Chapter 5

4.2K 471 16
                                    

Warning!!
16++
Selamat membaca 😘😘😘

---------------------------

Tak terasa pernikahanku dan Om tinggal menghitung hari lagi. Aku juga sudah tinggal bersama Om dirumah yang baru saja kit-- maksudnya Om beli untuk kami.

Tapi kalian jangan mengira aku dan Om akan tidur seranjang. Tapi aku dan Om tidur dikamar yang berbeda. Meskipun awalnya Om maksa untuk tidur seranjang.

Tapi aku terlanjur takut duluan. Takut terjadi hal - hal yang tidak memungkinkan sebelum pernikahan kami.

Ck, dasar Om mesum. Sudah satu jam aku berada didapurnya berkutat dengan segala macam bahan makan--

Greb..
Sebuah tangan melingkar dengan sempurnanya dipinggang kecilku. Siapa lagi kalau bukan Om pelakunya.

"Apa yang kau masak hemm ??". Tanya sambil menggesekkan hidungnya ketengkukku.

"O--Om a--pa yang Om La--kukan ??!!!". Jeritku susah payah.

Gila!!! Om emang GILA SE--KA--RA--NG!!!
Kita bahkan belum menikah tapi Om udah sering melakukan hal yang aneh - aneh. Seperti sekarang ini.

"Tenang aku tidak akan berbuat yang macam - macam padamu sebelum kita menikah". Ucapnya sambil mengacak rambutku.

Astaga!! Bisa mati beku disini bila Om terus melakukan hal yang mesum seperti tadi.

"O--Om aku---".

"Kenapa sayang ?".

Hohoho....lihatlah sekarang Om mulai panggil aku sayang. Aku ngga salah denger kan ? Aku ngga tuli kan ?

Chup!

Sebuah ciuman singkat mendarat dibibir mungilku.
Terima kasih Om udah mengembalikan nyawaku kedunia ini.

"OM!! KAU MENCURI CIUMAN PERTAMAKU!!".

"Memangnya salah ? Lagipula sebentar lagi kau akan menjadi istriku ? Akan kujamin bibirmu hanya untukku". Katanya yang kelewat santai seperti biasa.

"Tapikan kita belum resmi jadi suam--".

"Woow...sabar sayang tinggal 3 hari lagi kita akan resmi jadi pasangan suami istri". Godanya sambil menuju meja makan.

"Bukannya Om yang ngga sabaran ?". Lirihku. Kujamin semut pun ngga bakal denger ucapanku barusan.

Setelah makan malam, aku langsung menuju dapur dan mencuci semua perabotan yang tadi kugunakan untuk memasak.

"Ternyata kau pandai memasak". Ucap Om sambil berdiri disampingku. Aku hanya tersenyum bangga mendengar pujian ini.

"Biar kubantu".

"No....lebih baik Om tidur. Lagipula besok Om kan kerja ?".

"Besok hari minggu sayang".

Skatmat!!!!
Aku cuma ngangguk - ngangguk. Males juga debat sama Om yang satu ini.

"Om".

"Hmm...".

"Apa Om mencintai aku sebagai wanita Om ? Maksudku kita kan menikah karna paksaan Om, ak--".

"Lalu kau pikir aku akan mempermainkan mu seperti itu ? Jangan bodoh Hyejin...Pernikahan adalah upacara yang sangat sakral bagiku. Lagipula ini hanya terjadi sekali seumur hidup. Kalau masalah pernikahan ini atas dasar paksaan, kenapa kita tidak lebih mengenal satu sama lain ? Dengan begini aku yakin kita bisa belajar mencintai satu sama lain dengan tulus". Ucapnya sangat santai tapi tegas menurutku.

Love You Om Jisoo √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang