Part 07

7.1K 306 2
                                    

Teriakan mu bagaikan magnet yang membuatku tidak bisa jauh darimu.
Keunikan yang ada di dirimu membuatku selalu tersenyum dengan tingkah lakumu.
Tidak perlu menjadi orang lain untuk membuat orang yang kamu cintai memiliki perasaan yang sama dengan perasaan mu.
Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan.
Jangan membatasi dirimu dengan hal hal lain yang tidak penting.
Selagi itu membuatmu nyaman maka
Lakukanlah.
Dan teruslah melangkah selagi kamu masih mampu.

***~~***

Di sebuah laboratorium Kimia. Semua siswa kelas 12 sedang sibuk mengerjakan tugas praktikum yang diberikan oleh guru. Tingkat konsentrasi mereka sangat tinggi, tidak ada suara karena semuanya benar benar fokus. Termasuk Vernon dan Bryan yang sedari tadi terus mencoba meneliti campuran senyawa yang berada di depannya.

Sementara itu diluar sana, Prysil, Raya, Nia dan Nayla sedang mengawasi apakah ada guru di luar sana yang sedang melihat tingkah mereka atau tidak. Setelah merasa aman, Prysil langsung mengambil petasan yang sedari tadi dikantonginya dan melemparnya lewat jendela ke dalam lab kimia.

Prak Prak Prak Prak Prak *anggap aja suara petasan

Siswa kelas 12 yang sedari tadi berkonsentrasi tiba tiba jadi ricuh. Suara teriakan, jeritan katakutan, dan umpatan mulai terdengar.

"Brengsek. Ini siapa yang lempar petasan begini njir" umpat Vernon

"Eh ladalah bu, ini kenapa jadi kayak gini toh neng" spontan bu lili

Sementara itu di luar sana, Prysil dan lain lainnya tertawa mendengar reaksi dari kakak kelas dan gurunya. Senyum tidak pernah luput dari bibir mereka. Bu Lili dan kelas 12 yang sedari tadi melihat mereka tertawa kini yakin 100% bahwa merekalah penyebab kekacauan ini.

"Hei kalian. Jadi ini perbuatan kalian. Awas kalian ya. Tunggu pembalasan ibu." Teriak Bu lili mendekati Prysil dan yang lain.

"Guys. Kayaknya kita dalam masalah nih. Gua itung sampai tiga. Ntar kalau udah tiga kita lari. Ok" kata Raya panik

Yang lainnya hanya mengangguk paham.

"Satu"

"Dua"

"Lah eh kok kalian ninggalin gua sih. Jahat amat. Tungguin dong woi" teriak Raya mengejar temannya.

"eh mau kemana kalian. Awas ya. Saya akan laporin kalian ke guru Bk" teriakan bu lili menggelegar di koridor lantai 2.

Hosh hosh hosh hosh

Suara deru napas mereka masih terdengar. Keringat dingin mengalir di kening mereka.

"Eh kok kalian ninggalin gua sih" ucap Raya kesal

"Habis lu kelamaan ngitung nya sih. Nanti bukannya kabur malah keburu dijewer sama bu lili" Balas Prysil

"Lagian lu tadi kagak ngitung kan. Gara gara si doi lu ada di sana lu jadi ngitungnya lembek gitu." Cibir Nayla

"Bener tuh. Lu mah Ray maunya pacaran mulu" sebal Nia.

"Cijh. Kayak lu ngak aja. Lu juga tadi gua liat kode kodean gitu sama Kak Bryan. Apa?" sewot Raya.

"Enak aja. Gua tadi kagak kode kodean kali. Gua itu tadi kena marah. Lu ngak liat apa matanya Bryan udah kayak mau lompat dari tempatnya." Balas Nia tak kalah sewot.

Nayla maupun Prysil yang mendengar perdebatan keduanya hanya memutar bola matanya jengah. Yang harus mereka pikirkan sekarang adalah kabur. Sebelum mereka diseret ke ruang bk.

Bad Girl ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang