ada di hadapannya.
"hujan itu apa, selain bunyi tik tik tik di lembar daun?"
"Bagiku mungkin hujan adalah tetes-tetes rindu yang menikam punggungku sampai jarum jam terus kau ratapi". Kamu pasti mengerti maksudnya!
"Py kemudian tertawa lepas, ia ingin melepaskan suasana yang sedang kaku.
"Ia adalah pecandu kopi.
"Terus apa lagi? Tanya Cee Karol Py dengan nada penasaran."
"Aku sempat mengenalkannya dengan Ibu. Waktu itu kami tiba-tiba ketemu di tempat perbelajaan, langsung aku kenalin sama Ibu, bahkan aku mengatakan pada Ibu bahwa ia adalah calon pacarku, dengan berharap bahwa ibu akan tersenyum.""Eh malah tidak mengeluarkan efek apa-apa. Yang ada malah lelaki ini yang marah padaku. Dari kejadian itu aku merasa telah menyakitinya dengan pertemuan awal bersama Ibu."
"Satu-satunya cara aku harus berkamuflase dengan diriku, sudah beberapa kali aku mengajak ia jalan, dengan harapan kalau aku tak seperti yang ku bayangkan."
"Aku khawatir kalau ia akan jatuh cinta. Aku membaca dari gerak-geriknya, entahlah benar atau tidak. Hanya waktu yang bisa menghakimi. Tapi tak lepas bahwa keputusan ada padaku Py?" Airi kemudian diam sambil mengusap-ngusap tangannya yang sudah mulai berkeringat.
"Bagaimana kabar Ibu? Kata Cee Karol Py, sudah lumayan lama aku tidak ketemu.
"Ibuku lagi keluar kota. Perginya mendadak, karena ada pertemuan penting. Aku juga tidak tanya alasannya kenapa. Mungkin urusan kantor." Kapan-kapan ada waktu ajak aku main ke rumah kamu dong. Suara itu keluar dari mulut Airi dengan nada manja.
"Iya nanti aku hubungi kamu kalau keadaan di kampung memungkinkan untuk kita pergi."
Ada saran bacaan menarik untuk kamu Py, cerpen sains fiksi berjudul Nube Negra (awan hitam) ceritanya menarik.
"tentang segumpal awan yang tiba, dan dengan pengetahuannya mutlak, dan ia hendak memangsa bumi juga. Manusia berhasil berkomunikasi dengan awan itu dan memberitahunya bahwa ada kehidupan cerdas di muka bumi, dan ia harus pergi ke tempat lain. Tapi, manusia berkata, sebelum pergi. Bagikan semua pengetahuanmu pada bumi, karena ia begitu pandai. Pilihlah salah satu orang yang paling cerdas dan bersambunglah padanya. Si awan hitam kemudian bersambung dengan cendekiawan, akibat terkena kontak pendarahan otak yang parah. Sebelum meninggal, pada saat itu ia sedang berada di rumah sakit, seseorang memasuki kamarnya untuk bersih-bersih dan si cendekiawan berkata awan itu salah, seharusnya yang dipilih adalah tukang sapu".
Rekomendasi untuk kamu. Pokoknya menarik, dan kamu harus baca. Itu adalah sebuah karya fiksi klasik. Karya Fred Hoyle.
***
Dari pertemuan sore itu bersama Airi, seketika hatiku seperti di tumbuhi oleh bunga-bunga yang sangat banyak kemudian berguguran, ini sesuatu yang tidak adil. Itu adalah pertama kalinya berbicara tentang lelaki yang saat ini dekat dengannya. Aku sungguh masih belum memahami. Mudah-mudahan kamu tidak mara Airi.
Sambil menyambar ponsel yang ada di hadapannya. Akhirnya ada kabar, ibu mengizinkanku pulang. Bukankah bayak kerinduan saat jarak saling berjauhan. Apalagi ia adalah ibu yang hebat dalam persoalan rindu, aku tak sehebat ibu.
Besok aku akan cari tiket kapal, Cee Karol Py mengirim pesan singkat pada orang-orang di kampung. Ponselku kemudian berdering, ternyata itu adalah panggilan telpon dari Jerri. Kami sedang bersitegang karena aku langsung menceritakan bahwa aku akan pulang, ia malam tak memberi kesempatan berbicara.
"Aku melarang kamu pulang, jangan tanya kenapa?" Jawab Jerri dengan nada emosi, tunggu aku di tempatmu. Jangan ke mana-mana. Beberapa jam kemudian terdengar suara motor butut keluaran tahun 90-an, dengan suara yang keluar dari knalpot sangat tak beraturan, itu adalah, aku langsung membuka pintu. Kemudian ia langsung memeluku tubuhku, ketika kamu pulang, aku tak tahu harus butuh waktu berhari-hari hanya untuk menahan rindu.
"Salahkah jika aku memelukmu?" Itu adalah hari pertama ia memelukku rasanya damai, sejenak kemudian kami masuk kamar, aku menyewa kamar itu dengan lumayan murah karena mendesak orang tua untuk tempat tinggal yang lebih nyaman, bagiku itu adalah hal yang tidak mungkin.
Aku bawah sesuatu untuk kamu, Jerri kemudian keluar dari kamar segera masuk dengan membawa dos yang lumayan besar.
"Apa isinya? Jawab Cee Karol Py, yang mengira bahwa Jerri tak menyetujui keberangkatanku.
"Ole-ole untuk orang di kampung, isinya berbagai jenis keripik dan dan kue-kue kecil. Aku punya sesuatu yang lebih spesial kata lelaki berkumis tipis itu, sambil mengeluarkan sesuatu dari dalam tas. Itu adalah sebuah topi yang bertuliskan. "1 + 2 = Rindu". Jangan lupa di pakai ketika dalam pejalan. Aku hanya menatap ia tanpa perlu mengkhawatirkanku.
Bagiku ia benar-banar sinting, ia sempat-sempatnya membuat topi yang bertuliskan konyol. Aku membuatkan ini biar kamu tahu bahwa di setiap hari aku merindukanmu tanpa perlu memberi tahu.
Ke esokan harinya aku mengajak Airi untuk menemani aku, karena akun harus memberi tahu dia. Aku mengajak Airi untuk pergi ia malah bersikap datar padaku, bingung. Aku belum bisa. Jawab Airi sambil memegang kepala, kelihatan dari raut wajahnya, ia benar-benar tidak tertarik dengan tawaranku.
"Masih banyak yang harus ku kerjakan. Maaf ya."
"Butuh waktu berapa lama untuk menghabiskan libur? Begini saja, kalau semua pekerjaanku selesai, aku janji akan nyusul kamu ke kampung." Jawab Airi dengan memberi keyakinan agar tak Py membuatnya marah. Sekitar satu atau dua bulan, Airi kemudian menahan napas panjang.
"Tak ada alasan bagiku untuk meninggalkan rumah, tanpa harus menyelesaikan pekerjaan kecilku."
"Pertemuan kami cukup singkat. Tapi, bagiku membawa efek yang sangat panjang" Pikir Airi saat di jalan menuju rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
THEOPHILIA
RomanceApakah waktu membiarkannya harus berpikir lebih dari dua kali, hatiku tak ingin lagi berkelana, aku telah dipasak oleh beberapa rindu. Dari sekian banyak waktu untuk memikirkannya. Ia seperti resolusi segala hal akan cinta. Membentuk sel-sel rindu d...