Part 21

4.5K 199 2
                                    

Budayakan vote sebelum membaca

~BadGirl~

"Kalian beneran marah sama gue?" Tanya Prysil meyakinkan

"Menurut lo?" Sewot Nia

"Temen kayak lo itu ngak pantas dipelihara. Pantasnya dibuang jauh-jauh" Bentak Nayla mengundang tatapan dari setiap penghuni kantin

"Kalau perlu dibuang ke tengah laut. Atau ngak ke neraka. Orang kayak lo itu ngak pantas hidup di dunia ini." Timpal Raya menekankan

"Hidup lo" Nia menunjuk tepat di depan manik mata Prysil "Hanya membuat orang yang berada di sekitar lo sengsara. Dasar Bangsat. Damn it" Prysil tersungkur ke belakang ketika Nia mendorong bahunya keras.

"Lo semua kenapa pada jahat sih sama gue. Kalian lebay tau ngak. Masalah sepele gini aja kalian dibesar-besarin segala." Teriak Prysil

"Cihh. Jahat? Bhaks. Jahatan mana sama gue atau lo hah?" Bentak Nayla geram

"Lebay? Bullshit. Lebay an mana sama orang yang lebih milih pacar dibanding sahabat? Hm?" Tanya Raya tersenyum sinis

"Masalah sepele lo bilang? Ck. Amazing. Orang kayak lo emang ngak pantas hidup. Ngebedain antara masalah sepele sama masalah yang NGAK sepele aja ngak bisa! Hebat" Nia bertepuk tangan sambil sesekali tertawa hambar yang terdengar begitu menakutkan bagi Prysil dan Para penghuni kantin.

"Cukup. Lo pikir gue ngak punya batas kesabaran? Lo pikir gue ngak bisa balas kalian? Hah?" Teriak Prysil frustasi. Sosok devil dalam dirinya sudah terbangun.

"Ngak! Dan Ngak akan Pernah! Gue udah bela-belain minta maaf sama kalian dan kalian? Ck! Kalian malah membesarkan masalah." Kini giliran Prysil yang tertawa hambar

"Gue ngak sebego yang kalian kira. Dan gue bisa membedakan mana yang masalah sepele dan mana yang bukan!~" Ucapan prysil terpotong

"Banyak bacot lo anjing." Umpat Nia dan berlalu pergi

"Minggir. Gue mau minggat" Nayla ikut pergi dari kantin

"PABO" bisik Raya tepat ditelinga Prysil sebelum ikut berlalu.

Kini Prysil ditinggal sendiri. Bel yang memang berbunyi sedari tadi membuat para penghuni kantin meninggalkan area kantin dan menuju ke kelasnya masing-masing. Mata Prysil sempat menangkap sosok Lion yang sedari tadi melihatnya. Namun ketika Prysil menoleh, Lion melanjutkan langkahnya menyusul teman-temannya.

Prysil tersenyum kecut. Bahkan di dunia ini tidak ada seorang pun yang bisa dipercayai.

"Kasihan. Ditinggal temen hm?" Rose datang menghampiri Prysil dengan senyum mengejek

"Makanya kalau jadi orang itu yang kaleman dikit. Jangan kayak preman pasar" lanjut Rose

"Dunia ini emang adil. Ditinggal 4 orang yang berharga sekaligus dalam hidup lo. Sakit kagak? Sakit kan? Songong si lo jadi orang" tambah Rose berkacak pinggang.

Prysil mengangkat tangannya lemas. Dengan pelan dia duduk di kursi dan meletakkan tangannya di meja. "Tinggalin gue sendiri" ucap Prysil

"Dasar keras kepala. Masih untung gue mau nemenin lo setelah lo ditinggal. Eh ini malah ngusir. Dasar ngak tau malu" cibir Rose

"Rose. Please. Gue lagi ngak mood buat debat sama lo. Tolong tinggalin gue sendiri. Gue mohon" lirih Prysil. Nada suaranya dipenuhi sarat atas keputus asaan. Membuat Rose merasa empati dengan keadaan Prysil. Akhirnya dengan berat hati, Rose meninggalkan Prysil sendiri. Jangan salah. Gini-gini Rose masih mempunyai hati nurani.

Sebenarnya Prysil tidak menyukai situasi ini. Situasi ketika dirinya ditatap dengan sorot mata kasihan dari berbagai belah pihak. Membuatnya merasa menjadi orang terpuruk yang ada di dunia ini. Miris memang. Namun itulah hidup.

Bad Girl ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang