Chapter 2

4.8K 552 28
                                    

Joshua POV

Aku kembali menatap ibuku yang sedang memandangku dengan tatapan sendunya. Jujur aku tak sanggup bila aku harus melihat ibuku seperti itu.

"Jadi...". Ibuku menggantungkan ucapannya.

"Aku pulang..". Ucap ayahku yang sudah muncul dari balik pintu.

'Ini kesempatan bagusku untuk menceritakan semuanya pada orang tuaku'. Pikirku dalam hati.

"Eumm mom..dad..".

"Iya ". Ucapnya hampir bersamaan.

"Eumm...aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian".

"Ada apa ? Apa ada masalah dikantormu ?". Ucap ayahku dengan serius.

"Aaah bukan. Urusan dikantorku sedang baik - baik saja".

"Lalu ?".

"Ini tentang pernikahanku". Jawabku lirih. Dapat kulihat mereka berdua tampak senang mendengar ucapanku.

Maklum...mereka selalu menginginkan cucu dariku. Aku hanya tersenyum kaku melihat wajah mereka.

"Jadi kapan kau akan melamar gadismu itu ?". Goda ayahku.

'Gadis ? Heol...dia hanya bocah 18 tahun yang masih duduk dikelas 2 SMA'. Pekikku dalam hati.

"Jisoo..".

"Eeh iya Dad ?".

"Jadi kapan kau akan melamarnya ?".

"Eummm secepatnya". Jawabku asal. Eeh kenapa aku menjawabnya seperti itu ? Aaah sudahlah aku ti--

"Ayah dan ibumu sudah tidak sabar untuk menggendong anak darimu".

'Oh ayolah...aku bahkan sangat keberatan bila aku harus menikahi gadis yang masih kecil'. Aku hanya tersenyum.

"Eumm sebenarnya....". Aku kembali menggantungkan ucapanku. Jujur saja aku sangat gugup sekarang. Ini lebih gugup daripada bertemu klien ditempat kerjaku.

"Apa kau baik - baik saja ?". Ucap ibuku.

"--Tidak--"eumm iya aku baik - baik saja mom".

"Apa yang ingin kau katakan Jisoo". Selidik ayahku. Aku kembali menatap mereka dan menundukkan kepalaku.

"Mom, bolehkah aku menikah dengan gadis yang jauh dengan umurku ?". Tanyaku.

Ya aku sudah tau, pasti mereka akan kaget. Dan benar saja mereka kaget mendengar ucapanku barusan. Kenapa aku langsung berkata seperti ini ? Ah sudahlah tidak penting persetan dengan keadaan ini. Yang terpenting aku bisa mendapat restu dari mereka.

Ibuku yang semula terkejut langsung merubah wajahnya lebih santai sekarang disertai senyum terbaiknya.

"Tentu saja boleh". Aku menatap wajah ibuku dengan semangatnya. Apa ini artinya ibuku menerimanya. Tapi tinggal ayahku yang belum bersuara.

"Asalkan dia bisa merawatmu". Aku membuang kasar nafasku.

'Dia saja masih belum bisa mengurus dirinya sendiri. Bagaimana dia akan mengurusku ?!!'.

"Apa ini artinya kalian merestui pernikahan in--".

"TIDAK!! Ayah melarangmu untuk menikahi gadis dibawah umur!!". Bentak ayahku. Aku yang semula terkejut langsung memasang wajah dinginku.

"Kenapa dad ?". Tanyaku tenang.

"KENAPA ?!! KAU MASIH TANYA KENAPA ?!! APA KAU AKAN MEMPERMALUKAN KELUARGAMU HAAH ?!!". Kini nadanya mulai tinggi dan aku hanya tersenyum miring.

Love You Om Jisoo √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang