Chapter 4

4.4K 495 27
                                    

Jantungku terus saja berdetak kencang. Aku harap jantungku tidak lepas kendali.

Sumpah ya ini kaya mimpi. Kurasa aku belum siap ketemu calon mertua aku.

"Kita sudah sampai. Ayo turunlah". Ucap Om Jisoo yang jujur saja mengkagetkan ku. Aku diam tak bergeming sekalipun.

"Hyejin". Ucapnya yang entah bagaimana dia sudah diluar sambil memegangi pintu disampingku.

"Eeh...kenapa Om ? Kita sudah sampai ?". Jawabku gugup.

"Kau kenapa hmm ? Gugup ? Kan aku sudah katakan aku akan berada disampingmu". Ucapnya sambil menuntunku kedalam rum--

'Astaga...ini rumah atau Disney Land ? Gila besar banget'.

Aku terus melongo saat aku mulai memasukki rumah ini.

"I--ni rumah Om ?". Si empunya hanya mengangguk dan terus menuntunku kedalam.

"Mom..aku pulang". Teriak Om Jisoo. Aku hanya terdiam sambil terus mengamati isi rumah.

"Jisoo...". Ucap seorang wanita paruh baya lalu memeluknya erat.

'Apa ini calon ibu mertuaku ? Huuh...aku semakin gugup seperti ini'.

"Hey...siapa gadis cantik ini ?". Tanyanya sambil mendekat kearahku. Aku hanya tersenyum kaku dan menatap Om Jisoo yang sedang menganggukkan kepalanya. Seperti memberi isyarat padaku.

"Siapa namamu gadis cantik ?".

"Han Hyejin, tante".

"Tante ?? Panggil aku Eommonim saja". Jawabnya sambil menuntunku untuk duduk disamping Om Jisoo.

"Mom...ini calon istriku". Ucap Om sambil merangkulku. Aku hanya kaget menerima perlakuan ini.

"Astaga...benar - benar cantik". Aku hanya tersenyum dan menunduk malu.

"Hyejin...". Panggil Eommonim.

"Iya Tan-- eeh...Eommonim". Yang dipanggil hanya tersenyum.
'Pantas saja Om bisa setampan ini. Ibunya saja cantik luar biasa'.

"Apa kau siap menjadi salah satu anggota keluarga Hong ?".

"Iya Eommonim".

"Apa kau mau apa adanya menerima Jisoo ?".

"Iya Eommonim".

"Apa kau mau menikahi Jisoo dan mendampinginya hingga maut memisahkan kalian ?".

"Iya Eommonim".

"Apa kau mau memberikan cucu pada kami secepatnya ?".

'Iy--eeh apa ?!! Eommonim bilang apa ? Cucu ? Oh ayolah umurku masih 18 tahun". Aku terdiam sambil terus mengumpat.

"Hyejin ?".

"Mom...jangan berkata seperti itu pada Hyejin". Ucap Om Jisoo sambil memegangi bahu kiriku.

"Baiklah...aku akan kekamar dulu".

"Huftt...cucu ? Eommonim bilang cucu ?". aku menatap Om dengan tatapan tak percaya.

"Ya begitulah". Ucapnya santai.

"Om".

"Hmmm".

"Aku lapar".

"Oh aku lupa kita akan makan setelah ini".

"Janji Om ?".

"Tentu saja".

Saat aku dan Om berdiri tiba - tiba pintu terbuka dan nampak sesosok laki - laki paruh baya dan langsung menatapku intens.

"Jadi itu gadis yang ingin kau nikahi ?". Aku langsung menunduk. Dan dapat kurasakan ada tubuh seseorang didepanku.

Love You Om Jisoo √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang