Extra Part

4.9K 133 14
                                    

Vomment😘

****

Pranggg

Lagi lagi terdengar suara pecahan vas yang entah sudah keberapa. Prysil yang sudah kewalahan mulai mengumpat kesal melihat kekacauan yang terjadi di ruang tamunya. Jika digambarkan mungkin seperti kapal pecah. Bahkan lebih buruk.

Kertas dimana mana, mainan robot, mobil mobilan, boneka, sepeda, kursi, dan segala macam mainan lainnya berserakan. Tak lupa dengan vas bunga yang tergeletak dengan pecahan nya. Prysil meringis melihatnya, takut jikalau mengenainya.

Sementara itu dua anak kembar, terlihat berlarian kesana kemari dan melemparkan semua benda yang berada di jangkauannya untuk menghindari satu sama lain.

"Lia, Ziam udah dong nak. Mami baru aja rapihin semuanya, masa kalian udah berantakin lagi. Emang kalian ngak kasihan sama mami. Mami juga kan capek nak" Prysil memijit pelipisnya pusing

Pernikahannya dan Lion sudah berjalan 5 tahun. Dan anaknya sudah berusia 3 tahun lebih beberapa bulan sekarang. Tapi tingkahnya sangat hiperaktif. Ia melahirkan 2 anak kembar. Yang pertama yaitu Ziliam Davinson Leonard. Seorang anak laki laki yang sangat hiperaktif dan selalu mengganggu adiknya. Ia baru akan selesai mengganggu adiknya jika ia berhasil membuat adiknya menjerit jerit meminta tolong. Meski demikian, ia akan sangat bersalah jika adiknya menangis.

Yang kedua bernama Liana Aldianinda Leonard. Hiperaktif namun tidak terlalu seperti Ziam. Manja dan Keras kepala. Ia tidak gampang menangis. Jika dijahili Ziam ia hanya akan menjerit jerit dan melempar kan semua benda benda ke arah Ziam. Ia cukup sensitif dan tidak suka dengan orang yang baru dikenalnya.

Lia berlari ke arah Prysil dan memeluknya erat "Mami lihat ziam" adunya sambil menunjuk Ziam yang tersenyum jahil

"Ziam udah dong. Kamu jahil banget sih. Liat nih rumah jadi berantakan gara gara kamu" omel Prysil lelah

Ziam mendekat dan duduk di depan Prysil "Kok Ziam sih mi. Kan yang berantakin itu Lia bukan Ziam"

"Tapi kalau Ziam ngak ganggu Lia. Lia ngak bakal gini kok mi" Lia memasang wajah memelasnya

"Udahlah Ziam. Cewek itu selalu benar. Apalagi dia adikmu. Jadi ngalah aja ya" Prysil mencoba membujuk Ziam. Karena ia tahu Lia sangat keras kepala. Dan perdebatan ini tidak akan berakhir jika Ziam tidak menyerah. Karena dapat dipastikan Lia tak akan mengalah.

"Iya Ziam ngalah" Ujarnya pasrah

"Mami mami" Lia menarik kerah baju Prysil "Apa sayang?"

Lia mengeluarkan cengirannya "Lia mau ke tempat papi"

Prysil menghela napas. Dan tentu saja ia akan menurutinya. Salahnya sendiri dari awal sudah memanjakan Lia dan menuruti semua permintaan Lia. Untungnya Lia tak pernah meminta yang aneh aneh. Patut disyukuri.

*

Kini Prysil dan kedua anaknya sedang berada di dalam mobil dengan supir pribadinya. Prysil sengaja duduk di pertengahan antara Lia dan Ziam untuk mencegah terjadinya perkelahian.

Prysil bersandar dan memejamkan matanya sejenak "Lia ngak mau gitu ubah tujuan yang awalnya ke rumah sakit buat lihat papi jadi ke mana gitu. Ke taman kek atau ngak kek cafe atau ke zoo"

Lia menatap mami nya mengerjap ngerjap sambil menggelengkan kepalanya kekeuh "Ngak mau. Lia maunya ketemu papi. Lia ngak mau ke taman kalau papi ngak ikut. Titik" Lia tetap berkeras kepala

Prysil membuka matanya dan menatap Lia lekat "Tapi sayang, mami kan bosan di rumah sakit mulu. Mami udah mati matian ambil cuti di rumah sakit buat keluar bareng kalian. Tapi akhir akhirnya ke rumah sakit juga." Prysil mengeluarkan curahan hatinya

Lia mendengus kesal "kalau gitu mami ngak usah ambil cuti" katanya sambil memamerkan giginya

"Auah. Lia anak siapa sih" kesal Prysil

"Anak Papi Lion" jawab Lia

"Ziam anak siapa?" Prysil beralih menanyai Ziam

Ziam mendongkakkan kepalanya menatap Prysil "Anak mami dong"

Prysil tersenyum puas "Pinter anak mami"

***

Lion tengah sibuk mengurus pasien di ICU. Napasnya sudah ngos ngosan akibat berlarian kesana kemari untuk menangani pasien. Dan sekarang ia mendapat panggilan melakukan operasi Jantung. Untungnya tertunda karena keluarganya belum menyetujui.

"Profesor" Lion berbalik "Iya kenapa?"

"Ada pasien VVIP yang butuh tanganan medis. Kami mendengar code blue dari kamar VVIP itu. Tapi dokter yang menanganinya sedang keluar makan siang" Lion mengangguk mengerti mendengar penjelasan perawat di depannya.

Lion berlari ke ruangan setelah sebelumnya menanyai nomor ruangannya. Sebenarnya ia bisa saja menyuruh dokter lain dan beristirahat di ruangannya. Secara kan ini rumah sakit milik mertuanya. Dan ia sudah menjadi direkturnya sekarang dengan gelas Professornya. Tapi karena ia masih senang dengan kegiatannya yang seperti dokter petugas ICU sebelumnya. Ia jadi terbiasa.

Ceklekk

Pintu terbuka dan Lion langsung membelalakkan matanya melihat Reza terbaring lemah disana. Di ruangan itu juga ada Vernon, Raya, Nayla, Nia, dan Darrel.

"Reza sakit apa? Terus sejak kapan masuknya kok gue ngak tau?"

"Dia masuknya tadi malam pas lo udah balik. Makanya lo ngak tau" jawab Vernon

"Kondisinya parah?"

Nayla memutar bola matanya "Yang dokter kan lo, masa pake nanya segala. Kita mana tau"

"Kalau dilihat si baik baik aja. Ini pasti karena kekurangan darah. Gue saranin, sebaiknya lo nuntut suami lo buat tidur cepat dan jangan kecapean." Lion mulai menasehati Nayla

"Iya dokter"

"Papiii" tiba tiba terdengar teriakan anak kecil dari arah pintu.

Lion berbalik dan mendapati Lia, anaknya dengan senyuman lebarnya "Eh anak Papi ngapain ke sini? Bukannya mau jalan jalan?" Lion menunduk dan menggendong Lia yang mendekatinya

"Lia maunya sama papi" jawab Lia menggemaskan

"Lia kamu itu ngak bisa dibilangin ya. Mami sama Ziam kan udah bilang tungguin dulu karena mami sama Ziam mau ke ruangan dulu. Ini malah ngeyel" Prysil memasuki ruangan dengan menggerutu kesal

"Anak lo keras kepala Syil. Persis kayak lo. Manja pula." Sergah Vernon

"Hooh. Bedanya anak lo ngak cengeng. Mami nya cengeng. Hhaha" Nia menimpali

"Apaan sih kalian mah jahat. Btw suami lo kenapa Nay?" Prysil beralih menanyai Nayla

"Anemia Syil" jawabnya "Ziam sini sini" Nayla mendekati Ziam

Ziam pun mendekat sambil mencium pipi Nayla "Tante Kinan mana?" Tanyanya polos

Nayla mencolek colek pipi Ziam "Ciee nyariin Kinan. Emang kenapa hm? Kangen sama Kinan?"

Ziam mengangguk "Lia kalau digangguin bikin ruangan berantakan. Kalau Kinan ngak. Ziam suka Kinan karena Kinan sabar tante. Ngak kayak Lia" Ziam menunjuk Lia sambil menjulurkan lidahnya

"Anaklo kayaknya doyang sama Anaknya Nayla Syil" Ucap Raya sambil tertawa kecil. Takut kalau mengganggu pasien.

"Terserah lah sama anak gue. Palingan ntar kalau udah gede ngak suka lagi"

Selesai

Kependekan ya😂
Gue ngak tau mau ngetik apa
Otak serasa blank pas ngetik

Bad Girl ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang