Part 33 (End)

6K 216 10
                                    

PRYSIL POV

Tarik napas. Hembuskan. Tarik napas. Hembuskan. Gue udah kayak orang mau melahirkan. Dikit dikit tarik napas. Dikit dikit dihembuskan lagi. Atagfir😂

Gue dan Raya naik ke atas panggung pementasan. Gue lihat Raya mulai mengambil alih piano sementara gue mengambil alih mic.

Raya mengangkat alisnya tanda bertanya kapan dimulai. Dan gue mengangguk disertai dengan hembusan napas pelan.

Jari jari Raya menekan tuts piano dengan baik. Sementara gue mulai menyanyikan salah satu lagu yang saat ini sedang tren dikalangan remaja galau😂

Yang, kemarin ku melihatmu
Kau bertemu dengannya
Ku rasa sekarang kau masih
memikirkan tentang dia

(Mata Prysil terus melihat ke arah Lion. Dibenaknya terputar saat ia melihat Lion dan Fina di rumah sakit dan di taman)

Apa kurangnya aku didalam hidupmu
Hingga kau curangi aku

(Mata Prysil berkaca kaca. Air matanya ingin menetes. Namun ia menahannya sekuat yang ia bisa)

Katakanlah sekarang Bahwa kau tak bahagia
Aku punya ragamu Tapi tidak hatimu
Kau tak perlu berbohong
Kau masih menginginkannya
Ku rela kau dengannya
Asalkan kau bahagia

(Air mata Prysil menetes. Tak dapat ditahan lagi. Bohong kalau ia rela Lion dengan Fina asal Lion bahagia)

Yang...
ku rasa sekarang kau masih
Memikirkan tentang dia
Apa kurangnya aku didalam hidupmu
Hingga kau curangi aku

(Baik Lion maupun teman teman Prysil, mulai bingung dengan air mata Prysil. Bohong kalau Lion tidak khawatir dengan keadaan Prysil)

Katakanlah sekarang Bahwa kau tak bahagia
Aku punya ragamu Tapi tidak hatimu
Kau tak perlu berbohong Kau masih menginginkannya
Ku rela kau dengannya Asalkan kau bahagia

Katakanlah sekarang Bahwa aku tak bahagia
Aku punya ragamu Tapi tidak hatimu

Kau tak perlu berbohong
Kau masih menginginkannya
Ku rela kau dengannya
Asalkan kau bahagia
Asalkan kau bahagia

~Armada. Asal kau bahagia

~

Awalnya suara gue bagus. Meskipun saat gue menangis sekalipun. Namun saat gue melihat sorot mata Lion yang seolah olah merasa iba dengan keadaan gue saat ini. Tiba tiba saja suara gue ngak bisa dikondisikan lagi.

Setelah selesai, gue langsung turun dari panggung dan berlari keluar ruangan pentas. Namun, Lion tiba tiba saja mencekal lengan gue dengan sangat erat. Gue udah coba lepasin. Tapi makin gue coba, cekalan Lion semakin erat hingga rasanya lengan gue udah memar memar.

"Lepasin" kata gue susah payah.

"Lo kenapa nangis?" Tanya Lion

"Bukan urusan lo" gue menghapus air mata gue.

"Urusan lo urusan gue juga" ck.

"Selama ini lo kemana?" Tanya gue balik

"Bukan urusan lo" jawabnya. Pret. Giliran urusan gue urusannya dia juga. Tapi urusannya dia? Bukan urusan gue gitu?

"Jadi menurut lo. Urusan gue urusan lo. Dan urusan lo bukan urusan gue? EGOIS TAU NGAK LO" kata gue kesal.

"Lo kenapa sih syil? PMS?" Tanya lion.

"Apa urusan lo hah? Selama ini gue sakit dan lo ngak pernah tau itu kan lee? Iya kan?" Kata gue miris

"Gue ngak tau kalau lo sakit. Dan lo juga kan tau akhir akhir ini gue ada di Bandung jagain oma yang lagi sakit" wow. Masih bisa ngeyel dia.

Bad Girl ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang